Esok paginya Revan bangun lebih pagi dari biasanya, dia yang biasanya jarang ngobrol dengan mamanya saat pagi, kini sedang berbincang ringan sebelum mamanya berangkat
"Mama mana kak?" Gilbert bertanya setelah selesai mandi
"Baru aja berangkat, tuh dari mama" menunjuk uang saku Gilbert yang diletakan di atas meja
"Lo tumben mas jam segini udah siap? Ada angin apaan lo?" Sembari melihat kakaknya yang sedang membuat roti tawar
"Nggak papa kok, cuman mau berangkat cepet aja"
"Lo bareng kak Dio?" tanya Gilbert sembari mengami uang sakunya
"Nggak. Gue berangkat sendiri"
"Tumben banget"
"Paling dia jemput pacarnya" Revan sedang mengisi botol minum
"Lho? Dia udah punya pacar? Kok aku baru tau?" Gilbert penasaran
"Nggak usah kaget dek, gue aja baru tau semalam pas di cafe"
"Hah? Gue kira lo semalem jalan bareng Dio"
"Nggak, gue nongkrong sendiri. Terus temen gue dateng. Lha nggak lama setelah itu Dio dateng bareng ceweknya" ucap Revan santai sembari mengecek kembali isi tasnya
"Lo tau ceweknya siapa?" tanya Gilbert masih penasaran
"Tau, wong dia anak kelas sebelah, anak IPS 2, makanya gue tau. Ya udah pake baju dulu sana terus sarapan sebelum berangkat. Gue mau berangkat dulu" berjalan meninggalkan Gilbert
"Gila lo, masih jam enam lebih sepuluh menit. Mau buka gerbang lo?"
"Gue naik trans, jadi mau berangkat cepet"
"Motor lo?"
"Tuh di garasi. Kunci sama STNK-nya ada di meja gue kalau lo ntar siang mau pake"
"Oke mas... ati-ati di jalan"
Di perjalanan Revan hanya menyandarkan kepalanya di jendela sembari mendengarkan musik dan memandangi suasana kota yang mulai ramai. Sekitar setengah tujuh ia sudah berjalan menyusuri koridor kelas, dia sempat bertemu Wenda dan Desky
"Weew... tumben banget lo jam segini jalan sendirian, biasanya ada yang ngawal" Wenda membuka percakapan
"Apaan sih Wen... iseng aja lo"
"Lo kok jalan dari depan? Nggak bawa motor lo?" Desky penasaran
"Nggak, males gue bawa motor"
"Lo tuh punya motor kebanyakan dianggurin tau nggak" Desky bingung dengan kebiasaan Revan
"Lha? Suka-suka gue dong. Mama gue aja kagak masalah tuh motor mau nganggur atau mau gue pake. Kok lo bingung" Revan mulai nyolot
"Ya kan kalau lo bawa motor, kita bisa kongko dulu setelah balik" ucap Desky yang mengamati temanya ini, dan sepertinya dia sedang nggak bagus moodnya
"Dasar anak hitz, inget lo tuh ketua PMR. Nggak usah kebanyakan nongkrong lo" Revan menceramahi kawannya itu
"Ya suka-suka gue dong, kan nggak tiap hari juga kumpul kalo nggak ada event" kini Desky yang mulai misu-misu nggak jelas
"Nah sama kan berarti" Wenda ikut nimbrung
"Tuh dengerin sekertaris lo"
"Kok lo nggak dukung gue Wen" Desky sewot
"Lagian kalau mau nongkrong, kan tinggal nebeng lo. Lo selalu bawa helm dua kan? Dan tiap pagi nganter kakak lo dulu ke kantornya" Wenda menjelaskan opininya
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, My Bromance
Fiksi RemajaWARNING... BERISI KONTEN YAOI. HANYA UNTUK FUJO, FUDAN DAN YANG ANTI HOMOPHOBIC. HANYA SEKEDAR KHAYALAN... JIKA SUKA SILAHKAN BACA. KALAU TIDAK SILAHKAN TINGGALKAN... Bercerita tentang kehidupan Revanka Hernandez dan percintaannya yang absurd...