fourteen

4.2K 578 151
                                    

Lama menunggu?



































Di hari ke lima ujian yang setenang air dalam.

"Sebenarnya kau itu cinta kakakku tidak sih?"

Taehyung meggerus permennya teratur. Mata awasnya memandang ke depan, ia menjilat bibir. "Kalau aku terlihat suka kau bersama kakakku, itu salah besar Park Jimin. Aku membencimu."

Panas jadi penghalang, mata Jimin menyipit. Jimin membuang nafas agak bringas lalu menggeret punggungnya yang nyaman bersandar menjadi di samping Taehyung, menelisik wajah tampan itu sebelum memukul wajahnya kasar.


Bukk

"Menurutmu itu sakit?"

Taehyung yang setengah terhuyung itu lantas menggeram. "Apㅡ" ia merengus saat tangan Jimin memukulnya lagi.

"Tuduhan bangsatmu itu menyakitkan Kim. Seolah kau tau perasaanku saja."

Aku sendiri tidak tau

Jimin mengalihkan tampangnya. tangan yang sadar habis memukul itu masuk kantung begitu luwes. "Tak bisa kah kauㅡ" ada jeda dari Jimin. "jangan ikut campur?"

"Yoongi kakak. Yoongi nyawa, untukku."

"Kau menyukai kakakmu sendiri?" Tanya Jimin selengekan walau dalam hati merasa tersentil dan panas sendiri.

Taehyung menggeleng. "Bukan. Ini rasa cinta. Saudara." Taehyung menautkan jari telunjuknya di depan wajah Jimin yang berpaling. "Orang batu sepertimu mana mengerti."

"Aku memang tidak mengerti." Ambigu, Jimin mengucapkan dengan mata menerawang; apa yang dalam pikirannya berbeda dengan yang terjadi di otak Kim Taehyung.

"Kembali ke kelasmu sana." Dengus Jimin, ia menendang tulang kering Taehyung hingga erangan berat Taehyung mampir sejenak ditelinga Jimin. "Aku mau merokok bangsat."

"Hari ini masih berlanjut ulangan."

"Aku tinggal mengulangnya lagi. Karena itu ulangan."

Kerutan alis membentang di dahi jimin. Apa-apaan Kim Taehyung ini? Tengal sekali. "Bodoh."

"Jimin." Benar saja ia tak pergi, merogoh kantong mencari nikotin bekasnya tadi pagi. Lalu membakarnya dengan api sembari menunggu Jimin menoleh "heh, Boleh kupukul?"

"Ap-"

Bukk

Jimin terhuyung, tangan Taehyung kerasnya minta ampun. Bahkan bogem tiba-tiba itu benar-benar memberi kedutan sakit tak tertahankan di sudut bibir Jimin.

"Balas dendam yang tadi hehe." Saut Taehyung tak berdosa.

"Bangsat."

Tangan Jimin sudah menyambar kerah Seragam si Kim dengan wajah memerah murka. Tapi si bangsat malah melotot, seolah ada objek yang lebih menarik perhatiannya di banding tangan Jimin yang mengepal di udara.
"Ada bidadari."

"Kita sejenis. Aku tidak berniat adu pedangku denganmu anjiㅡ"

"Belakangmu bidadari bajingan." Balas Taehyung memotong bicara Jimin lebih sengit.

"Kakak Jimin?"

HEH?!!

ia kenal suara kecil, lugu dan lembut iniㅡia pernah mendengarnya. Sekitar dua tahun yang lalu; sebelum berubah jadi suara lengkingan yang layak di tampar. Suara adik kecilnya, si Jungkookㅡ

GANGSTA (pjmxmyg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang