"Nih..es tehnya.."
Suara bernada sumringah dan tenang itu membuat Felix mengangkat wajah. Hyunjin meletakkan persis segelas es teh dengan batu-batu es yang memenuhi pinggiran gelasnya di atas meja kayu panjang di depan Felix.
"Nasi gorengnya belum jadi, kata abangnya nunggu sekitar lima menit lagi, hari ini antriannya lumayan banyak, jadi..gak papa ya nunggu bentar?" Hyunjin duduk di seberang meja setelah lebih dulu meletakkan gelas es teh miliknya sendiri.
Felix cuma mengangguk.
"Akhir-akhir ini, kalau sore sering banget hujan, kalau siang aja panas." kata Hyunjin menyedot es tehnya dengan sedotan sambil menatap ke luar ke derasnya hujan yang bagai ditumpahkan dari langit bak air bah, angin bertiup kencang menerbangkan anak-anak rambutnya.
Posisi warung makan tempat mereka makan ada di seberang persawahan, jadi lumayan kencang juga anginnya
Dari sini selain pemandangan jalan beraspal, mereka bisa melihat hijaunya persawahan yang membentang di seberang jalan.
Sayup-sayup terdengar suara lagu yang disetel dari radio yang diputar di warung sederhana pinggir jalan itu.
Aku berhenti berharap dan menunggu datang gelap.
Sampai nanti suatu saat tak ada cinta kudapat.
Kenapa ada derita bila bahagia tercipta?
Kenapa ada sang hitam bila sang putih menyenangkan?
Silahkan baca selengkapnya di versi Novel Blue Violet
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Violet - Lee Felix
Horor(Selesai) ✔ 📌BUKU KEDUA Blue Violet atau Indigo mendeskripsikan anak yang diyakini memiliki sifat spesial, tidak biasa dan Supranatural. Aku tidak berkhayal. Aku bisa melihat mereka, dunia mereka yang kau sebut hantu. Aku berteman dengan salah satu...