Sacrifice of love

196 17 0
                                    

💞
💞
💞
*Prilly POV*

Ali pergi begitu saja tanpa mengambil undangan yang ku berikan. Aku hanya bisa menghela napas dan kembali melangkah ke ruanganku. Duduk dikursi sambil memandangi fotoku bersamanya. Entah kapan kami berfoto. Yang pasti dia mengatakan, kalau foto itu diambil waktu kami berpacaran dulu.

Aku masih ingat beberapa hari lalu, sebelum aku masuk penjara. Dia memaksa memajang foto itu di atas mejaku. Dia mengatakan bahwa jika suatu saat nanti aku merindukannya, maka aku bisa memandangi foto itu. Percaya diri sekali memang, tapi ternyata apa yang dikatakannya akan terjadi. Aku pasti akan merindukannya yang selalu menggangguku.

Maafkan aku. Maafkan aku Li.., aku harus melakukan ini demi kebaikan kita. Aku tidak ingin menyakiti gadis sebaik Rida.
Dia sudah banyak berkorban untukmu. Maka dialah yang pantas bersanding denganmu. Lupakan saja kisah kita, karena itu hanya bisa menyakitimu..
Aku tau, ini tak mudah. Tapi kita harus belajar tuk saling melupakan. Percayalah. Akupun tidak menginginkan ini. Tapi kita memang tidaklah berjodoh.

Aku segera beranjak. Aku harus menemui Rida, agar gadis itu tau bahwa semuanya hanya tinggal masalalu. Aku tidak ingin hidupnya selalu merasa bersalah padaku. Setelah mengambil kunci dan tas. Aku keluar ruangan dan berpamitan dengan kakak Cameron yang selalu terlihat serius di ruangannya “ Kak, aku keluar sebentar “ Pamitanku hanya dijawabnya dengan acungan jempol.

**
“ Apa yang ingin kau bicarakan?, sampai mengajakku bertemu disini “ Rida terlihat menatapku bingung, setelah menyeruput capucinonya.
Akupun ikut meminum jus jerukku, sebelum menjawab pertanyaannya “ Ada yang ingin ku katakan padamu. Mengenai Ali “

Rida mengernyit “ Mengenai Ali? “ Aku mengangguk. Lalu menegakkan tubuhku sedikit mencondong ke arahnya. Meraih tangannya dan menggenggamnya “ Berjanjilah, kau akan selalu bersamanya. Menemaninya dalam suka maupun duka. Aku tau ini permintaan yang konyol, karena aku meminta itu padamu, calon istrinya. Tapi hanya inilah yang ku minta “

“ Apa maksudmu?. Ali mencintaimu, mana mungkin aku bersamanya. Hanya kau yang di inginkannya. Kau adalah pusat kehidupannya, aku tau itu. Dia tidak bisa tanpamu.. “ Rida melepaskan genggamanku. Lalu meletakkan kedua tangannya di atas kedua tanganku “ Percayalah. Aku tidak masalah jika kau dan Ali kembali bersama. Aku cukup tau diri, karena dia hanya di takdirkan untukmu “ Lanjutnya.

Lihatlah, betapa baiknya gadis ini. Dia sudah banyak mengorbankan segalanya. Waktunya, dirinya dan perasaannya. Bahkan masa depannya yang kini menjadi suram karena kedua kakinya lumpuh. Tidak cukupkah itu untuk membuat Ali sedikit saja mencintainya?. Jadi wajarkah jika aku juga ingin berkorban untuknya?. Dia terlalu baik untuk disakiti. Terlalu hancur untuk dihancurkan kembali.

Saat aku hendak kembali bersuara. Ponselku berdering. Aku segera mengambilnya ‘Shawn’ ada apa pria itu menelponku?. Seketika perasaanku mulai tidak enak. Dengan cepat aku mengangkatnya. Hingga suara Shawn terdengar di ujung telpon. Kabar yang diberikannya mengenai Ali, mampu membuatku syok hingga menjatuh ponsel.

Katakan bahwa ini adalah mimpi?!. Katakan jika Ali tidak kecelakaan?!. Katakan!. Jangan membuatku dirundung rasa bersalah, karena beberapa menit lalu dia marah padaku hingga mengakibatkannya seperti itu. Tidak!, aku harus melihatnya sendiri ke rumah sakit yang diberitahukan Shawn. Ya!, aku harus melihatnya sendiri.

*
*
Prilly berlari di lorong rumah sakit seperti orang kesetanan. Sambil mendorong kursi roda Rida. Masih teringat jelas di telinganya, saat tadi di Cafe Rida mengatakan bahwa Ali sudah memutuskan pertunangannya jauh sebelum Prilly bebas dari penjara. Pria itupun tak lupa meminta maaf pada Rida, karena sudah menyakitinya.

“ Maaf, aku memang berengsek selama ini. Aku egois hanya memikirkan perasaan mommyku. Aku bahkan sudah sangat menyakitimu. Kau sudah banyak berkorban untukku. Aku tak tau harus bagaimana, membalas semua kebaikanmu. Sekali lagi maafkan aku.. “ Ali berkata sambil menggenggam tangan Rida. Pancaran matanya menyiratkan perasaan bersalah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Only Mine 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang