9.Apartemen

3.4K 90 64
                                    

Sampai di apartemen Bara ,berdiri di depan pintu karena ia ragu untuk memencet bel, perasaannya tidak enak, sampai akhirnya pintu terbuka tanpa Alina memencet bel, terlihat lah Bara dengan raut wajah yang menurut Alina menyeramkan

"Masuk",

kemudian Alina masuk ke apartemen Bara yang cukup luas dengan 2 kamar, ruang tamu, mini bar dan dapur
Alina duduk di sofa, ia hanya memandang lantai

"Bar aku mau minta maaf" cicit Alina namun masih bisa didengar oleh Bara

"Buat apa, karena kamu udah pelukan sama Dewa dan pulang bareng dia" jawab Bara dengan nada sinis

Mendengar itu Alina menegakkan pandangan nya menatap mata Bara, ia terkejut bagaimana Bara bisa tau

"Kenapa kaget, kamu pikir aku enggak tau, dan kamu bisa sembunyiin itu dari aku, seneng kan bisa pelukan di ruang osis pulang bareng lagi"

"Kamu salah paham Bar" ucap Alina dengan menahan tangisnya

"Bagian mana yang aku salah paham, semuanya bener kan, apa ada lagi yang belum aku tau hem? KAMU NGAPAIN AJA SAMA DIA ALINA" di bentak seperti itu, air mata yang sedari tadi sudah Alina tahan langsung luruh seketika

"Aku nyuruh kamu jauh in dia, apa susahnya jaga jarak! bukan malah pelukan, kamu aku anter pulang enggak mau karena mau balik bareng dia iya Al!,masalah yang kemaren belum selese Al,kenapa kamu bikin masalah lagi" Bara frustasi ,mendudukan tubuhnya di sofa depan Alina

"Harus berapa kali aku bilang sama kamu, AKU CEMBURU, AKU ENGGAK SUKA KAMU DEKET SAMA DEWA,kenapa kamu enggak pernah ngerti, JAUHI DIA AL, JAGA JARAK, KAMU UDAH PUNYA PACAR, kamu tu mikir " ucap Bara dengan mencengkeram pergelangan tangan Alina

"Atau kamu suka sama dia ,itu alesan kamu enggak bisa jauh in dia, kamu seneng kan aku marah biar kamu bisa pelukan sama Dewa "ucap Bara tajam, dan cengkeraman nya di pergelangan tangan Alina makin kuat

"Bara sakit"

"Aku niat hari ini mau minta maaf sama kamu Bar tapi kenapa kamu malah bentak-bentak aku, kasih kesempatan aku buat jelasin semuanya "ucap Alina dengan air mata yang mengucur deras

"Dia peluk aku karena dia liat aku nangis di ruang osis, dan aku nangis juga gara-gara kamu"

"Pas aku keluar dari ruang kamu apa kamu berusaha ngejar aku, nenangin aku ,enggak kan? " jelas Alina sambil menatap mata Bara

"Iya aku pulang bareng dia, pake. mobil. Aku. Karena dia enggak bawa motor ,abis itu aku langsung pulang enggak kemanapun, di rumah aku nunggu chat kamu, ternyata kamu enggak chat aku sama sekali, di rumah aku mikir kalo emang aku yang salah, dan mau minta maaf sama kamu, tapi kenapa kamu malah kayak gini Bar" tangis Alina makin kencang, sedangkan Bara emosinya belum juga reda

"Kenapa kamu enggak chat aku, telepon, apa karena udah seneng di peluk Dewa"

"KARENA AKU TAKUT ,aku tau kamu masih marah sama aku, aku mau minta maaf langsung sama kamu, mau aku jelasin semuanya, apa kalo kamu lagi marah, kamu mau denger omongan aku, enggak kan? "

"Kalo kamu enggak mau aku marah, jauhi.Dewa.Alina"

"gimana pun aku jauh in aku bakal dekat sama Dewa, dia wakil aku, partner aku Bar-" belum selesai Alina belum bicara Bara sudah memotong Alina dengan pertanyaannya

"Aku. Atau. Dewa? "Tanya Bara dengan menekan setiap katanya

"Maksud kamu ?"

"Aku kasih kamu pilihan ,Aku atau Dewa"

"Apa harus aku jawab?, kemarin aku kasih kamu pilihan juga kan, dan kamu enggak jawab kan, apa sekarang aku harus jawab pertanyaan kamu? "Ucap Alina dengan suara parau

Jawaban Alina membuat, Bara tambah emosi, ia meraih vas bunga yang ada di atas meja ruang tamu lalu melemparnya ke lantai hingga hancur berkeping-keping, membuat Alina terkejut dan semakin takut

"Arghh" teriak Alina

"AKU SURUH KAMU JAUHIN DIA AL, APA AKU SALAH?!, AKU ENGGAK SUKA MILIK AKU DI SENTUH ORANG LAIN, KAMU PACAR AKU MILIK AKU" Bara mengatakan itu tepat di depan muka Alina, membuat air mata Alina tambah deras

"Iya pacar di luar kesekolah di dalam sekolah kamu bukan siapa-siapa aku kan, anggep aku sebagai layak nya temen di dalem sekolah Bar"

"Oke aku tau aku salah enggak ngehargai kamu, bikin kamu cemburu, bikin kamu marah, tapi asal kamu tau aku enggak ada niat sedikit pun untuk itu, aku minta maaf" setelah mengatakan itu Alina mengambil tas nya di sofa lalu melangkah ke pintu, namun tangan nya kembali di cengkeram oleh Bara

"Mau kemana kamu? Mau minta peluk sama Dewa"

Alina merasakan sakit di tangannya sekaligus di hatinya,berusaha melepaskan cengkraman tangan Bara dengan tenaga nya yang tersisa

"Lepas Bar, aku minta maaf, aku mau pulang "setelah terlepas Alina langsung lari menuju pintu dan keluar dari apartemen Bara

"Dua kali lo bikin dia nangis Bar, sialan" umpat Bara di dalam apartemennya




Alina setelah keluar dari lift, langsung menuju mobilnya, dan menelepon seseorang

"Hallo"Alina dengan suara paraunya

"Lo kenapa ko nangis? " jawab seseorang di sebrang telepon

"Hiks hiks hiks"

"Lo dimana? "

"Gu gue di apart Bara mau jalan pulang"

"Ok gue jalan ke rumah lo"

Alina memutuskan telepon ya, lalu melajukan mobilnya menuju rumahnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BackstreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang