[00] Prolog

3.7K 273 10
                                    

Kamu cermati refleksimu dengan saksama dari ujung ke ujung, pastikan bahwasanya tidak ada keganjilan di tiap jengkal yang mungkin akan merusak pandangan siapa pun kendati sebelumnya kamu jelas masa bodoh.

Masa bodoh bila rambutmu di kepang menyamping apik dan rapi, masa bodoh supaya pakaianmu seanggun embusan angin musim semi, dan masa bodoh agar jiwamu secerah cuaca di luar seperti hari ini.

Ya, dua tahun hingga satu bulan lalu adalah tentang masa bodoh, sebab kamu mesti menata seluruh kewarasanmu untuk dapat nampak normal sedia kala. Walau kamu tahu, hasilnya tidak begitu sempurna. Setidaknya, lumayan ialah bukti pencapaian terbaikmu, dan kamu bangga atas hal tersebut; yang berisi segala perjuanganmu. Pun, mungkin senyum yang kamu semat sekarang kian lebar, apabila kamu meneruskan pengandaianmu tentang;

Dia akan sama bangganya denganmu, apabila dia di sampingmu.

Benar, dia, koordinat terefisien kamu melepas fase masa bodohmu. Dia yang menjadikanmu jelita hari ini. Dia yang membikinmu tak kalah cerah dari seberkas sinar matahari. Dia yang mengembalikan kemilau di galaksi gelapmu. Dia yang akan kamu temui setelah ini untuk menagih jawaban dari janji kalian.

“Oh!” Kamu terlonjak seketika atas kelancangan benakmu sendiri. Di sekali implusif, kamu melangkah tergesah ke depan nakas lalu membuka laci bagian atas guna mengambil sesuatu. Sesuatu yang tidak kalah indah daripada pemberinya sampai kamu terbelenggu sebegitu mutlak. “Kamu tidak boleh dilupakan.”

Karena kamu sudah siap.[]

[]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ENDING SCENE: Appleseok's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang