BAGIAN

82 5 0
                                    

Aral akan selalu menjelma. Walau dengan liku tajam dan menukik. Aral itu meyakinkan bahwa menjadi bagian saja tidak cukup. Tidak puas memang, aku ingin memiliki mu sepenuhnya. Seperti banyak orang yang berlalu lalang mendatangimu. Tak ada hampa, tak ada ragu, dan tak ada rasa yang aku rasakan. Dan aku ingin seperti itu menjadi yang selalu kau genggam, menjadi yang selalu kau cari bak berlian di tengah lautan. 

Bagian yang kutempati itu tidak cukup rasanya bila tak ada kehadiranmu. Yakin lah aku tidak perlu raga mu. Aku cukup dan mencukupi untuk mencium semerbak rasa itu. Tak ada pada siapa pun. Dan untuk saat ini aku perlahan - lahan menatap indah lembar warna yang biasanya ku tertawakan bersama mu. Hal indah bukan?sepertinya. Ya, sepertinya tapi tidak untuk sekarang. Kenapa tidak? itukah yang selalu menjadi pertanyaan yang cukup besar saat benak ini memenuhi seluruh pembuluh darah. 

Berusaha untuk mengusir segala waktu. Tapi, itu selalu gagal. Aku ingin kita menjadi bagian yang utuh, tak ada kekurangan sedikitpun. Dan jangan bilang bila aku harus kehilanganmu lagi. Namun, saat malam datang dengan bodohnya aku percaya bahwa kau milikku. Aku bermimpi dalam bagian ini.

Tetapi, tunggu sebentar. Aku selalu bermimpi seperti ini karena kamu adalah dalangnya. Kamu seolah menguasai benak ini. Dalang yang berhasil membuat aku jatuh disini tanpa suara dan gelak tawa. Terkesima saja aku rasanya. Bisa - bisanya hal bodoh yang kau buat menjadi terlihat lebih sempurna.

RetakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang