"Tadi bukannya kak Jeno ya Fa?"tanya lelaki disebelahku, dia Jisung. Adik kecilku, kesayanganku yang mengidap penyakit keturunan.
Beruntung aku dan kak Roje tidak terjangkit penyakit itu, ah bukan tidak tapi sepertinya belum. Walaupun begitu, aku tetap harus bekerja untuk menghidupi mereka.
Semua berawal dari kisah klise, perusahaan ayah yang bangkrut dan ayah yang mati bunuh diri karena tak tahan dengan omongan orang. Ibu yang hobi berbelanja juga psikisnya terganggu dan ditemukan tergeletak tak bernyawa setelah tertabrak mobil.
Kakak tertuaku, hobi mabuk dan berfoya foya dengan teman temannya. Sekarang mulai agak terguncang, ya karena beberapa teman meninggalkan dia. Serta kekasihnya, Rian brengsek June yang meninggalkannya seusai memperkosanya.
Hidupku begitu begitu saja, namun berubah saat aku bertemu dengan harapanku. Jeno, alasan aku tetap bertahan hingga saat ini.
Jeno, ya? Dia itu baik, pinter, ganteng lagi ehehehehe. Sayangnya dia ngga suka sama aku, semoga saja dia akan menyukaiku balik hehe.
"Mmmm, kayaknya ngga mungkin Jeno deh Cung, ngapain dia ke rumah sakit? Dia kan ngga perduli sama keluarga kita."Aku tetap tersenyum, kan memang seperti itu kenyataannya mengapa aku harus bersedih?
"Ah, Jisung lebih baik kita pikirkan hal lain, kamu mau makan apa kali ini? Syukurlah hari ini uang kakak bisa kakak tabung, kamu mau makan apa?"
"EH? Beneran kak? Aku mau pizza aja Fa, yang kecil juga ngga apa apa!"
"Okeee, tapi itu nanti buat berdua sama Kak Rosie ngga papa kan?"
"Ey! Gapapa bangeeet, tapi Arfa gimana?"
"Aku tadi udah makan kok, gampang lah hehe! Yaudah kakak beli dulu ya?"
"Kak Rosie pelan pelan ya, sini aku bantu jalan."Aku bersyukur kak Rosie sudah membaik, sesegera mungkin aku akan membawanya ke kamar jisung agar mereka bisa makan enak hehe.
"Makasih banyak Fa, gua gatau mau jadi apa gua kalo gaada lu?"
"Loh kan emang harusnya gitu kak, kita kan saudara kandung jangan sungkan kalo mau minta apa apa!"
"Fa, lu kenapa harus banting tulang kayak gini? Lu ga denger apa yang tadi diucapin dokter?"
"Iya kak, maka dari itu ayo kak Roje semangat! Semoga cepet sembuh dan bisa kerja lagi ya!"
"Iya Fa, makasih buat semuanya. Ayo hidup bersama sama selamanya!"Kak Rose terisak pelan, aku senang sekali akhirnya waktuku bertemu-Nya sudah semakin dekat.
Hanya satu yang masih mengganjalku, Jeno jika ia tahu apa yang ku lalui apakah ia akan sedih? Atau akan bahagia ya?
Entahlah, aku berusaha akan tidak perduli. Sedari tadi kak Rose menahan tangis, aku menepuk pundaknya pelan. Mengisyaratkan agar dia bersikap seperti biasanya saja.
"Kak, hasil ini jangan sampai ada yang tahu ya? Kakak baru boleh kasih tau semuanya kalo aku udah pergi, janji?"
Ia menganggukan kepalanya pelan, menahan tangis sepertinya. Aku lagi lagi tersenyum, ternyata hanya sampai saat ini ya? Padahal aku selalu berdoa pada tuhan agar aku bisa bersama Jeno walau hanya sebentar.
"Kak Rosie, kira kira berapa lama lagi aku bisa bertahan dari semua ini ya? Kata dokter tidak lama lagi, aku tidak sabar kak!"
PLAK! Kak Rose menamparku, raut wajahnya sedih lagi.
"Kak Rosie, jangan sampai stress lagi jika aku ngga ada atau aku bakal benci banget sama Kak Rosie. Ayo bantuin Jisung hingga dia sembuh, doain aja aku sama kembaranku bisa bareng terus! Ayo sama sama berjuang kak Rosie!"
Jeno, aku capek
Jeno aku pengen peluk kamu
Jeno aku sayang banget sama kamu
Jeno, aku udah nyerah, aku ngga kuat lagi
Rose Blackpink as Roseanne Jeanne Ellen
22th
Jisung NCT as Jisung Raymond Ellen
16thRhieyla Arfa Ellen
18thArfa, Rosie, Jisung