uwu

1.1K 75 0
                                    

Teruntuk Jeno Hardiyanto Putra,

Kenapa kamu ganteng banget siiih?! Aku heran banget, suer.

Bahkan waktu kamu tadi dihukum sama pak Donghae aja kamu tetep ganteng, dan tetep jadi numero uno dihatiku.

Anyway kamu pasti capek kan? Minum ya air mineral yang aku beli, sama roti isi itu. Soalnya aku udah kurangin kebutuhan aku dirumah buat itu.

Yang terakhir dan terpenting, aku mencintaimu sangat sangat mencintaimu.

—faw

"Idih apaan dah ini, roti murahan sama air murahan dikasihin ke gua. Gua bahkan bisa beli yang lebih mahal!"Jeno membuang pemberian dari sang kekasih .

"Jen, dari cewek lu ya?" Renjun mendatangi Jeno, "Makan aja kaliiii, dia juga susah loh beli kayak gitu pasti kesian lu buang mulu makanannya. Doi pasti sedih banget tau makanan itu lu buang. Udah deh kalo kaga mau buat gua aja!"

"Lah bodoamat, daripada ntar Siyeon ngambek ke gua, lagian makanan kayak gitu murah Njun gua bisa beli sendiri."Jeno melangkah pergi meninggalkan Renjun.

Nyatanya, dibalik itu Arfa menahan sesak di dadanya yang lebih sakit dibanding ia bekerja tambahan untuk sebuah roti dan air mineral itu.












"Yaaah, dibuang lagi. Padahal aku udah berangkat bekerja lebih pagi ke tempat paman kim agar mendapat uang lebih."Arfa menghela napas.

"OH, ini sudah hampir jam 10 lebih baik aku bergegas membolos pelajaran untuk bekerja kasian nanti Jisung jika tidak bisa sembuh."Gadis kurus itu segera berlari keluar menuju tempat parkir sepeda.

Namun tak disangka, Hwang Renjun. Siswa pindahan dari China sekaligus sahabat Jeno mendengar gumaman gadis kecil itu.

"Jadi, dia kekasih Jeno ya?"






"Pagi paman kim! Aku siap untuk bekerja hari ini!"Arfa berkata dengan topeng ceria di wajahnya.

"Kamu membolos lagi?! Sudah kubilang untuk melanjutkan sekolahmu dulu daripada bekerja untukku! Aku ini walaupun sudah tua masih sanggup bersih bersih toko ini."Paman tua itu bernafas sejenak lalu berkata lagi,

"Kalau adikmu masih butuh biaya, minta saja kepadaku. Aku masih dapat membantumu, kau tidak perlu membolos lagi."

Arfa menggaruk lehernya tiba tiba padahal tidak merasa gatal, "Paman, aku diajarkan oleh orang tuaku agar tidak menerima bantuan dengan cuma cuma, aku harus berusaha. Tentang sekolahku, paman tenang saja tidak usah khawatir ya? Lagipula bekerja di toko makanan korea juga salah satu impianku kok,"




"Tenang saja, aku tidak apa apa paman."

Iya, Arfa akan selalu baik baik saja 'kan?

liar ft lee jenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang