Malam hari di kediaman Chelsea
"Chat ga ya..." kata Chelsea yang sedari tadi mengotak-ngatik ponsel nya ga jelas sambil mondar mandir di seputaran balkon lantai atas, kamar nya
"Tapi, kalo nanti aku dicuekin gimana dong" Sambungnya sedikit ragu lalu bergerak memasuki kamar nya kembali dan kemudian merebahkan badan nya di atas kasur. Chelsea harus berfikir berulang kali hanya untuk mengirimkan sebuah pesan kepada Zaki.
-10 menit kemudian-
"Yaudah deh gak papa coba aja"
Chelsea pun bangkit dari tidur nya dan memutuskan untuk memulai obrolan dengan Zaki
-Chelsea message-
" malam Zaki""Aduh, balas dong balas" Gumam Chelsea yang mengharapkan balasan dari Zaki sambil memejamkan kedua mata nya
Malam, adalah me time nya Zaki untuk membaca
Disela-sela bacaannya, Ponsel Zaki tiba-tiba bergetar
Drrrrtttt drrrrrttt....
Zaki langsung mengecek ponselnya
"Siapa nih, nomor masuk" Ujar Zaki kebingungan setelah menatap layar ponsel nya. Ia pun menggerakkan tangan nya lalu mengetik beberapa kata untuk melepaskan rasa penasaran nya. Kemudian Zaki meletakkan kembali ponsel nya disamping paha nya dan melanjutkan bacaan nya
Drrrrrttttt drrrrtttt.....
Handphone Chelsea bergetar dan menandakan ada pesan masuk. Chelsea langsung membuka kembali kedua matanya dan menatap layar ponsel nya kala itu
Dan benar, 1 balasan dari Zaki
Jantung Chelsea kini berdetak dua kali lebih kencang saat membaca balasan dari Zaki itu
-Zaki message-
"Siapa?""Eh, dia balas hihi.
Ya tuhan... makasih ya tuhan..."
Kata Chelsea sambil lompat-lompat kegirangan di atas ranjangnya.
Tanpa menunggu lama Ia pun langsung membalas nya-Chelsea message-
"Ini aku Chelsea, temannya Radit yang di perpustakaan tadi" Entah kenapa tangan Chelsea tiba-tiba bergetar saat membalas pesan dari ZakiZaki kembali menerima pesan dan mengalihkan perhatian nya kembali pada ponsel nya.
"Chelsea?" Gumam Zaki seraya mengingat kembali wajah-wajah yang hadir di perpustakaan tadi pagi
Flashback on
Zaki POV
Mata ku menyapu setiap wajah yang hadir di hadapan ku kala itu. Ku lihat ada dua orang gadis yang sedang duduk bersama Radit kala itu. Ku perhatikan satu per satu wajah gadis tersebut. Pertama mata ku tertuju kepada sosok gadis dengan kerudung biru muda menyelimuti kepala nya itu, wajah oval, bibir nya yang mungil dan mata nya yang belok itu menatap ke arah ku. Kemudian ku alihkan mata ku untuk menatap gadis disebelah nya, rambut hitam nya yang panjang, hidungnya yang mancung dan bola mata nya yang hitam pekat itu sedang menatap ku sambil tersenyum genit. Entah apa yang sedang difikirkan wanita berbibir tipis itu, segera ku alihkan wajah ku dari tatapan tak seronoh tersebut kemudian ku balikkan badan ku dan ku langkahkan kaki ku menuju ke arah pintu
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Istikharah
RomansaManusia boleh merencanakan, Allah yang menentukan