A : Kissmark

5.2K 466 33
                                    

WIND FLOWER
ALTERNATIVE ENDING
MATURE CONTENT

NOT FOR UNDER 18
I WARN YOU FROM THE BEGINNING!!!

________________________________

Seperti biasa aku pulang begitu larut karena tugas kantor yang harus kuselesaikan. Besok aku harus datang pagi-pagi sekali karena ada rapat dengan beberapa kolega. Sebagai sekretaris aku sigap dengan semuanya, jika tidak aku akan kalah.

Angin malam terasa begitu menusuk kulitku. Aku sudah memakai jaket tertebal yang aku punya namun tetap saja angin mengalahkannya. Jalanan mulai sepi dan aku semakin cepat mengendarai mobilku menuju rumahku yang tinggal beberapa blok lagi. Aku ingin segera merebahkan tubuhku dikasurku yang nyaman dan juga empuk. Kulirik jam tangan yang melingkar dipergelangan tangan kiriku. Sudah jam satu lewat.

Setelah beberapa menit kemudian akhirnya aku tiba dirumahku. Aku langsung memarkirkan mobilku digarasi kemudian masuk ke dalam rumah. Aku langsung pergi ke kamar mandi kemudian mandi. Badanku terasa kering karena berada diruangan ber-ac seharian.

Air hangat yang mengalir lewat pancuran membuat tubuhku rileks. Aku menyukainya saat setia tetes air menyentuh kulitku sensasinya menyenangkan sekaligus membuatku nyaman dan rileks. Selang beberapa menit aku mandi kemudian aku bergegas berpakaian kemudian aku rebahkan tubuhku ke atas kasur yang empuk dan nyaman.

Tapi tenggorokkanku terasa kering. Kemudian aku mengambil air yang berada diatas mejaku tepatnya disamping kasurku. Aku menegaknya hingga tandas. Tak lama kemudian rasa kantuk mulai menyerangku. Kemudian ku pejamkan kedua mataku dan aku benar-benar langsung terlelap tidur.

Hari ini benar-benar melelahkan. Aku butuh istirahat.

__________________________________

Rapat pertemuan itu berjalan lancar. Sekiranya membutuhkan waktu sekitar dua jam lebih dengan break time tentunya. Aku mengemasi berkas-berkas penting milik Sajangnim. Diruangan kini hanya ada aku dan temanku. Dia membantuku untuk membereskan yang lain.

"Aku ingin minum kopi." ujar temanku. Dia begadang karena mengerjakan proyek ini tentunya dibantu yang lain. Tapi tetap saja aku merasa kasihan padanya.

"Kau bisa beristirahat Baek. Aku akan mengijinkanmu ke Sajangnim." ujarku berbaik hati. Kemudian dia berlari kearahku kemudian dia memelukku dengan erat.

"Jangan memelukku sembarangan. Jika Sehun tau dia akan marah!" ancamku dan temanku hanya tertawa kecil menanggapi ancamanku. Kemudian kedua mata minimalisnya terlihat membulat seketika. Dia menunjuk sesuatu lebih tepatnya kearah leherku.

"Ada apa?" tanyaku. Dia mengeluarkan handphone dari saku celananya. Dia memperlihatkan sesuatu kepadaku lewat handphonenya.

Tunggu. Apa itu?

"Apa semalam kau habis bercinta dengan seseorang Kyung?"

Aku langsung memukul bahunya dengan agak keras. Dia mengaduh kesakitan. Hei bahkan aku tidak tau dari mana warna merah ini berasal.

"Tidak Baek. Aku tak melakukan apapun selain mandi terus tidur."

"Ya kau terlihat seperti habis bercinta. Lihatlah bekas tanda kasih sayang itu yang terlihat berwarna ungu lebih tepatnya. Wow dia ganas Kyung." ujar Baek dengan tawa menggemanya. Aku mencubitnya karena aku kesal dengan tawanya yang akan membuat semua orang datang kemari.

"Demi tuhan. Aku tidak bercinta sampai sekarang!" aku berkata jujur namun Baek tetap saja menggodaku.

"Ayolah katakan padaku siapa Pria beruntung itu."

"Seenak jidatmu. Aku belum pernah melakukan hal itu Baek. Dan satu hal lagi aku bukan kau yang suka bercinta dengan Kai disaat yang tidak tepat." ejekku. Dan dia terlihat malu-malu. Aku berkata sesuai kenyataan.

"Lalu jika bukan karena habis bercinta. Itu karena apa?" tanya Baek.

"Aku pun tak tau Baek. Aku hanya melakukan kegiatan mandiku kemudian setelah itu aku tertidur pulas."

Tiba-tiba handphone Baekhyun berdering kemudian dia keluar dari ruangan ini. Sepertinya Kai tidak bisa menahannya lebih lama lagi hahaha dasar pasangan byuntae. Terpaksa aku melakukannya sendiri lagi.

Aku mengecek semua berkas-berkas tadi sebelum akhirnya kuserahkan ke Sajangnim. Tiba-tiba seseorang masuk dan tak lain adalah Sehun. Dia juga pegawai kantor disini. Dan dia adalah Adikku yang menyebalkan.

"Hyung nanti ke animal care ya. Makanan Vivi habis dan aku lupa membelinya kemarin, jebal Hyung aku tak ingin Vivi menjadi kurus karena tak makan."

"Vivi tak akan menjadi kurus hanya karena dia belum makan hari ini. Kau saja yang berlebihan Do Sehun. Tapi ya karena kemarin kau membantuku jadi aku akan mengantarkanmu." ujarku seraya membawa berkas-berkas itu dengan kedua tanganku. Ternyata berat.

"Gomawo Hyung. Aku sangat mencintaimu." ujar Sehun melenggang pergi begitu saja. Selalu saja Anak itu datang jika ada maunya.

Jika kau bukan adikku maka aku akan menendang bokongmu Sehun karena kau selalu saja membuatku kesal karena ulahmu.

Aku berjalan menuju ruangan Sajangnim. Lebih tepatnya ruanganku juga karena digabung olehnya, katanya agar ia bisa menyuruhku mengerjakan sesuatu tanpa harus menemuinya terlebih dahulu.

Aku menaruh berkas-berkas itu diatas meja kayu jati miliknya. Dia pulang kerumah karena ada sesuatu yang tertinggal. Aku kembali ke tempatku. Kursi malas yang nyaman, empuk dan juga hangat yang membuatku enggan beranjak dari kursiku kecuali terpaksa.

Aku mengerjakan tugasku -yang aku dapatkan setelah rapat tadi- aku memeriksanya secara teliti. Jika ada yang salah aku akan memperbaikinya karena Sajangnim tidak suka dengan kesalahan. Walaupun setitik kecil bulatan hitam.

Dia seorang yang perfeksionis. Keluarganya kaya raya. Appa dan Eommanya adalah seorang Ceo diperusahan mereka sendiri. Appanya juga menjadi orang terkaya pertama menurut majalah For**s. Dan Eommanya adalah seorang perancang busana terkenal juga sekaligus Ceo. Dia mempunyai brand kecantikan ternama yang sukses.

Pintu ruangan terbuka dan Sajangnim berjalan masuk seraya mengendurkan dasinya. Dia terlihat sedang mengalami penat dan juga lelah. Aku beranjak dari kursiku kemudian menghampirinya yang duduk dikursi malasnya.

"Apakah Sajangnim menginginkan sesuatu, seperti teh atau kopi?"

Kedua matanya terbuka saat ia mendengar suaraku. Bibir semerah darah itu tersungging manis.

"Mungkin kopi, but less sugar."

"Baiklah. Ada lagi yang Sajangnim inginkan?"

"Tidak. Karena saya sudah mendapatkan apa yang saya inginkan. Terima kasih Kyungsoo." ujarnya sopan. Aku senang bisa mendapatkan atasan yang baik dan sopan sepertinya.

"Sama-sama Sajangnim."


































Holaa I'm Back.. Habis itu menghilang kembali Wkwkwkwk. [ditimpuk pake papan reklame sama readers-nim]

Hei jangan lupa, cerita ini ada mature contentnya. Aku ga nanggung loh dosa dedek-dedek gemes yang liat work aku yang satu ini. Dosa ditanggung sendiri ya.

Bagaimana dengan awalnya, apakah kalian mulai penasaran dengan konfliknya?

Oh ya, buat sekarang tepatnya tanggal 30 maret 2019 saya akan on di wattpad tapi hanya sehari saja.

Mengapa?

Karena dihari itu saya terakhir uts jadi setelah itu saya akan libur sehari, lumayan buat mengurangi rindu saya sama readers saya Wkwkwk.

Edisi kangen-kangenan ya😁😁

Jika ada yang ingin bertanya mengenai saya, silahkan saja (demen nih kalo bagian ini).

Sekian dulu, next Chapter masih on going. Sabar ya soalnya Irene ulang tahun dan aku yang menyiapkan birthday party untuknya [halunya ga ketulungan].


SEE YOU NEXT TIME CHINGU
🍋🍋🍋
FANBOY CHANSOO

Wind Flower | Chansoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang