Sebuah Akhir dan Awal

472 12 4
                                    

    Hari berganti hari, tak terasa sudah tiga Minggu Dio menjalankan game konyolnya, namun sekarang dia sudah berbaikan dengan Revan, walaupun seperti biasanya masih sering berdebat hal nggak penting dengan Yusuf. Bagaimana dengan kabar Yusuf? Dia masih tetap dekat dengan Revan, bahkan hampir tiap sabtu dan Minggu dia jalan dengan Revan

   Bel tiga kali menandakan jam pulang sekolah, Revan, Wenda dan Desky sedang membahas soal akuntansi di koridor depan IPS 3. Saat mereka berdiskusi. Mereka melihat Dio dan tika membawa beberapa peralatan keluar dari IPA 1

"Oi Tika tikus, ngapain lo belum balik" Revan sedikit berteriak

"Apaan sih lo Van, berisik banget" Tika sewot

"Udahlah, ayo samperin bentar" Dio berjalan menghampiri Revan dan yang lainnya. Sementara Tika mengikuti Dio

"Lo bertiga ngapain beluk balik?" Dio penasaran karena di depan mereka bertiga ada tiga buku akuntansi yang sedang terbuka

"Biasa Yo, ngitungin duit goib. Tumben lo sama Tika akrab, mau ngapain?"

"Gue dapet tugas fisika listrik dan robotika. Jadi gue minta bantuan Dio"

"Hmmm tumben lo ada gunanya Yo, biasanya cuman jadi ojek pribadi" Revan menyindir

"Maksud lo?" Dio langsung meletakkan peralatan dan langsung mengunci Revan

"Argh... Dio lepasin oi..."

"Tadi lo ngomong apaan? Coba ulangi" sembari mengacak-acak rambut dan menggelitik Revan

"Jangan perkosa gue Yo"

"Heh Van, kalau Dio mau perkosa lo, dia bakalan ngajak kami buat ngerekam" kata Desky

"Lo kameramannya, gue sama tika bagian terima duit aja" Wenda menambahkan

"Geng .. gue ada proyek yang menanti.. bisa kita akhiri ini sekarang? Gue dikejar deadline" Tika mendesak

"Sorry Tik gue lupa" sembari melepaskan Revan

"Gue bakal urus lo nanti di rumah" ucap Dio

"Bodo amat ah .. jaga dia biar nggak lepas Tik" Revan berteriak saat Dio dan Tika beranjak menjauh

  Tak terasa sudah setengah empat, Revan dan yang lainnya kelaparan dan akhirnya ke kantin, di sana ada Yusuf yang sedang membaca beberapa proposal OSIS

"Tumben kalian jam segini masih di sekolah" Yusuf bertanya

"Habis bahas tugas, lo ngapain masih di sini?" Wenda penasaran

"Lagi ngecek proposal"

"Eh Wen, lo nggak jadi jajan?" Ucap Desky sembari membawa makanan dan minuman

"Eh iya, bentar ya Suf gue beli jajan dulu" dan bergegas meninggalkan Yusuf

"Lo nggak jajan Suf?" Revan bertanya

"Nggak, gue barusan jajan kok. Lo beli apaan itu?"

"Mie goreng telor. Mau?"

"Dikit Van" Yusuf mendekati Revan dan memakan sesuap mie goreng

"Mulut lo kotor tuh" ucap Revan dan langsung mengusap pinggiran bibir Yusuf

"Awaw... so sweetnya... jadi ngiri. Ya nggak Ky" ucap Wenda yang menyaksikan adegan itu

"Cuman lo yang perduli Wen" Desky cuek dan fokus makan siomay

"Bisa kalian ulangi? Gue belom dapet foto kalian tadi" Wenda mengeluarkan ide gila dan hp yang sudah siap dengan kamera

I Love You, My BromanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang