6.Pulang Bareng

2K 58 0
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi 5 menit yang lalu, Alina berjalan di koridor menuju ruang osis karena ia mengadakan rapat terkait acara yang akan diselenggarakan yaitu pentas kesenian, dari kejauhan ia melihat Bara berjalan dengan teman-temannya menuju kearah Alina, dengan ragu Alina melangkah ia masih enggan bertemu dengan Bara setelah kejadian tadi siang
Tepat Alina di depan Bara, Bara menahan tangan Alina dan jalannya di hadang oleh teman-teman Bara

"Lepas"

"We need to talk Al"

"Aku rapat, lepas nanti ada yang liat, kamu kan enggak kenal aku" sindir Alina lalu menatap Dimas sekilas

"Pulang sama aku"

"Aku bawa mobil, kalian minggir"ucap Alina tajam sambil berusaha melepas cekalan Bara, setelah terlepas ia langsung bergegas pergi dari Bara dan teman-teman

"Anjing! "Umpat Bara" Dewa sialan"

"Dewa enggak salah, gue udah bilang itu tadi" sahut Dimas sambil menepuk lengan Bara, lalu melenggang pergi

"Kita omongin di rumah lo aja lah Bar" usul Reza

"Ini urusan gue ,enggak ada hubungannya sama lo lo pada" desis Bara lalu pergi meninggalkan Indra, Athala, dan Reza

"Jika sudah menyangkut masalah hati memang susah, cinta itu memang pelik ,pelik sekali ,rumit" Indra dengan gaya alaynya

"Bukan temen gue" Athala menanggapi

Athala dan Reza langsung berlari meninggal kan Indra sendiri
"Ehhh kalian jangan tinggal kan aku sendiri disini" susul Indra sambil berlari mengejar Athala dan Reza yang sudah di parkiran.



Di ruang osis sudah semua anggota sudah berkumpul, hanya tinggal menunggu Alina, saat Alina datang langsung di sambut oleh ocehan Dewa

"Bebeb Alina ku sayang lo terlambat, kita udah nunggu lo disini dari tadi, asal lo tau menunggu itu enggak enak "

"Bawel gue telat baru ini ya, bucin banget deh"
Sedangkan anggota yang lain hanya tertawa

"Sama aja lo telat, percuma lo sering nasehatin gue buat-" kesal dengan ocehan Dewa, Alina membekap mulut Dewa dengan tangannya

"Diem lo diem, cowo punya mulut lemes amat"

Alina melepaskan bekapan nya pada mulut Dewa dan membuka rapat pada sore hari ini

"Ya kita mulai aja rapat hari ini, proposal yang kita ajukan untuk pentas kesenian minggu depan di setujui sama Pak kepsek tapi dengan catatan di ada in nya hari Sabtu"

"Kenapa hari sabtu?, kan itu jatah libur" tanya Feri

"Biar enggak ganggu jam pelajaran katanya" jawab Dewa

"Langsung aja kita susun acaranya, untuk panitia fix sama kayak yang tertulis di proposal"

Rapat berlangsung lama dari jam 4 sore sampai jam 5 ,Alina langsung menuju ke parkiran

"Beb gue nebeng ya" kata Dewa saat sudah berada di parkiran

"Lah motor lo kemana"

"Masuk bengkel, mobil gue dipake tuan besar, jadi gue tadi ke sekolah bareng tuan besar"
Alina berpikir, bagaimana jika Bara tau, tapi dia juga tidak enak menolak Dewa

"Heh Al, malah ngelamun, kenapa lo takut sama pacar lo, kalo dia tau lo pulang sama gue"
Pernyataan Dewa membuat Alina tersentak

"Maksud lo?"

"Ya mungkin aja lo punya pacar kan, tapi setau gue lo jomblo atau lo lagi deket sama seseorang ?"

"Apa an deh ngaco, emang kalo iya kenapa? "

"Yah pupus dong harapan gue, dan gue bakal coba ikhlas walau sulit, kalo itu pilihan lo dan buat lo bahagia ya gue bisa apa"

"Wa lo-"

"Bucin banget si gue anjir, becanda gue Al"

"Baperan lo ah"

"Boleh enggak gue nebeng, kalo enggak ya udah" dengan nada sok ngambek

"Iya tapi lo yang nyetir"



Didalam mobil terjadi keheningan, Alina yang memikirkan Bara dan Dewa yang fokus dengan jalan

"Ngelamun terus sampe mampos"teriak Dewa untuk menyadarkan Alina yang sedang melamun

"Dewa lo berisik, " kata Alina sambil mengusap dadanya

"Salah sendiri ngelamun, lo kenapa si Al? Ada masalah apa?, tadi lo nangis, sekarang ngelamun, kenapa tell me "

"Kan gue udah bilang gue nangis karena lo"

"Yakin? bukan gara-gara Dimas? "

"Dimas? Ko jadi sampe Dimas apa hubungannya coba"

"Karena gue tadi liat Dimas keluar dari RO dan enggak berapa lama lo juga keluar,apa dia yang bikin lo nangis? "

"Bukan Wa percaya deh, dia cuma ngembaliin novel yang dia pinjem ke gue, terus dia liat gue nangis"

"Lo lagi deket sama Dimas"

"Enggak Wa apaan si pertanyaan lo seolah-olah pacar gue deh"

"Terus kenapa lo nangis"

"Bakal ada waktunya gue cerita sama lo tapi enggak sekarang"

"Oke, kalo lo udah siap lo boleh cerita ke gue, seperti tadi yang gue bilang hati gue selalu terbuka buat lo"

Setelah itu tidak ada percakapan apapun, sampai di depan rumah Dewa, Dewa turun dan Alina langsung pulang kerumahnya, saat ini ia hanya butuh kasur untuk mengistirahatkan tubuhnya yang amat sangat lelah.

Dewa memandang mobil Alina yang semakin menjauh hingga hilang di ujung jalan

"Entah masalah apa Al yang bikin lo nangis, gue rasa itu masalah perasaan, asal lo  tau Al gue enggak suka liat lo nangis, gue sayang lo Al, dan gue bakal cari tau apa yang udah bikin Alina gue nangis" gumam Dewa lalu masuk kedalam rumah nya.

BackstreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang