"Kan udah gua bilang, serem semua sosoknya, batu banget sih lu" cerocos Naisa ke Ayla dalam keadaan mereka masih lari dari sosok setengah badan itu.
"Yaudah ntar aja ngomelnya anjir, sekarang lari dulu" Ayla membalas omelan Naisa.
Mereka masih berlari, cukup sulit berlari di tempat pemakaman seperti ini. Gundukan tanah kuburan dimana - mana, belum lagi tanahnya yang basah dan cukup licin membuat mereka beberapa kali hampir tergelincir.
Saat mereka tidak sengaja menginjak salah satu kuburan, langsung saja terasa tangan yang dingin dengan kulit mengelupas memegangi kaki mereka dan menarik mereka ke dalam tanah. Kaki mereka terjerembab sedalam lutut ke dalam tanah.
"AAAAA!!" teriak Naisa saat kaki nya seperti ditarik paksa ke dalam tanah.
"Ini siapa yang narik sih ?!" Ayla malah bertanya hal yang tidak perlu di saat - saat seperti ini.
"Aylaaa, help me!!" Naisa berontak berusaha mengeluarkan kakinya. Tetapi sia - sia saja, itu hanya membuatnya semakin terjerembab ke dalam tanah.
"Stay calm," Ayla menenangkan Naisa yang begitu panik, bahkan napasnya sangat menggebu - gebu.
"Oke," Naisa menjawab singkat dan mulai mengatur kembali napasnya.
Benar saja, mereka bisa terlepas dengan mudah jika mereka tidak memberi perlawanan, tapi ada yang aneh, tangan mayat itu ikut lepas dan tetap dalam posisi memegangi kaki mereka.
"Anjing! Ini kenapa tangannya ngikut ?!" Naisa spontan mengumpat melihat itu.
"Udah bodoamat, kita lari dulu, itu si setengah badan udah mau deket kesini" Ayla tidak memberi jeda untuk kaget atau sebagainya. Dia langsung menarik tangan Naisa untuk kembali berlari.
Mereka terus berlari hingga akhirnya sampai di depan gerbang pemakaman. Sosok setengah badan dan potongan tangan itu sekarang telah lenyap entah kemana.
-
Naisa memasang tatapan malasnya, "Gak lagi - lagi gua nemenin lu ritual kayak gini"
"Yaudah gua kesini sendiri aja"
"Telat lah, lu udah ngajakin gua"
"Siapa suruh lu mau ikut ?"
"Lah, siapa suruh keras kepala ? Udah gua bilang kalo disitu serem - serem hantunya malah minta di kuburan itu!"
"Suka - suka gua lah mau dimana, yang mau ngelakuin ritualnya, 'kan gua"
"Ya tapi lu seakan gak pernah nganggep omongan gua, gua tau lu emang keras kepala, tapi lu gak bisa main - main sama hal kayak gini, gua udah lebih lama terjerumus ke dalam hal gaib kayak gini, tau gak ?!"
"Terus karena menurut lu, lu udah lebih lama berurusan sama ginian lu kira lu lebih tau segalanya?"
Intonasi Ayla mulai terdengar sinis, pada dasarnya ia tidak suka siapapun yang mencampuri urusannya sekalipun orang itu adalah orang tuanya sendiri.
"Gua nggak pernah bilang gua tau segalanya,"
"Lu nggak bilang, tapi kalimat lu tadi udah cukup bikin gua tau maksudnya."
"Ya udah harusnya lu sadar dong!"
Nada bicara Naisa sudah mulai tinggi, dan Ayla malas kalau-kalau mereka akan bertengkar karena masalah sepele, "udah lah nggak usah bacot."
-
02.00
Mereka masih dalam keadaan hening, bahkan keduanya tidak mau menatap satu sama lain. Mereka terus berjalan hingga sampai di jembatan kayu.

KAMU SEDANG MEMBACA
IRRÉELS
Teen Fictionilusi; ketika sesuatu yang nyata menampar mereka dengan hal yang dianggap tabu. 48% based on true story Start: April 04th - 2019