Truth always wins

101 12 0
                                    

💞
💞
💞
Ali, Alya, Shawn dan Mario terlihat sibuk mencari cara untuk membebaskan Prilly. Bahkan mereka sudah menyewa pengacara terbaik. Walau begitu, Ilham, sang pengacara. Mengatakan bahwa mereka harus menemukan bukti yang kuat, untuk membuktikan bahwa Prilly tidak bersalah di pengadilan nanti.

Jadi selama tiga hari inilah, mereka semua sibuk menyelidiki. Bahkan mencari mobil Prilly ke bengkel yang dulu, gadis itu datangi. Mobil itu ditukar dengan mobil yang flat dan merknya sama. Tentu tidak ada yang curiga, saat ada yang menukarnya. Namun jika mereka menemukan mobil Prilly yang asli. Itu akan menjadi bukti yang kuat.

" Kita harus secepatnya menemukan mobil itu " Tutur Ali. Kini mereka semua sedang berada disebuah Cafe. Letak cafe itu tepat di depan bengkel.
" Tapi harus mencarinya kemana lagi?!. Kita tidak bisa menemukan petunjuk apapun dari bengkel itu " Alya terlihat putus asa. Tatapannya tak lepas dari bengkel di sebrang sana. Bengkel tempat dulu Prilly memperbaiki mobilnya.

Orang itu memang benar - benar cerdas, pikir mereka. Karena apa?!. Rekaman cctv di bengkel itu sengaja dirusak. Hingga tidak ada satupun yang bisa melihat siapa pencurinya. Karena itulah mereka sedikit kesulitan, untuk menyelidiki siapa orang yang menukarnya. Hanya rekaman cctv itu yang menjadi titik terang mereka menemukan mobil tersebut.

" Gue gak nyangka As bisa melakukan ini. Gue menyesal dulu pernah menyukainya " Gumam Shawn menunduk. Sesekali ia menghela napas. Ya, Shawn dan As dulu memang terlibat hubungan lebih dari sekedar sahabat. Tapi semenjak As memutuskan untuk berkuliah di Singapure. Mereka berdua berpisah dan tidak saling berkomunikasi lagi.

Bukan hanya tuduhan terhadap Prilly dan video itu yang mengejutkan mereka. Tapi juga orang yang melaporkannya. Mereka tidak menyangka, ternyata As tidak lebih baik dari apa yang mereka pikirkan. Gadis itulah yang melaporkan Prilly tanpa bertanya pada mereka dulu. Hal itu tentu membuat Ali maupun Shawn membencinya.

" Gadis itu memang pengkhianat!. Dia menuduh Prilly dengan bukti - bukti yang mengungatkannya menjadi tersangka. Jangan bilang, kalau kecelakaan itu dia pelakunya " Penuturan Mario mengalihkan perhatian Ali, Alya dan Shawn yang sedang sibuk dengan pikiran masing - masing.

" Dugaanmu benar Yo " Suara dari belakang Alya dan Shawn. Menginstrufsi mereka semua untuk menoleh, dengan ekspresi terkejut.
Rida tersenyum. Lalu menjalankan sendiri kursi kodanya, setelah memerintahkan supirnya untuk kembali ke mobil. Ia mendekati meja " Hey! " Sapanya.

" Apa maksudmu tadi Rid? " Tanya Ali menghiraukan sapaannya. Pria itu terlihat tidak sabar menunggu jawabannya.
Rida menghela " Maafkan aku sebelumnya, karena tidak memberitahu kalian sejak awal. Ini permintaan Prilly, aku tidak bisa menolaknya "

" Sebenarnya apa maksud lo?. Lo dan Prilly merahasiakan sesuatu dari kami? " Alya ikut bertanya dengan tidak sabaran. Menyela Rida yang hendak kembali bersuara " Dengarkan dia dulu! " Tegur Mario.
" Sebenarnya aku sudah tau sejak lama siapa pelakunya. Dia adalah As " Rida melanjutkan perkataannya.

" Apa?! " Shawn terkejut hingga beranjak dari duduknya. Ia menatap Rida tak percaya.
"Aku tau kalian pasti tidak akan percaya. Tapi inilah kenyataannya. As pelaku semua kejahatan yang terjadi padaku " Jelas Rida menunduk. Iapun tidak menyangka As bisa melakukan ini. Sampai kapanpun ia tidak pernah bisa menerima kenyataan itu.

Ali terlihat menggempalkan tangan yang ada diatas meja " Kurang ajar!. Berani sekali dia melakukan ini pada Prilly " Tuturnya. Hal itu membuat Rida kembali mengangkat kepala dan menatapnya.
Hanya Prilly?. Tidakkah Ali tau, bahwa aku yang paling dijahati disini?. Aku yang paling dilukai dan disakiti. Batinnya.

**
Aura menatap teman sekerjaannya dengan tatapan tak habis pikir. Bagaimana tidak!. Gadis di depannya ini bahkan rela menghancurkan citranya sebagai seorang jaska dimata semua orang. Itu dia lakukan hanya demi mengungkap siapa pelaku percobaan pembunuhan itu.

Only Mine 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang