Sudah dua hari ini Yeonjun terbaring dirumah sakit.
Alat-alat menyeramkan itu tertanam semua ditubuh Yeonjun, iya alat-alat dokter.
Sudah dua hari pula Soobin melakukan segala cara agar Yeonjun sadar dan selalu dalam lindungan Tuhan.
Berdoa adalah jalan yang tepat untuk saat ini.
Menangis juga percuma, Soobin gak akan dapatkan semua yang dia mau kalau hanya menangis saja.
Hari ini, setelah pulang sekolah.
Soobin memberanikan diri untuk kerumah sakit.
“Kak... Apakabar?”
“Kak, tau gak, kakak jahat... Kakak nembak aku tapi abis itu pergi gatau kemana...”
“Kakak tega, kenapa kakak giniin aku” Mata Soobin sudah memerah.
Kristal bening itu sudah jatuh membasahi pipinya.
“Kakak kuat aku tau itu, aku tau kakak gak mungkin semudah itu ninggalin aku”
“Kakak kenapa gak pernah bilang tentang penyakit kakak ke aku?”
“Apa kakak gak percaya sama aku?”
“Kenapa kak? Tuhan dengan bertubi-tubi nyakitin aku”
“Kalau bisa memilih, aku lebih milih untuk pergi daripada ngeliat kakak yang pergi...”
Soobin memegang tangan lemah penuh selang itu.
Dirabanya lembut tangan itu.
Diciumnya lalu dia menangis sejadi-jadinya.
“Kakak sayang aku kan? Kakak udah nembak aku, aku pacar kakak, dan aku boleh kan minta sesuatu ke kakak?”
“Aku minta kakak sadar... Ayo kak! Bangun! Hiks-”
“Kak Soobin...” Ini Yesy yang datang dengan Beomgyu dan Taehyun.
Soobin berhambur meluk tubuh kecil Yesy.
Soobin dapat melihat gambaran Yeonjun disana, iya, diwajah polos Yesy.
Mungkin, ini karena rasa rindu yang kian membara.
“Kakak gak usah nangis, Kak Yeonjun gak suka ngeliat kakak nangis, ayo dong senyum” Kata Yesy.
Walau Yesy juga mau nangis rasanya.
Soobin ngangguk terus ngapus air mata yang membasahi pipinya.
“Bin, gue yakin Yeonjun gak akan ninggalin lu gitu aja, intinya kita semua berdoa aja demi kesembuhan Yeonjun” Kata Taehyun.
Beomgyu yang ada digandengan Taehyun ikut mengangguk.
“Kak, selamat malam!”
“Kakak tau gak, makan malam hari ini enak loh, mau nggak?”
“Kalo mau, kakak harus bangun, biar kita makan sama-sama”
Ngeliat Soobin yang kayak gitu bikin Jungkook selaku Kakaknya Soobin ikut terluka.
“Hiks... Kenapa semua ini bisa terjadi...” Jungkook yang ada diluar ruangan menangis dan memeluk Taehyung yang juga sudah mengeluarkan air mata.
“Jun, lu kayak gini ngerepotin tau nggak? Bangun gak lu! Jangan bikin orang-orang nangis! Gue gak pernah ngajarin lu kayak gini!” Taehyung ngomong kayak gitu tapi sambil nangis dan natap nanar pintu ruang dimana Yeonjun dirawat.
Dan sudah lima hari pula Yeonjun masih koma.
“Saudara Taehyung, saya lihat perkembangan adikmu itu, entahlah, tapi saya rasa, jika dua hari kedepan adikmu tidak juga sadar, dengan sangat terpaksa kami harus membuatnya meninggal dengan cara suntik mati”
“Apa!? Dokter bilang apa!?!?” Taehyung mencengkram kerah baju dokter itu dengan amarah yang meluap-luap.
“Tenang dulu Taehyung!” Namjoon menarik tubuh Taehyung.
“Masalahnya, pasien tengah antara hidup dan matinya, dia tidak bisa lagi dipastikan selamat”
“Saya mohon dok, tidak ada cara lain untuk ngebuat Yeonjun sembuh? Tidak dengan cara membuatnya harus terpaksa kehilangan nyawa kan?”
“Tapi hanya itu yang bisa kami lakukan, pasien sedang dalam masa sekarat dan tidak lagi dapat diselamatkan”
Ditempat lain, Soobin tengah berdoa, memohon semuanya ke Tuhan.
“Kenapa menangis dek?” Tanya salah satu suster di gereja itu.
“Kekasihku, tengah sekarat, aku ingin dia sembuh...” Katanya diselingi isak tangis.
“Mukjizat Tuhan mampu melakukan apapun, percaya Tuhan ada disekitar kamu, dia bisa membuat semua yang tak mungkin menjadi mungkin, percayalah...” Suster itu mengelus pundak Soobin lembut.
Menenangkannya.
“Aku menunggu mukjizat itu datang pada Kak Yeonjun...”
Ini gue ambil berdasarkan kisah nyata.
Dan gue nulis ini sambil nangis:(