2.Novel

3K 83 0
                                    

Alina sedang menikmati sorenya dengan duduk di sofa, tv yang menyala namun perhatian nya tertuju pada handphone

"Assalamualaikum Al ganteng pulang"

"Berisik lo bang!" sungut alina

"Biasa aja dong ,ngegas mulu lo " kata Al sambil duduk di sebelah adiknya

"Ih lo bau bang mandi sono terus kita makan, gue laper tau enggak"

"Rese lo gini gini mandi enggak mandi tetap ganteng tau"

"Pd amat "cibir Alina

Melihat itu Al pun memeluk adik nya erat lalu mencubit pipi tembam Alina yang membuat Alina naik pitam

"Bang lo bau ya ampun, kalo gue mati gimana lo mau tanggung jawab ha, sakit tau enggak pi-"
Tanpa menunggu kelanjutan ocehan Alina ,Al langsung lari menuju kamarnya

"Heh lo parah lo belum gue bales sini enggak, jatoh-"
Belum selesai Alina berbicara Al sudah jatuh terlebih dahulu di depan kamarnya membuat Alina tertawa puas

"Syukurin lo jatuh kan main main si kualat kan lo " kata Alina di sela sela tawa nya

"Adek durhaka lo sialan" sungut Al dan langsung masuk ke kamar nya



Setelah kejadian itu sekarang Alina dan Aldean sedang makan malam dan melakukan obrolan kecil
"Hp mulu dari tadi lagi makan tu hp nya nanti lagi" ujar Aldean
yang dari tadi melihat adiknya sibuk dengan hpnya

"Bentar bang penting ini"

"Siapa si Batu Bara?"

"Jangan ubah nama orang deh,bukan grup osis gue"


Tok tok tokk
"Siapa si tu malem malem bertamu kerumah orang" kata Aldean mendengar ketukan pintu rumahnya dan berniat membuka pintu
"Aku aja yang bukain bang"

Setelah pintu terbuka terlihat lah Bara dengan senyum manisnya dan membawa sebuah paper bag
"Bara kok kesini ngapain, katanya lagi ngumpul sama anak anak-anak, ini udah malem kamu kan capek juga tadi latihan mending-"cerocos Alina di depan pintu tanpa menyuruh Bara duduk ,menyuruh masuk saja tidak

"Sstt ini aku enggak di suruh masuk pegel tau berdiri"ucap Bara memotong ucapan Alina

"Siapa dek kok enggak disuruh masuk"sahut Aldean

"Bara bang, ini baru mau di ajak masuk, ayo masuk"

Setelah duduk Alina melanjutkan omelannya yang tadi tertunda
"Kamu tu enggak capek apa tadi latihan terus nganter aku pulang, nongkrong sama anak-anak sekarang kerumah aku lagi, ini udah malem Bara kan mending buat istirahat besok kita kan masih bisa ketemu "

"Heh lo tu di apelin pacar bukanya ber syukur terimakasih malah ngomel aneh" sahut Aldean

"Nyambung aja si lo bang "ucap Alina dengan muka masam

"Iya iya mending ke kamar dah masalah rumah tangga kagak ikut an"

"Bara jawab ih,malah senyum senyum kamu sakit ya mending pulang deh minum obat"

"Enggak kamu tu lucu kalo ngomel"

"Ye ngomel kok lucu, diomelin bukanya kesel malah senyum senyum "

"Aku kesini itu bawa in novel buat kamu yang katanya kamu mau beli tapi sold out terus" ucap Bara sembari memberikan paper bag yang ia bawa

"Seriusan novel itu ah makasi " dengan reflek Alina memeluk Bara karena terlalu senang

"Iya sama sama sayang, nyaman banget pelukan kamu bikin enggak mau pulang"sambil mengelus rambut Alina

"Eh maaf Bar tadi reflek" kata Alina dengan gugup dan ingin melepas pelukannya

"Jangan di lepas dulu plis, aku nyaman kayak gini "

"5 menit oke abis itu kamu pulang istirahat, aku enggak mau kamu kecapean terus sakit"

"Iya sayang"

Mereka sedang menikmati posisi nyaman dan kehangatan mereka masing-masing, dengan Alina bisa mendengar detak jantung Bara yang cepat

"Kamu ke rumah akunya lari ya, detak jantung kamu cepet banget"

"Itu karena kamu, itu efek dari pelukan kamu, udah deh nanti aku enggak mau pulang kalo gini terus" sambil melepas pelukannya, Bara menyentuh pipi kanan Alina dan mengecup kening Alina lama, membuat jantung Alina sekarang sepeti sedang marathon

"Aku pulang ya, tidur yang nyenyak jangan lupa baca doa, selamat malam sayang"

"Iya kamu juga"saking gugupnya hanya kata itu yang keluar dari mulut Alina

Alina mengantar Bara sampai depan rumah, setelah mobil Bara pergi Alina langsung masuk ke kamar dengan senyum yang tak luntur, merebahkan dirinya di kasur dan memandang langit langit-langit kamarnya, membayangkan kejadian yang baru saja terjadi yang membuatnya salah tingkah sendiri

"Aku berharap kita bisa gini terus Bar, ada masalah apapun kita bisa lewat in dan kita bisa terus bareng karena aku udah menaruh hatiku buat kamu sepenuhnya aku sayang kamu Bar"
Setelah itu Alina terlelap tidur dan menjelajahi mimpinya.

BackstreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang