Bab 2 - Pertemuan itu

19 0 0
                                    

"Ma!" Suara teriakanku terdengar ke seluruh penjuru rumah.

"Aduh,Agatha ada apa? Pake teriak-teriak segala. Kamu pikir ini hutan apa!" Oceh mama mengomeliku dengan wajah paniknya.

Aku hanya senyam-senyum dengan perasaan bersalah,"Maaf ma,maaf. Tadi aku coba cari mama tapi nggak ketemu. Akhirnya aku teriak aja biar mama denger" Jawabku mencoba meyakinkan mama.

"Aku mau keluar,bentar doang kok,ma"

"Yauda sana,rumah bakalan tenang kalo gak ada kamu. Pusing mama dengar ocehan kamu. Dan ingat,pulangnya jangan malam-malam"

"Oke siap. Aku berangkat dulu ya,ma" Ucapku meminta izin sambil mencium punggung tangan mama.

"Hati-hati ya"

"Iya,ma"

💧💧💧 💧💧💧

"Selamat datang!" Sapa pelayan wanita yang tengah berdiri sambil membukakan pintu masuk toko.

Aku hanya mengangguk singkat disertai senyum ramah. Mataku menyapu seluruh ruangan toko,sambil berjalan perlahan,melihat barang-barang yang tengah diperjual-belikan. Aku menyusuri satu per satu bagian toko berusaha mencari benda yang aku butuhkan. Tak butuh waktu lama pencarianku membuahkan hasil. Aku menemukan benda yang kucari tergeletak diantara tumpukan biola dan hanya tersisa satu buah. Dengan sigap aku mengambil benda itu.

Namun ada yang aneh dengan tanganku saat mencoba mengambil benda itu,seperti ada tangan pengunjung lain yang bertumpu di atas tanganku dan ingin mengambil barang yang sama denganku,membuat tanganku seperti digenggam. Refleks aku menoleh melihat siapa pemilik tangan itu. Seketika tatapan kami sama-sama bertemu,dengan gugupnya aku berusaha melepaskan tumpuan tangan pengunjung pria itu dari tanganku.

"Lo mau itu? Ambil aja" Ucap pria itu menawarkan.

"Eh? Bener nih? Tinggal satu loh stoknya" Tanyaku bingung.

"Iya,nggak apa-apa. Udah ambil aja" Ucapnya ramah.

"Okiii,gue ambil ya,makasih" Balasku.

Aku langsung mengambil benda itu dengan cepat,takut berebut kembali dengan pengunjung lain. Aku berjalan ke arah kasir dan langsung membayar dengan selembar uang kertas berwarna merah. Tanpa ragu aku menoleh kembali dan tersenyum tanda terima kasih dengan pria tadi yang masih berdiri di bagian perlengkapan biola.

💧💧💧 💧💧💧

"Ta..Ta. Lo coba lihat deh foto ini, lucu banget tau" Panggil Nisa sambil tertawa geli.

"Apaan si Nis?" Tanyaku heran.

"Nih coba lihat dulu" Nisa menyerahkan ponselnya ke arahku,sontak aku juga ikut tertawa,Nisa dengan jahilnya mengedit foto Tara dan Alica yang sedang melongo disertai stiker lucu.

"Bego lo! Iseng banget sih"

"Biarin" Ucap Nisa disertai dengan tawanya yang belum reda.

Aku melihat Thalitha dan teman-temanya kebetulan melewati kelas 12-MIA-3,dari raut wajahnya ia nampak tak suka melihat aku dan Nisa yang tengah duduk di bangku kayu depan kelas 12-MIA-3.

"Berisik lo,kampung!" Ucap Thalitha sinis.

"Lo kali tuh ya kampung,nggak tau sopan santun" Gerutu Nisa kesal ke arah Thalitha.

The PiblueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang