Uncover the truth

119 15 2
                                    

💞
💞
💞
Setelah mendengar kabar dari sahabatnya. Ali langsung kembali ke Bandung malam itu juga. Jadi disinilah ia berada sekarang. Di dalam rumah Alya, tepatnya di ruang tengah bersama Shawn dan Alya. Sedangkan Mario sudah ada di tempat kejadian, membantu mencari keberadaan Prilly yang menghilang. Hanya ada mobilnya di jurang itu. Sepertinya gadis itu keluar sebelum mobil jatuh.

“ Aku tidak bisa berdiam diri saja seperti ini. Aku akan ikut mencarinya “ Ali segera beranjak dari duduknya. Meraih kunci dan mengambil jaket.
“ Gue juga ingin ikut “ Alya menyusulnya.
“ Baiklah, kita akan ke sana bersama “ Shawn akhirnya memutuskan untuk pergi. Ia segera menarik tangan Alya untuk melangkah menuju mobilnya.

“ Kita tidak sedang ingin menyebrang mas “ Tutur Alya menjelaskan, sambil melirik tangan Shawn yang menggenggam tangannya.
Shawn mendelik “ Gue bukan mas – mas yang jualan pinggir Mall “
“ Hey!, pinggir jalan yang bener! “ Protes Alya.

“ SSG. Mulut – mulut gue ini.. “
“ Tetap aja salah. Masih aja ngenyel. Ssg apaan?. Bukannya ssg itu yang sering orang lakuin buat periksa kehamilan yak “
“ Itu usg!. USG woy! “
Alya terkekeh sambil mengangguk – anggukan kepala, mengerti “ Ohh, usg. Kapan gantinya? “
“ Pas monyet lo ngelahirin anak buaya “ Ketus Shawn.

Ali berdecak kesal melihat keduanya berdebat “ Ini kita mau sampainya pas kolor Shawn berubah menjadi rok yah? “ Alya cekikikkan. Shawn mencebikkan bibir.
“ Kita sampai pas kolor lo di jadiin bendera perperangan Li “ Ketusnya sambil menghidupkan mesin mobil. Lalu menjalankannya dengan kecepatan tinggi, agar cepat sampai. --------

**
Sudah sore hari, tapi tak ada satupun dari mereka yang menemukan Prilly. Gadis itu hilang bagaikan ditelan bumi, setelah kecelakaan. Hal ini tentu membuat Ali resah. Hingga akhirnya pria itu memutuskan untuk ikut turun ke dalam jurang yang memiliki ketinggian sepuluh meter itu.

“ Eh, Li!. Lo mau ngapain? “ Shawn mengernyit heran, ketika melihat Ali memakai masker dan memasukkan senter ke dalam tas. Lalu memakai tas punggung itu dan beranjak.
“ Aku bakal ikut turun “ Ucapnya sambil melangkah mendekati jurang.
“ Lo yakin? “ Alya terlihat ragu dan tidak yakin. Mengingat ketinggian jurang sangatlah dalam, semua orang saja terlihat mencari tidak terlalu sampai ke bawah.

“ Gimana mau ketemu Prillynya kalau mereka gak nekad turun sampai bawah “ Alya mengangguk, setuju.
“ Tapi hati – hati “ Ali menoleh. Lalu tersenyum dan mengangguk. Detik berikutnya ia melompat dari atas. Hal itu membuat Alya, Shawn, Mario dan yang lainnya melongo.

Ali turun tanpa tali dan pengamanan lainnya. Itulah yang membuat pria itu tergelinding sampai bawah, hingga kepalanya terbentur batu besar. Beruntung tidak terlalu keras, hanya saja kepalanya sedikit pusing dan pelipisnya berdarah.
“ Ali!, lo baik – baik saja?! “ Terdengar teriakan Alya dari atas.

Ali menengadah, walau tidak bisa melihat mereka dari bawah. Ia tetap menyahut “ Aku baik – baik saja!!! “ Teriaknya.
Ia menghela. Lalu beranjak bangun. Melangkah memasuki hutan sambil meneriaki nama Prilly. -------

***
Seorang gadis tergelatak di tengah hutan, tepatnya di dalam jurang. Kedua tangannya memeluk erat sesuatu yang kelihatan berharga baginya, karena dalam keadaan tak sadarpun. Ia tetap menjaga benda itu, agar tetap aman dalam genggamannya.

Kelopak mata itu perlahan terbuka sedikit demi sedikit, menerima keremangan yang masuk dari sinar sang rembulan " Shh " Ia meringis saat merasa pusing. Hingga tanpa sengaja tangannya menyentuh luka di pelipisnya.

Dengan sekuat tenaga ia berusaha untuk bangun, walau rasanya kini tubuhnya terasa remuk, karena tergelinding dari atas. Pandangannya yang masih buram itu, berusaha ia perjelas demi melihat sekitarnya yang terlihat gelap gulita tanpa lampu.

Only Mine 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang