💞
💞
💞
Dengan langkah pelan, pria itu mendekati pintu ruang ICU. Ketika sudah tepat berdiri di depan pintu, tangannya terulur menyentuh khop. Walau ragu, ia tetap menekan dan mendorongnya. Membuka pintu dengan hati - hati, seakan takut mengusik sang pemilik kamar.Ia memaksakan diri untuk masuk, menghiraukan rasa sesak di dada. Ini kesalahannya. Kesalahan yang diperbuatnya, membuat gadisnya menderita. Sesekali ia menghela, mencoba mengendalikan emosinya. Setelah itu menempati tempat duduk disamping bangsal tersebut.
" Sampai kapan?. Sampai kapan kamu ingin menyiksaku seperti ini. Maafkan aku, ku mohon maafkan aku. Aku selalu menjadi alasan penderitaanmu. Jadi mulai sekarang aku gak akan membuatmu menderita lagi. Kamu pantas bahagia. Tanpaku.. " Lirihnya.
" Kamu ingat saat di Maldives dulu. Kau terlihat begitu bahagia. Untuk pertama kalinya juga, aku merasa ikut bahagia melihat seseorang bahagia " Ali menerawang pada kejadian dulu, saat hari terakhir yang berkesan di Maldives.
Kapal ferry yang mereka naikki itu membelah lautan biru. Membawa mereka menjauh dari daratan. Berjalan dengan ritme sedang, menebus ombak - ombak yang kadang menerpa. Angin ikut mendorong jalannya kapal tersebut semakin ke tengah.
" Pulau ini indah " Decak Prilly merasa kagum melihat pulau - pulau yang ada di Maldevis itu.
Ali tersenyum sambil mendekat, mendekapnya dari belakang dengan mesra " Ehm, yeah. Pulau - pulau disini memang gak diragukan lagi keindahannya " Tuturnya." Dolphin! " Seru Prilly tampak seperti anak kecil. Ali terkekeh melihatnya. Untuk pertama kalinya, ia melihat gadisnya seceria ini. Seakan hidup kembali dan merasakan kebahagiaan lagi.
" Ku harap aku akan terus membuatmu sebahagia ini.. " Gumamnya menenggelamkan leher dilekukkan sang kekasih." Coba lihat, dolphin - dolphin itu sangat lucu! " Ucap Prilly sambil menunjuknya dengan mata berseri.
" Kamu ingin mengabadikannya? " Tanya Ali semakin mengeratkan pelukan.
Prilly menoleh " Ah, yeah!. Akan ku abadikan moment indah ini "Ali tersenyum geli. Lalu menyodorkan ponselnya. Prilly mengambilnya dan menyiapkan untuk memotret " Passwordnya apa? "
" Prillyku "
" Jangan gombal! "
" Gak gombal, beneran. Liat aja sendiri "Prilly mengetikkan password sesuai apa yang dikatakan sang kekasih. Tak lama kuncinya terbuka " Kenapa bisa namaku yang dijadikan password? " Tanya gadis itu penasaran.
" Karena itu mudah di ingat. Kamu kan sering menggangguku. Jadi aku selalu mengingatku " Jawabnya santai. Hal itu membuat gadisnya mencibir.Ali kembali memeluknya dan menatap ke layar ponselnya yang dipegang oleh gadisnya. Prilly bersandar dengan nyaman di dadanya, sambil melihat hasil jepretannya " Berjanjilah padaku, kalau kamu akan tetap disisiku. Bersamaku " Tutur Prilly tiba - tiba.
" Aku berjanji akan selalu ada disisimu. Apapun yang terjadi " Janji Ali dengan mantap. Entah terbawa suasana atau memang ia sudah berjanji pada dirinya untuk menjaga gadis itu.
Prilly tersenyum mendengarnya. Gadis itu berbalik dan mengalungkan kedua tangan dengan mesra di lehernya " Aku mencintaimu " Ucapnya sebelum mencium bibir yang selalu menjadi candu baginya.Keduanya menikmati suasana pantai dan hembusan anginnya sampai hampir senja " Aku ingin memancing! " Pinta Prilly mengambil pancingan.
Ali bersedekap " Memang kamu bisa memancing? "
" Tentu saja! "" Aaaa!, pancingannya ditarik kencang hanny. Tolong aku! " Seru Prilly dengan heboh. Hal itu membuat Ali meletakkan pancingannya. Pria itu terkekeh, sebelum ikut memegangi pancingan dari belakang tubuh sang kekasih.
Dengan kuat Ali menarik pancingannya " Yeyy!!, kita dapat ikan! " Seru Prilly begitu antusias. Ali terkekeh melihat kelakuannya berubah layaknya anak kecil.
" Ikannya sangat cantik " Ucap Prilly dengan mata berbinar.
" Ya, cantik sepertimu "
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Mine 1
Fanfiction#Repost Prilly Mahisa yang begitu membenci marga Alanza ini adalah penghancur hati para pria. Semua itu dimulai sejak ia membenci enesial A, karena dulu sang ayah yang bernama Aron Dalif Alanza, pergi meninggalkannya. Hingga ibunyapun ikut pergi dar...