Di rumah,
Ada chatt group media sosial masuk, kak Oben memaksaku untuk ikut. Memet dan Simon juga. Mereka kompak. Mereka berjanji hanya 1 jam waktuku yang mereka minta. Aku sungguh berat karena ada papa. Janji memancing dengan papa 3 jam lagi. Jika aku tolak ajakan mereka nggak asyik juga setelah apa yang mereka lakukan untukku sampai detik ini. Aku membalas emoticon tersenyum dengan mata sipit. Yess aku langsung pergi ke cafe yang mereka share location.
Jalanan ramai. Gumamku
Dengan sabar aku melanjutkan perjalananku. Akhirnya aku sampai juga.
Cafe Garden. Letaknya 21 kilometer jauh dari tempat tinggalku. Aku harus menyusuri jalan tepi pantai untuk sampai di sana. CG letaknya di atas bukit. Jangan salah, view nya cantik. Senja di sini pasti indah. Nuansa kebun dan pantai. Aku banget. Okey mari kita lihat apa yang mereka rencanakan.Aku menyusuri jalanan setapak untuk sampai ke pintu utamanya. Tidak terlalu menanjak hanya ilusi mata. Dengan langkah kecil - kecil, aku sudah berada di resepsionis. Aku tetap dalam penyamaranku. Kali ini ku ikat satu rambutku. Make up natural. Tak lupa kaca mata hitam.
Aku menanyakan reservasi Oben Bramastha. Iyap betul. Waitres perempuan mengantarku. Aku mengikutinya. Aku sampai namun tak ada seorangpun. Kemana mereka? Keterlaluan. Apa ini ulah mereka untuk menjahiliku? Ku ketik kontak Oben. Suara pertama ku dengar akan ku habisi dia.
Tuutt.. Tuutt...
"Halo Sab, "
"Kak, dimana? Aku sudah di sini, semua orang belum datang! Apa kalian sengaja mengerjaiku?"
Tutt....
Terputus. Hening.
"Kyaaaa....Apaan nih? " teriakku
Kak Oben sering begini. Mana Memet? Mana Simon? Mereka membuatku menunggu.
Tiba - tiba seorang lelaki berada di hadapanku. Aku melihatnya dari bawah sampai atas.
Siapa nih? Tanyaku dalam hati
Lelaki ini tidak asing. Bukannya dia yang hadir di pernikahan Simon? Bau tubuhnya juga ku kenal. Wangi ini. Tidurku di cafe Corner. Lelaki itu. Aku mengedipkan mataku berkali. Dia tersenyum melihat ekspresiku. Mungkin matanya bisa menembus kaca mata hitam yang ku pakai. Tegap. Gagah. Mempesona. Aduh apa ini?
Dia mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Aku menurukan kaca mata tepat di atas hidungku. Aku melihatnya seksama."Destan Sanjaya. "
Sungguh senyumnya itu. Jantungku langsung berdetak kencang. Aliran darah meronta. Aku diam. Terbius rupawan. Gayanya mewah dan maskulin. Tipeku. Stop! Pikiran gila apa ini? Tangis hatiku.
"Kamu Sabilanry Poses kan? "
Aku menggelengkan kepala. Mundur tiga langkah, membalikkan tubuhku. Dengan sigap dia menarik tanganku. Lembut dan keras. Aku terhentak. Ku tatap matanya. Kaca mataku jatuh ke lantai.
PRAKK
Aku melawan mencoba melepaskan. Namun dia masih memegang tangan kananku.
"Maaf, anda salah orang. "
Aku berlari kecil meninggalkan ruangan itu. Entah bagaimana wajahku. Dia bisa mengenaliku. Apa mungkin dia penggemar psycho? Hatiku masih deg degan. Iramanya kuat. Ku kepalkan tangan ingin sekali meninjunya. Destan Sanjaya. Bukan dari kalangan selebritis? Apa dia pengusaha. Coba ku tanya papa.
Mulai sore, aku masih di jalan. Jalannya berliku dan air laut mulai pasang. Aku melihat di sebelah kiriku. Aduh nyaris saja. Aku tidak sabar bertemu papa kembali. Menikmati hari libur bersamanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Kehangatan 1, 2
RomanceSabil nama panggilan gadis cantik keluarga Poses. Sabilanry Poses nama lengkapnya. Seorang selebritis dan model terkenal. Sangat populer. Kecantikannya tidak diragukan lagi. Berlesung pipit , rambut coklat, mata lebar, kulit kuning langsat dan jel...