Chapter 17 - Curtain Call

1.6K 248 66
                                    

Silahkan tag saya di bagian cerita yang di anggap kurang jelas / terdapat kesalahan ketik (Typo), Happy reading guys !! 

.

.

.

.

[Jungwoo]

Dia membuka pintu apartemen, aku langsung melihat sekeliling. Sangat sederhana dan modern tetapi tidak seperti yang aku harapkan untuk seorang Lucas.

Jadi dia masih belum berangkat ke Finlandia. Lalu, semua itu hanyalah kebohongan belaka. Tapi kenapa dia melakukan itu?

Apa dia sangat muak denganku sampai dia berbohong untuk pergi?

Pikiran yang tiba-tiba itu membuatku sedih.

Lucas melemparkan kunci mobil di meja dekat pintu lalu menatapku.

"Kenapa kau di sini?" Dia bertanya.

"Karena aku ingin bertemu denganmu." Aku menjawab dengan jujur. Dia menghela nafas, mengusap rambutnya yang berantakan.

"Ini sangat salah." Dia bergumam

Aku menggigit bibir. "Lucas, aku–"

"Diam." Dia memotongku. "Jangan bicara omong kosong."

Aku menatapnya. "Yang aku ingin tahu kenapa kau melakukan itu. Aku hanya ingin jawaban Lucas. Jangan tinggalkan aku seperti ini!"

Lucas membalas tatapanku, tetapi lebih menakutkan daripada punyaku. "K-kau tidak tahu betapa aku–"

Aku tersentak ketika dia melangkah ke arahku membuatku berjalan mundur. Aku berhenti ketika punggungku menabrak dinding.

Dia membungkuk lebih dekat ke telingaku dan berbisik. "Kau tahu kenapa aku meninggalkanmu?" Aku mengerang ketika dia mencium telingaku. "Karena aku tidak ingin mereka mengambilmu dari ku."

Aku bergidik mendengarnya. Dia menarik diri, menatap lurus ke mataku. "Dulu saat aku membunuh pembunuh bayaran yang mereka kirim, aku benar-benar menyadari betapa berbahayanya mereka." Dia meletakkan kedua lengannya di sisi kepalaku, menjebakku di dinding. "Aku tidak bisa membiarkan mereka melakukan itu lagi kepadamu, aku harus mencari orang yang mengirim pembunuh bayaran itu kepadamu, Woo."

Dia menutup celah di antara kami, meletakkan dahinya di atas kepalaku. "Dan aku masih belum bisa menemukan orang yang mengirim mereka." Dia merunduk, menyembunyikan wajahnya di hadapanku. Aku merasakan wajahnya mencerminkan sebuah kekecewaan.

"Lucas." Aku berseru tapi dia menggelengkan kepalanya.

"Jangan panggil namaku."

"Tolong dengarkan aku." Aku menyentuh wajahnya untuk membuatnya menatapku. "Lucas, aku tidak ingin kau meninggalkanku

"Aku harus, Jungwoo." Dia bergumam, aku menggelengkan kepala lagi, tidak menyetujuinya.

"Tidak, tidak, kau tidak bisa. Aku tidak peduli jika aku dalam bahaya, selama kau masih mau bersamaku."

Dia tiba-tiba menggeram dan menatapku. "Apa kau tidak mengerti?! Betapa berharganya kau bagiku? Apa kau fikir aku tega melihatmu menjadi incaran mereka ? APA KAU ITU BODOH?! APA KAU MAU MATI HAH ?!

Aku tercengang mendengar pernyataanya.

"Aku harus pergi mencari orang itu, Woo." Dia berkata, menjauh dariku. "Ini mungkin kali terakhir kita akan bertemu lagi."

The Nerd and His Lover (Lucas X Jungwoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang