*06.15 pagi hari berikutnya*
Dio baru saja memarkirkan motor CBR yang biasa dipakai ayahnya.
“Lho? Lo ngapain Gil jam segini udah diluar rumah?” Tanya Dio pada Gilbert, dia ini adik dari Revan yang sekarang kelas 3 SMP
“Lagi nunggu temen, mau ke pantai. Kakak ngapain jam segini udah kesini? Mau ngajak kak Revan?”
“Iya, dia yang ngajak pergi kemarin. Dia udah bangun?”
“tadi jam setengah lima udah, cuman minum susu dan balik ke tempat persemayamannya”
“Lo pikir kakak lo mayat? Dibilang bersemayam”
“Lha? Lagian kalau libur ngebonya kebangetan”
“Ya udah gue bangunin dulu. Nenek ada di rumah?”
“Pergi ke tempat tante dari kemarin sore, ntar kalau mau pergi tolong dikunci ya gue berangkat dulu, dan titip bangkai kakak gue ya bang Dio” sembari berlari menghampiri temannya
“Woke, biar gue yang urus” dan Dio masuk ke dalam rumah dan langsung menuju kamar Revan, terlihat sang empunya sedang asik bermimpi sembari memeluk guling kesayangannya
“Hadeh… kebiasaan ya lo Van, lo yang ngajak tapi lo yang masih molor” sejenak Dio mengamati wajah Revan dari dekat, wajah yang damai saat tidur, hidung mancungnya, rambutnya yang berantakan dan deru nafasnya yang membuat nyaman.
Tak disangka Revan berubah posisi dan membuat dia merangkul Dio yang posisinya sudah sangat dekat dengannya hingga kepala dio berada di atas dada Revan
“Hoaaam…. “ Revan menguap sembari kesadarannya mulai kembali
“Heh!!! Lo ngapain di atas badan gue?” Terlihat Revan agak shock dan mukanya sedikit memerah
“Harusnya gue yang ngomong, lo itu tidur atau ngapain sih? Sampai tangan lo bisa ngerangkul gue”
“Eh? Masak sih?” Sekarang dia yang bingung sendiri
“Udah ah cuci muka sana, gosok gigi dan siap-siap. Nafas lo bau susu tau nggak. Gue tunggu di depan tv, lima belas menit nggak kelar bakalan gue tinggal” dan Dio meninggalkan Revan sembari menuju ke ruang TV
“Diiiooo…. Awas ya lo” ucap Revan sembari beranjak ke kamar mandi
“Berisik Van… buruan sana siap-siap”
Sekitar lima menit Revan di kamar mandi, dan dia kembali membawa handuk serta peralatan bersih-bersih untuk di kolam renang nanti
“Oi… Dio lo lagi ngapain?” Sembari mengamati Dio
“Ngapain lagi, ya nyiapin minum buat lo lah. Tau sendiri lo minumnya kayak onta. Nih udah” sembari memberikan botol minum ukuran satu liter
“Oh… thanks banget ya”
“Kacamata renang lo juga udah di meja belajar lo tuh” ucap Dio sambil berlalu kembali ke depan tv
Tak lama kemudian Revan sudah siap dengan kaos lengan panjang press body biru Dongker dan celana training panjang
“Ayo berangkat, udah siap nih”
“Hm? Gue kira bakalan nunggu seratus tahun” sembari mengambil barang-barangnya
“Lo kira gue vampir atau apaan?” Terlihat sewot
“Udah buruan pangeran vampir, keburu siang. Ntar lo kebakar matahari lho” sambil berjalan keluar
“Sebenarnya lo punya berapa sebutan aneh buat gue sih?” Revan heran dengan sahabatnya ini
“365 untuk setahun, bahkan lebih” jawab Dio enteng
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, My Bromance
Fiksi RemajaWARNING... BERISI KONTEN YAOI. HANYA UNTUK FUJO, FUDAN DAN YANG ANTI HOMOPHOBIC. HANYA SEKEDAR KHAYALAN... JIKA SUKA SILAHKAN BACA. KALAU TIDAK SILAHKAN TINGGALKAN... Bercerita tentang kehidupan Revanka Hernandez dan percintaannya yang absurd...