Thirteen

5.9K 843 186
                                    

"Jimin, kau..merokok?"

Hari menjelang sore dengan keadaan perpustakaan tak terawat itu jadi saksi bisu Yoongi menatap heran pada Jimin yang menghisap cerutunya dari ujung bibir. Hembusan nafas dari mulutnya disertai kabut asap pekat sisa cerutu itu membuat Yoongi memalingkan muka. Tampanㅡtapi ini tidak seperti Jiminnya.

Jimin menyeringai, selesai menghisap sekali cerutunya ia buang, diinjak dengan sepatu pantofel sampai ujungnya sekarat tanpa bara. Lalu mati dengan sendirinya. Ia memandang jendela. "Kerjakan soalnya saja Yoongi."


"Kenapa kau sekarang tak menatapku saat bicara?"

Jimin menggeleng frustasi, masalahnya ada diotaknya yang langsung mengirim impuls agar dia menyerang yoongi saja. "Kau malu karena ku cium?"

"Aku berhasrat ingin menelanjangimu."

Yoongi langsung bungkam. Matanya memindai semua barang asal jangan Jimin, asal jangan wajah Jimin yang terkena pias matahari senja yang mengagumkan.

"Yoon."

"X kali yㅡlog pangkat lima di kali, blablabla." Yoongi membaca dengan berteriak nyaring didalam ruangan itu.

Deru nafas Jimin yang hangat menerpa, Jimin terkekeh. "Kemana rokmu Yoon?"

"Di tas."

"Kenapa tidak dipakai?" Jimin memulai percakapan intim diantara mereka, sayangnya Yoongi kurang peka. Pria berkulit salju itu mendengus. "Seperti banci, aku ini tampan dari yang tertampan."

Hening lagi-lagi memasang sekat tidak kasat mata antara mereka. Jimin menggulirkan kelerengnya pada rambut Yoongiㅡhari ini ber cat hitam dengan garis merah muda acak-acakan. Ia tatap dari ujung rambut hingga ke jepit hitam yang bertengger di sisi kanan Yoongi.

"Ngomong-ngomong nilai'mu lebih baik, kujamin kau lulus. Asal jangan buat onar."

Yoongi mengigit ujung pulpennya yang terasa lebih berat dari biasanya. Lalu melirik keatas, menyembunyikan mata kecilnya dibalik bulu mata lentik yang menaungi. "Aku sudahㅡ" Yoongi berhenti sejenak menggeser bangku. Lalu memandang Jimin. "Tidak ingin melakukannya lagi, kecuali terpaksa. Yeah atau si keparat Taehyung sedang kesulitan."

Jimin meraih pipi Yoongi. Diam memandang lalu berbisik kenapa yang halus.

"Aku merasa kau.. tujuanku sekarang jimin."

Tak mengelak seinci pun, Yoongi memejamkan mata begitu bibir Jimin menukik menyelimuti bibir tipisnya. Tubuhnya yang lebih mungil itu dengan ringan Jimin angkat. Berada diatas pangkuan dominan dengan bibir saling melumat.

Jimin benci sekali kenapa tubuhnya lebih mendahului aktif dibanding otaknya yang berteriak melawan. Jari-jarinya menyusuri tulang pipi Yoongi lalu turun. Menarik kian kuat kala pinggang ramping Yoongi tersentuh jemarinya yang kehausan.

"Umch-"

Mendesah duluan, Jimin bahkan mengerang ketika pantat bercelana sekolah itu menduduki privasinya tak senonoh. Bergoyang acak mengantar impuls agar Jimin meliar.

"Jimhh-"

"Jiminhh bodohㅡ" Yoongi berteriak dengan kata ah puas di ujung ketika bajunya dipreteli dan putingnya dikulum. Jemarinya yang gemetar menyusup dihelai-helai hitam milik Jimin. Menjambak sebisanya, meremas sekenanya begitu kausnya tergelincir jatuh dan punggung sepenuhnya di kukung lengan Jimin yang mendekap erat.

"Syugarㅡ"

Mata itu melemahkan; Yoongi nyaris pasrah disedot pusarannya yang sehitam jelaga sebelum akalnya menyongsong suara resleting yang terbuka. "Jimh- mphhㅡ"

GANGSTA (pjmxmyg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang