15.Hiking (Bagian Delapan)

6.1K 1.1K 108
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***



Felix memandang berkeliling, wajah kakak beserta teman-temannya tampak bersinar jingga karena memantulkan cahaya api unggun, matanya agak memburam, Felix melipat kakinya meletakkan kepalanya di atas lutut, terduduk lemas kelelahan.

Kepalanya pusing, walau begitu dia diam aja, sekarang dia nggak boleh ngeluh, nggak boleh ngomong 'capek' , 'sakit' atau sebagainya karena Felix tahu mereka semua pasti juga merasakan kondisi yang sama.

Pada akhirnya mereka memutuskan buat ngecamp di sini, di pos tiga, karena disamping kelelahan, dilihat dari keadaan juga udah nggak kondusif lagi buat jalan, konsentrasi udah buyar dan kalau udah begini kemungkinan kesasar itu tinggi dan rawan banget.

Nilai sebenernya yang perlu diinget saat naik gunung itu bukan cuma puncaknya tapi gimana caranya bisa selamat sampai rumah bareng-bareng. Jadi simpelnya buat meminimalisir sesuatu yang nggak diinginkan, break adalah jalan satu-satunya.

Setelah membereskan tenda, mereka duduk lesehan,terdiam mengelilingi api unggun, Hyunjin dan Felix duduk di sisi kiri dekat tenda berhadapan dengan Dowoon yang duduk di sebelah Jennie, sementara Jae dan  Wendy di sisi kanan.

Ketegangan dari ngangguan tadi jelas masih terasa sampai sekarang, meskipun mereka melihat penampakan selendang itu bareng-bareng tetep aja nggak munafik, rasa takut dan tegang itu jelas, pasti tetep ada.

Untung ngangguan yang mereka lihat hanya sebatas selendang yang melayang tanpa ada wujud, nggak bisa dibayangin kalau dikasih lihat penampakan yang lebih kronis dari itu.

Mudah-mudahan peristiwa tadi nggak akan terulang lagi.

Namun, disini seenggaknya mereka bisa bernapas lega karena selain mereka, ada juga rombongan pendaki lain yang memutuskan ngecamp di post tiga jadi mereka nggak sendiri lagi. Kira-kira ada sekitar empat-lima tenda yang berdiri disana. Bau aroma masakan dari arah tenda-tenda itu bahkan menguar sampai ke tenda mereka.

Hyunjin menoleh, melihat tiga orang perempuan dan dua orang laki-laki sedang nongkrong duduk-duduk seperti mereka di depan tenda, berisik banget, batin Hyunjin. Nggak tahu serombongan itu lagi ngomongin apa, bahan obrolannya seru banget kayaknya.








Silahkan baca di versi Novel Blue Violet

Silahkan baca di versi Novel Blue Violet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Blue Violet - Lee FelixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang