Kini aku tahu...

35 6 2
                                    

Setelah kejadian itu, mereka berdua tidak lagi berkomunikasi di sekolah. So Hyun yang memintanya. Seong Jae bukanlah tipe orang yang penurut. Tapi ia langsung mengiyakan apa yang So Hyun katakan belakangan ini.

Hingga akhirnya sesuatu terjadi...

Bibi So Hyun meninggal dan ia harus kembali ke kampung halamannya untuk menjaga neneknya, menggantikan bibinya yang selama ini berperan sebagai ibunya. Kejadian itu sangat memukul So Hyun. Pertama, ia kehilangan bibinya yang juga berperan sebagai ibu dan ayahnya. Kedua, ia harus kembali ke kampung halamannya dan tentu saja pindah sekolah 'lagi'.

Saat itu, So Hyun pergi ke kampung halamannya untuk mengantar bibinya ke tempat peristirahatan terakhir. Setelah itu, ia kembali ke rumahnya dan sekolahnya untuk mengatur kepindahannya. So Hyun tidak menceritakan hal itu pada Seong Jae. Seong Jae hanya tahu bahwa So Hyun akan berada di kampung halamannya untuk beberapa hari, mengunjungi keluarganya.

Hari-hari yang tersisa sebelum kepergiannya tidak ia sia-siakan.

Pada suatu malam, So Hyun menemui Seong Jae di kamarnya.

"Seong Jae-ya, bisa kau keluar sebentar?" Seong Jae keluar dari kamarnya.

"Ada apa?" Tanya Seong Jae.

"Apa kau ingin keluar sebentar? Mencari udara segar?" So Hyun mengatakannya dengan gugup.

"Ide yang bagus. Ayo."
Keduanya keluar rumah dan berjalan-jalan, menikmati bintang dan bulan yang bercahaya terang malam itu.

Terasa sesuatu yang canggung di antara keduanya. Tidak ada suara yang keluar dari mulut mereka. Seong Jae berjalan di depan dengan memasukkan tangannya pada jaket hangatnya. Sedangkan So Hyun hanya menatap Seong Jae. Ada yang ingin dikatakannya, tapi tidak bisa keluar dari mulutnya.

Seong Jae merasa tidak nyaman dengan keadaan itu, ia membalikkan badan, menatap So Hyun yang malah menunduk.

"Ada apa? Apa yang akan kau katakan?" Tanya Seong Jae frustasi. So Hyun terdiam dan menunduk, menangis.

"Ada apa? Jika tidak ada yang
ingin kau katakan, aku akan pulang." So Hyun masih terdiam.

Seong Jae berjalan kembali ke rumah. Dan suara So Hyun terdengar saat itu.

"Maaf... ." So Hyun dengan suara seraknya menghentikan langkah Seong Jae.

Seong Jae menatap wajah So Hyun. Hatinya terasa sakit saat mendengar kata-kata itu.

Ditambah lagi perempuan di depannya sedang menangis tersedu-sedu. Ia bingung apa yang harus dilakukannya. Ini adalah pertama kalinya ia melihat perempuan menangis di depan matanya, kecuali kakaknya.

Ia berjalan mendekati So Hyun dan memeluknya. Suara tangisan So Hyun semakin menjadi-jadi.

"Aku.... hiks...hiks..." So Hyun berusaha berbicara ditengah-tengah tangisannya.

"Berhentilah berbicara. Kau membuatku menjadi terlihat buruk."

Selama beberapa menit, mereka berada di posisi itu. Seong Jae menunggu sampai So Hyun selesai menangis. Setelah tangisan So Hyun mereda, Seong Jae melepas pelukannya.

"Kau sudah merasa baikan?" Seong Jae dengan nada khawatirnya. So Hyun mengangguk, dan Seong Jae tersenyum.

Mereka melanjutkan berjalan-jalan, hening lagi.

"Apa yang ingin kau katakan?" Seong Jae kembal bertanya.

"Aku...." So Hyun tergagap.

"Aku minta maaf atas apa yang
terjadi belakangan ini. Soal...."

HalfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang