EHEHEHEHEHEHE🌚
“Kak, ini udah lama...”
“Kenapa kakak betah banget bikin aku nangis sih? Bikin aku khawatir, kenapa?”
“Kakak pernah bilang kan, kalo aku itu sumber kebahagiaannya kakak? Ayo dong bangun!”
Dan Soobin, nangis lagi.
“K-k-kenapa kak-” Soobin udah meluk tubuh Yeonjun yang penuh alat itu.
Nyalurin kerinduannya.
Soobin menangis sejadi-jadinya disitu.
Dia rindu, dia takut—pokoknya semua kecampur aduk.
Mau mati aja rasanya.
Sisa satu hari kalo Yeonjun gak bangun juga dengan sangat terpaksa Yeonjun harus mengakhiri hidupnya disini.
Soobin takut.
“Kak!” Soobin ngapus air matanya lalu natap wajah pucat Yeonjun dengan lekat.
“Aku cinta kakak” Soobin mencium bibir pucat itu.
Lalu berbalik pergi.
Namun...
Grep
Sebuah tangan menghentikan Soobin.
“K-kak Yeonjun?”
“Wow! Mukjizat! Sebuah keajaiban! Sungguh ini bahkan gak pernah terjadi didalam medis! Virus dalam tubuh pasien perlahan menghilang, apa ini?” Dokter bahkan terkejut melihat keadaan Yeonjun.
“Hah? Serius dok?” Gantian Taehyung yang gak percaya.
“Sungguh kekuatan yang luar biasa dari Tuhan”
“Kak Yeonjun?” senyum kecil terukir diwajah pucat Yeonjun.
“Pasien dapat diselamatkan! Sekarang saya dan tim akan melakukan pemeriksaan serta pemulihan untuk pasien”
Betapa bahagianya mereka yang ada didalam ruangan itu.
Termasuk Soobin yang entah dari kapan sudah menggenggam tangan Yesy kuat saking senangnya.
“Oh Tuhan!” Senyum terukir diwajah Soobin.
“Memang benar ya kak, cinta bisa mematikan segala macam penyakit HAHAHAHA”
“Malam ini, keadaan pasien kian membaik, dan kemungkinan dua atau tiga hari nanti pasien akan sadar” Ucap sang dokter setelah memeriksa Yeonjun.
Lalu dokter meninggalkan ruangan itu.
Soobin menggenggam tangan Yeonjun.
“Aku gak nyangka, kakak benar-benar ngebuktiin betapa cintanya kakak sama aku, terimakasih” Soobin mengelus kepala Yeonjun lembut.
Genggaman tangan Soobin dibalas oleh Yeonjun.
Walau masih lemah dalam bergerak atau sekedar membuka mata.
Yeonjun dapat merasakan genggaman sang kekasih.
Dan tersenyum.
“Kakak! Aku ngambek!”
“Loh k-kenapa?”
“Kakak kenapa ha? Bikin semua orang nangis! Termasuk aku! Aku gak pernah ngajarin kakak kayak gitu!”
“Loh? Saya kenapa?”
“Pokoknya habis ini! Aku gak mau kakak gini lagi!” Soobin meluk Yeonjun erat.
Yang dipeluk mah kebingungan.
Toh baru sadar dua hari terus dimarahin.
“saya sayang kamu, makanya saya berusaha melawan penyakit saya”
“Selama kakak koma, apa aja yang kakak liat”
“Kamu”
“Ha?”
“Iya, kamu yang kakak lihat, dengan baju putih dan senyuman manis”
“Kayak hantu aja pake baju putih”
“Beda, kamu kayak malaikat disana”
“Aku emang malaikat kak hehe”
Yeonjun gemas sama tingkah Soobin, lalu mencium pipi gembil Soobin.
“Kangen cium kamu”
“Cium aku sepuasnya deh, tapi jangan gini lagi”
Selamat Soobin, hari ini kamu mendapat ciuman bertubi-tubi dari Yeonjun:)
Ada kata-kata terakhir sebelum end?