02

54 6 0
                                    

Ayla bersyukur ia merupakan salah satu dari sekian banyak manusia yang beruntung tidak diberikan kemampuan serupa dengan Naisa. Namun, merasakan tanpa bisa melihat terkadang nyaris membuatnya bertingkah layaknya orang gila yang sedang mengada-ada. Ada saat di mana cewek itu mendengar suara yang mengajaknya berbicara, dan jika Ayla menangkap aura menyenangkan dari mereka, ia tak segan untuk membalas, lalu asik berkomunikasi dengan 'angin' itu.

Belum lagi berteman dengan Naisa membuatnya harus terjun langsung ke alam mereka. Seperti sekarang, ia tidak tahu harus melakukan apa ketika makhluk beraura negatif itu menahan Naisa di ujung loteng.

"Eh lu mentang-mentang punya kekuatan belagu banget anjir segala minta gua sama temen gua mati gara-gara nggak suka sama kehadiran ini doang."

Cewek itu merupakan siswi cerdas yang memiliki kenekatan melebihi batas normal, buktinya ia berani menantang sosok itu dengan modal ucapan.

"Goblok lu ngapain, sih, bukannya nolongin gua malah ngawur!"

Ayla tertawa tatkala Naisa memulai pembicaraan melalui kontak batin, ia kemudian melihat ekspresi Naisa yang tercampur antara kesal-karena Ayla yang tak kunjung menolongnya-dan takut kalau-kalau sosok itu melemparnya ke bawah. Empat lantai, dan Ayla dengan segala kebodohannya membuat nyawa Naisa dipertaruhkan.

"Jangan coba-coba kalian menggangguku atau dia akan mati!"

"Ya elah! Gua bacain ayat kursi mampus lu."

BRAK!!

Tanpa disangka keduanya, tubuh Naisa terlempar dan membentur dinding dengan keras, beruntungnya sosok itu tidak jadi menjatuhkannya ke bawah. Namun sebagai gantinya, sosok itu melesat mencekik Ayla yang telah berani membuat emosinya meledak.

"An-jing gu-a gak b-isa na-pas, to-lol!"

"KAK KATH JANGAN MEREKA TEMEN-TEMEN AKU!"

BUGH!

Sosok itu melempar Ayla persis seperti ia melempar Naisa, namun bedanya Ayla langsung bertabrakan dengan kursi kayu yang bentuknya sudah random.

"Bangsat kalo lempar gak ngira-ngira, nih, setan." Umpatan dari Ayla keluar dengan ringisan yang mengiringinya. "Lu nggak papa, cuy?"

"Pala lu nggak papa!" Naisa menggeplak kepala Ayla emosi, total dua makhluk yang hari ini Ayla buat marah. "Lu tuh tolol apa idiot, sih, gua spot jantung tau, gak?!"

Ayla nyengir. "Biarin yang penting lu gak jadi dijatohin, kan."

"Ayla bodoh, Ayla bodoh! Temen siapa, sih, nggak kenal gua."

"Karra serius manusia nakal seperti mereka Karra jadikan teman?"

Aura tajam masih terasa saat sosok itu menatap mereka berdua dengan mata yang memerah, luka robek dengan darah basah yang masih mengalir di sudut matanya terlihat mengerikan di pandangan Naisa.

"Harus banget apa ya ngeliatinnya gitu," Naisa meringis, menggaruk tengkuknya saat netra mereka bertubrukan.

"Iya Karra beneran temenan kok sama mereka. Kak Naisa, Kak Ayla kenalin ini Kak Kathrine."

"Nggak tau males pengen beli trek," jawab Ayla sesenggukan.

"Nggak mau sekolah besok malu." Timpal Naisa, hal itu membuat mereka tertawa hingga rasanya loteng akan runtuh karena efek suara yang ditimbulkannya.

IRRÉELSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang