10

910 37 3
                                    

Kicauan burung pagi itu meriuhkan suasana kampus yang tampak sepi. Cahaya mentari pun masih tampak redup, entah apa yang membuat Tifa datang ke kampus se-pagi ini. Pukul 06.55 Tifa duduk seperti biasa di depan kelas nya. Berbeda seperti hari-hari sebelumnya yang ditemani oleh sebuah buku, pagi ini Tifa memilih untuk melantunkan ayat-ayat suci yang sudah tertera pada ponsel nya itu sembari menunggu dosen nya datang. Terdengar suara nya yang merdu itu membaca ayat demi ayat dari surat Ar-rahman, surat kesukaan nya Tifa.

"Fabiayyia laa irabbikuma..."

"Tifa.."

Sontak bacaan Tifa kala itu terputus karena terdengar suara seseorang memanggil nama Tifa. Tifa mendongakkan kepala nya menatap seseorang yang baru saja mengucapkan nama nya itu

"Shadaqallahul 'adzim.." Tifa menutup bacaan nya dan mematikan layar ponsel nya

"Bu Hera? Silahkan duduk Bu!" Ucap Tifa kepada seseorang tadi yang diketahui adalah Bu Hera. Kemudian Tifa memindahkan sedikit tubuh nya memberikan tempat kepada Bu Hera untuk duduk disamping nya

"Maaf nak kalau Ibu mengganggu" Ucap Bu Hera sambil merebahkan badan nya di samping Tifa

"Ga apa-apa kok Bu" Jawab Tifa sambil mengeluarkan senyum indah nya

"Gini nak, Ibu mau bilang bahwa pemandu yang akan menemani kamu sama Zaki ke Swiss nanti kaya nya ga bisa berangkat minggu depan. Beliau ada keperluan bisnis di Jepang" Ucap Bu Hera sambil menatap fokus mata Tifa

"Ah, te..terus kami ga jadi berangkat minggu depan gitu Bu?" Ucap Tifa seraya menatap Bu Hera dengan mata penuh nya

"Tenang Tifa, Ibu udah cari pemandu lain kok untuk kalian" Balas Bu Hera dengan senyum kecil di bibir nya

"Wah, syukurlah kalau begitu Bu" Ucap Tifa sambil memejamkan mata lalu mengelus-elus dada nya lega

"Kamu mau tau ga siapa orang nya?" Ujar Bu Hera sambil menaikkan sebelah alis nya

"Emang siapa Bu? " Tanya Tifa sambil menatap gerak-gerik mulut Bu Hera. Sepertinya kata-kata Bu Hera tersebut berhasil membuat Tifa penasaran

"Arga Renanda" Jawab Bu Hera singkat

"Aaa..apaa? Arga Bu?" Ucap Tifa dengan mata nya yang kini melotot seakan tak percaya pada apa yang baru saja di dengar nya

"Iya Arga! , Jadi Papa nya Arga itu keturunan Swiss, Arga dan keluarga nya pernah tinggal di Swiss selama 8 tahun dari umur Arga 10 sampai 18 tahun. Arga udah tau tempat-tempat atau daerah-daerah yang ada di Swiss, makanya Arga Ibu pilih untuk menggantikan pemandu kalian yang kemarin itu" Jelas Bu Hera

"Wah, hebat juga ternyata si Arga" Gumam Tifa dalam hati sambil mengalihkan pandangan nya ke bawah

"Tifa.." Ucap Bu Hera sambil menepuk ringan paha Tifa yang membuat Tifa terkejut dan membuyarkan lamunan nya

"Eh, Iya Bu" Jawab Tifa spontan

"Kok malah bengong sih, gimana? Bisa kan?" Ujar Bu Hera

" Ah, bisa kok Bu bisa" Ucap Tifa sambil mengangguk-anggukkan kepala nya

"Baiklah kalau begitu Ibu permisi dulu ya nak" Ucap Bu Hera sambil menyandangkan tas branded nya di bahu kanan

"Ah iyaya Bu" Jawab Tifa seraya tersenyum lepas

Bu Hera meninggalkan Tifa dan mengarahkan kaki nya itu ke arah kanan Tifa, tampak Tifa memperhatikan langkah kaki Bu Hera yang mulai menjauh

"Oh, jadi kamu sama Zaki mau ke Swiss gitu?" Ucap seseorang yang berasal dari arah kiri Tifa. Sontak suara itu membuat Tifa langsung mengalihkan pandangan nya kepada seseorang tersebut

Cinta Dalam IstikharahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang