Bab 8 - Saatnya

6 1 0
                                    

"Pelan-pelang dong,Alica," Gerutuku.

"Aduh... Agatha lo bisa diem nggak si?" Ucap Alica gemas,dia sedang meriasku di depan cermin besar.

Saat ini aku tengah bersiap di belakang panggung. Ya,lomba bermain biola dilaksanakan hari ini di sekolahku. Tadinya aku sibuk berlatih agar tidak gugup saat tampil nanti. Namun Alica dan Nisa tiba-tiba menghampiriku,menyuruhku berganti pakaian karena tidak sesuai dengan acara hari ini. Mereka bilang juga akan meriasku agar tampil cantik di panggung nanti. Alhasil di sinilah aku berada sekarang,di ruangan rias yang disediakan oleh pihak panitia.

"Kenapa kalian repot-repot make up-in gue sih? Jangan-jangan ada udang dibalik batu lagi nih,"

Alica dan Nisa terdiam sejenak. Setelah itu mereka memberika sorot mata tajam ke arahku. Memangnya ada yang salah dengan ucapanku? Aku kan cuma penasaran,alasan apa yang buat mereka mau repot-repot seperti ini.

"Eh Agatha lo bukanya terima kasih  udah kita bantuin buat tampil cantik,malah nuduh gitu," Oceh Nisa,aku bisa melihat sorot mata kesal Nisa dari pantulan bayangannya di depan cermin.

"Lo itu udah cantik terus berbakat. Nanti banyak orang yang terpukau sama lo. Iya nggak Nis?" Ucap Alica yang terus mengoles eye shadow di kelopak mataku.

"Iya dong,"

"Agatha siniin deh jari lo," Pinta Alica.

Dengan ragu aku menyodorkan jari-jariku ke arah Alica, "Mau diapain lagi?" Tanyaku menyelidik.

"Udah lo diem aja,mau gue poles kuku-kuku lo biar kinclong" Alica mulai mengoleskan cat kuku berwarna peach di jari kelingkingku.

"Jangan belepotan lo ya"

"Lo kayaknya ngeraguin kemampuan gue"

"Bukan gitu. Gue kan cuma antipasi aja"

Aku melihat ke arah cermin,tampak Nisa sedang sibuk menggulung rambutku. Sampai kapan aku berada di posisi ini. Bosan? Sudah pasti. Apalagi jari-jariku tidak bisa digerakkan secara leluasa akibat cat kuku yang belum kering sempurna.

"Ta,mama lo dateng ke acara ini?" Tanya Nisa.

"Iya. Kayaknya dia udah standbay di bangku penonton deh,"

"Oh," Sahut Alicia dan Nisa kompak.

"Agatha,liat kuku lo deh," Alicia meletakkan cat kuku di atas meja rias, "Gimana hasilnya ?"

"Bagus,Al. Makasih ya,"

"Masama"

"Gue juga udah selesai nata rambut lo. Lo suka nggak?" Tanya Nisa.

Aku melihat bayangan diriku di cermim,hasil riasan para sahabatku. Tampak natural,polesan bedak tipis dan dibubuhi blush on berwarna pink. Di bagian bibir di poles dengan lipstick berwarna peach,senada dengan drees selutut yang aku kenakan. Nisa menggulung rambutku dengan rapih. Dia membiarkan poni rambutku menjuntai alami. Penampilanku kini lebih baik tidak seperti tadi yang hanya mengenakan kaos berwarna biru dongker dipadukan dengan celana jeans dan rambut yang dikuncir kuda.

"Agatha,lo cantik banget!" Seru Alica seperti anak kecil.

"Udah ya Agatha. Sekarang lo bisa  persiapin diri lo. Gue sama Alica tunggu di kursi penonton ya. Lo harus nampilin yang terbaik,"

"Semangat Agatha!!" Ucap Alica. Nisa dan Alica berjalan keluar dari ruang rias ini.

Aku melihat arloji yang melingkar di tanganku. Sepuluh menit lagi aku akan tampil.

Kupejamkan kedua bola mataku,berdoa dalam hati agar diberikan kelancara saat tampil nanti. Sambil menggenggam biola,aku berusaha mengontrol diriku agar tidak gugup. Aku melihat nomor urut yang menempel dipinggangku. Tertera angka lima di sana.

💧💧💧     💧💧💧

Saat ini aku sudah berada di atas panggung,setelah pembawa acara memanggil namaku. Kini giliran aku yang akan tampil. Aku menatap ketiga dewan juri yang kini menatapku juga. Menunggu aba-aba yang mereka berikan untuk memulai permainanku.

"Baik,Agatha. Silahkan" Salah satu juri memberikan aba-aba dan inilah waktunya. Aku memejamkan mataku. Menarik napas dalam-dalam lalu kuhembuskan secara perlahan. Kubuka mataku dan mulai menggesekan bow yang ku pegang ke senar biola. Aku memainkan lagu My Heart will go on secara perlahan. Mataku fokus ke arah jariku yang dengan lihainya menekan senar secara bergantian.

Aku takut melihat ke arah para juri,apakah mereka terkesima dengan penampilanku atau malah sebaliknya. Biarlah,yang penting aku telah memainkan biola ini dengan sebaik-baiknya.

Lagu yang kumainkan hampir selesai. Aku mengambil ancang-ancang agar ending penampilanku sempurna. Dan... tepuk tangan meriah mengakhiri penampilanku. Kubungkukkan tubuhku,memberi hormat kepada juri maupun penonton. Aku berjalan meninggalakan panggung,karena setelah ini akan ada penampilan dari peserta lain. Samar-samar aku mendengar bisikan-bisikan dari para penonton.

"Ya ampun bagus banget!"

"Gue merinding dengernya tadi,saking bagusnya,"

"Ajarin gue dong biar bisa main sebagus itu,"

"Udah cantik berbakat pula,"

"Jadi pengen foto sama kak Agatha!"

"Hufft. Lega," Kuhempaskan diriku disalah satu bangku. Tiba-tiba dari arah pintu terdengar teriakan-teriakan seseorang memanggilku.

Brakkk

Pintu tiba-tiba terbuka,menampilkan Nisa dan Alica, "Gila Agatha permainan lo bagus banget tadi," Alica mencubit pipiku gemas.

Kusingkirkan tangan Alica yang mengganggu di wajahku, "Aduh apaan si,Al. Sakit tau,"

"Biarin. Gue seneng banget Agatha, nggak sia-sia gue sama Nisa ngebujuk lo biar ikut lomba ini,"

"Bener,Ta. Permainan lo bagus," Nisa mengambil bangku kecil dan duduk di sebelahku, "Kalo kata gue nih,lo bakal menang,"

"Betul banget," Balas Alica setuju dengan perkataan Nisa.

"Semoga aja. Tadi lo liat Thalitha nggak? Dia nomor urut berapa?" Tanyaku.

"Gue liat. Kalo nggak salah nomor urut tiga," Ucap Alica.

"Lebih bagusan lo Agatha daripada Thalitha. Percaya sama gue," Sahut Nisa.

"Oh iya karena penampilan lo tadi sangat spektakuler jadi gue sama Nisa bawain lo ice cream sama cheescake," Alica menyodorkan bungkusan yang ia bawa.

"Makasih ya,"

"Masama," Balas Alica dan Nisa kompak, "Yaudah gue sama Nisa balik lagi ke tempat semula. Bye Agatha,"

Aku membuka bungkusan yang Alica dan Nisa berikan tadi. Ice cream coklat dan cheescake  strawberry menantiku. Aku segera melahapnya.




Next ➡

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The PiblueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang