"Ma,kenapa ayah belum pulang ?" Tanya gadis kecil itu sambil melirik ke arah jam dinding yang berada di ruang tamu.
"Sebentar lagi ayah pulang,sayang. Lebih baik kamu tidur saja! Ayo mama antar kamy ke kamar" Jawab wanita itu lembut sambil mencoba mengajak putri kecilnya untuk tidur.
"Tidak,ma. Aku ingin menunggu ayah pulang"
"Yasudah,kamu tetap di sini ya,sayang. Tunggu sampai ayahmu pulang. Mama mau ke dapur sebentar" Wanita itu menghampiri anaknya mencium puncak kepalannya lalu meninggalnya ke dapur.
Gadis itu mengangguk,menandakan ia mengerti apa yang dibicarakan ibunya. Malam semakin larut,gadis itu melihat ke arah jendela,namun belum ada tanda-tanda bahwa sebentar lagi ayahnya pulang. Gadis itu duduk di sofa dengan wajah gusar. Berharap sebentar lagi ayahnya pulang.
Klek
Terdengar suara pintu terbuka. Gadis kecil itu melihat ke arah pintu,berharap sosok yang ia tunggu menampakkan dirinya. Tak lama senyum gadis itu terukir diwajahnya,ia turun dari sofa kemudian bergegas menghampiri ayahnya.
"Ayah pulang !!" Suara dari balik pintu terdengar nyaring. Akhirnya,pria berusia kurang lebih tiga puluh tahun itu menampakkan dirinya. Pria itu mengampiri putri kecilnya kemudian menggendongnya erat.
"Yeay ayah pulang!" Seru gadis kecil itu senang.
"Kenapa kamu belum tidur,sayang ?" Tanya sang ayah.
"Aku mau bertemu ayah sebelum tidur. Jadi aku tunggu ayah pulang"
"Sekarang kan ayah sudah pul--"
"Jadi ayah temenin aku tidur!" Teriak gadis itu senang,melanjutkan perkataan ayahnya yang sempat terpotong.
Tok Tok Tok !!
Terdengar suara ketukan pintu yang sangat keras. Tak biasanya ada tamu yang mengetuk pintu sekeras itu ditambah lagi ini sudah larut malam. Pria itu menurunkan putri kecilnya dari gendonganya. Ia berjalan ke arah pintu,mencoba mengecek siapa yang berada di balik pintu tersebut.
"Siapa ayah? Kenapa suara ketukannya sangat keras? Berisik sekali" Gadis itu terganggu dengan suara ketukan pintu tersebut.
"Entahlah,sayang. Lebih baik kamu tidur saja,biar ayah yang membukakan pintunya"
"Iya,ayah"
Gadis kecil itu berlari ke arah kamarnya. Ia berusaha untuk tidur,namun tak bisa suara ketukan itu sangat mengusik tidurnya. Ia memilih bersembunyi di balik pintu kamarnya,penasaran siapa yang mengetuk pintu rumahnya.
Semakin lama suara ketukan itu semakin keras terdengar. Setelah pria itu membukanya terlihat tiga orang tak dikenal,salah satu dari ketiganya mengenakan topeng. Tak lama berselang,setelah pria itu membukakan pintu,ketiga orang tak dikenal itu langsung mengeroyoknya sampai terkapar tak berdaya. Dengan sadisnya sosok bertopeng itu menusukkan pisau yang ia bawa ke pria yang terkapar. Darah segar terus mengalur dari perut pria tersebut,ia meringis mencoba menahan rasa sakit.
"Sebentat lagi ia juga mampus!" Ucap sosok bertopeng "Ayo kita pergi!"
"Baik,bos"
Gadis kecil yang sedari tadi melihat ayahnya terkapar lemah dibalik pintu kamarnya berlari tergesa menghampiri ayahnya.
"Ayah,apa ayah tidak apa-apa? Siapa mereka ayah?" Tanya gadis itu khawatir.
"Tidak,sayang. Ayah baik-baik saja. Di..ma..na i..bu..mu?" Ucap pria itu terbata-bata menahan rasa sakitnya.
"Ibu di dapur,ayah"
▫▫▫▫◽◾◽▫▫▫▫
Sosok bertopeng itu menghentikan langkah kakinya,disusul dua orang di belakangnya,"Bos kenapa berhenti?" Tanya salah satu orang yang berada di belakangnya.
"Apakah kalian mendengar suara bocah kecil?" Tanya sosok bertopeng itu.
"Tidak,bos"
"Sekarang kita cek rumah itu kembali!" Perintah sosok bertopeng itu tegas. Ketiga orang itu berjalan kembali menghampiri rumah pria tadi.
"Lebih baik kita bakar saja rumag inu,agar pria itu beserta keturunannya lenyap dari muka bumi dan tidak ada yang mengganggu ku lagi"
"Baik,bos"
Kedua orang itu menyiramkan bensin keberbagai penjuru rumah dan mulai menyalakan api.
"Sudah kami bakar semuanya,bos"
"Bagus! Sekarang ayo kita pergi!"
Ketiga orang itu pergi menjauh dari rumah pria itu. Tanpa disadari api sudah menjalar keseluruh bagian rumah.
"Ayah rumah kita terbakar!" Seru gadis itu panik.
"Pergi sayang,cepat pergi! Selamatkan dirimu" Perintah pria itu.
"Tap---"
Tiba-tiba pandangan gadis itu menghitam. Tubuh gadis itu tertarik menjauh dari sang ayah. Gadis itu kaget,mencoba melepaskan tangan seseorang yang menutup matanya.
"Le...lepaskan aku!" Teriak gadis itu.
"Sayang ini mama. Kita harus pergi dari sini"
"Mama! Tapi ayah bagaimana?"
"Sudahlah,sayang. Kita harus pergi secepatnya" Wanita itu menggendong tubuh mungil putrinya,membawanya menjauh dari rumah mereka yang telah terbakar. Wanita itu berjalan mendekati mobil sambil melirik sekilas ke belakang,ke arah rumah.
"Maafkan aku,mas. Aku harus melindungi putri kita"
Wanita itu menjalankan mobilnya pelan,ia terus menangis,sesekali melihat ke arah rumah yang telah terbakar melalui kaca spion mobil.
"Mama,kenapa kau menangis? Kenapa ayah tidak ikut bersama kita?" Tanya gadis tiga tahun itu dengan polosnya.
"Sayang.. ayahmu sudah tidak ada" Gadis kecil itu terdiam. Dadanya terasa sesak. Tanpa disadari bulir bening jatuh dari mata mungilnya.
"Ayah...ukh...ayah"
Next ➡
KAMU SEDANG MEMBACA
The Piblue
Novela JuvenilHanya kisah seorang gadis blasteran Prancis yang menyukai biola dan pria berkebangsaan Korea yang tidak menyukai musik. Saat sang gadis dan si pria semakin dekat. Disinilah sang gadis malah membenci sang pria.