Your Girlfriend

363 15 0
                                    

     Malam harinya Revan jenuh di rumah, setengah tujuh ia pamit keluar pada mamanya. Dan sekitar pukul tujuh kurang seperempat ia sudah sampai di sebuah cafe yang tak terlalu ramai. Menyalakan laptopnya sembari menulis story yang belum selesai semalam sembari meminum iced taro latte. Sekitar lima belas menit Revan sibuk dengan dunianya, ada panggilan masuk ke ponselnya, Yusuf.

"Hallo Cup"

"Hallo Van, lagi apa lo?"

"Nyantai aja. Gimana?"

"Lo lagi di rumah?"

"Nggak, gue lagi keluar"

"Sama siapa? Di mana?"

"Sendiri, di cafe Xxxxx Xxxx"

"Oh, boleh gue ke situ?"

"Silahkan. Nggak ada larangan lo dateng"

"Oke, gue otw sekarang"

"Siap" dan panggilan berakhir. Mood Revan sudah lebih baik dari tadi siang, sehingga dia tak meledak-ledak dan lebih terkendali. Sekitar lima belas menit, Yusuf sampai di cafe tersebut. Dia duduk di hadapan Revan dan memesan ice moccacino

"Sebelumnya kalau lo kesini buat bahas game konyol lo sama Dio, gue bakal langsung balik detik itu juga" Revan berkata agak sinis tanpa menatap Yusuf

"Oke Van.. gue nggak akan bahas itu. Gue cuman mau nemenin lo malam ini" Yusuf berkata lirih

"Ya udah, terserah lo aja Cup. Mood gue lagi nggak stabil" Revan masih fokus ke layar laptopnya

"Iya gue paham kok, gue juga salah" sembari mengaduk minumannya

"Mau lo sebenarnya apaan sih Suf? Lo itu wakil ketua OSIS, cakep, populer. Gue cuman bocah biasa. Nggak usah rebutin gue" Revan menutup laptopnya

"Kalau gue nyaman sama lo gimana?"

"Ya nggak papa"

"Jadi kita baikan?"

"Asal lo nggak aneh-aneh aja"

"Btw... emang lo bener-bener 'itu'? " Sembari memberi kode

"Iya, kenapa?" Revan paham maksud pertanyaannya

"1o?" menatap Revan agak jahil

"Ya gue nyaman sama dia karena udah terbiasa sama dia. Tapi dia straight, dan nggak mungkin juga gue jadian sama sahabat gue" ucap Revan sembari menghela nafas panjang

"Kalau dia suka sama lo?"

"Lo gila apa? Nggak mungkinlah.... Dan gue juga males berharap yang nggak jelas. Jadi sahabatnya aja udah syukur"

"Dan kalau gue mau deket sama lo, boleh?"

"Silahkan, gue nggak pernah nolak buat berteman atau lebih. Cuman ya emang gue agak males aja nyari temen. Intinya kalau lo mau stay ya silahkan. Kalau lo nggak mau deket gue dan anggap gue aneh, ya itu hak lo"

"Ya udah kalau gitu kita ulang perkenalan pertama kita. Hallo gue Yusuf Ardiansyah, salam kenal" sembari mengulurkan tangannya

"Hai gue Revanka Hernandez, salam kenal juga" sembari bersalaman. Saat Revan dan Yusuf sedang mengobrol di dalam kafe, Dio yang tak sengaja ingin mampir ke cafe tersebut melihat sahabatnya dan Yusuf sedang sangat akrab, Dio pun mengurungkan diri untuk masuk dan dia segera kembali ke parkiran dengan rasa yang bercampur aduk. Tak sengaja dia menabrak seseorang

'Brugh!!'

"Aw.." gadis itu merasa sakit di lengan kirinya

"Maaf aku nggak sengaja" Dio merasa bersalah

I Love You, My BromanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang