Curi-curi pandang

19 2 0
                                    

"Emmm... Engga Ri." Ucap Prass sambil senyum manisnya

Buset dah! Mampus kena jurusnya Kak Prass yang begitu indahnya. Bak pandangan Gunung yang aku liat ini. Ucap batin Riana.

"Kadang ada beberapa moment yang terlalu indah diabadikan lewat kamera. Cukup lewat hati aja." Ucap Prass sambil senyum.

Mampus kali ini gue butuh oksigen buat ngadepin tuh omongannya Kak Prass. Ya allah buatlah jantung Riana gak usah dag dig dug sekenceng ini. Batin Riana.

"Oh gitu ya kak."

Setelah abang dan pacarnya itu berselfi ria, akhirnya mereka cepet-cepet untuk turun kebawah karena kalau terlalu kesiangan gak baik buat kulit.

***
Setelah hari-hari mereka menikmati keindahan di Puncak Pulau Jawa, mereka kembali ke Jakarta untuk melanjutkan aktivitas mereka kembali. Libur sekolah tinggal 1 hari lagi dan tak lupa Riana menyempatkan istirahat karena lelah setelah mendaki.

Ting Tongg

"Deek! Bukain pintunya tuh ada tamuu." Ucap abangnya menyuruh Riana.

"Buset dah! Itu tamu juga ngapain sih ke rumah gue, gak tau gue lagi mager di rumah.". Batin Riana.

Ceklekk

"Eh ada Kak Prass. Masuk kak." menawarkan Prass untuk masuk kerumahnya.

"Abang lu ada dek?" tanya Prass.

"Ada bang, Riana panggilin dulu ya."

"Baaang!! Cepet turuuun! Ada kak Pras nih yang nyariiin..!" Rian memanggil abangnya itu dengan suara yang cempreng.

"Ada apa Lu Prass kesini? Nyariin gue apa nyariin adek gue?" Nathan sambil cengengesan.

"Ih! Apaan sih bang! Berisik amat dah!" kata Riana sambil malu- malu gimana gitu.

Prass hanya membalas senyuman saja ketika mendengar ucapannya Nathan.

"Ini gue mau balikin tenda, sekalian udah aku bersihin kok." Ucap Prass tak lupa dengan senyuman manisnya itu.

"Oh iya, mahasih banget ya bro!"

"Dek, ngapain masih disini? Bikin minuman buat Kak Prass doong." ucap abangnya sambil sedikit melirik Riana.

"Iya bang iyaaa.." Ucap Riana mendengus kesal.

Tak lama kemudian.

Priaanggg!!!

Alhasil gelas yang berisi minuman itu gak sengaja jatuh akhirnya pecah seketika berkeping keping kyk hati gue. Aduuh miris!!

Tiba- tiba Riana mengalami gemetar di tubuhnya dan sedikit pucat diwajahnya sehingga membuat Riana terjatuh pingsan.

"Dek, Lu kenapa? Aelaah bangun dek." Ucap Nathan.

Tanpa basa-basi Prass pun akhirnya menggendong tubuh Riana yang mungil itu kedalam kamarnya Riana.

"Dekk Rianaa." Ucap Prass dengan suara lirih dan penuh kekhawatirannya.

"Ini oleskan minyak kayu putih ke hidung sama tangan, kakinya juga." ucap Nathan menyuruh Prass mengolesi minyak kayu putih itu.

"Dek, bangun, jangan bikin abang lu khawatir niih!" ucap Nathan sambil memegang tangan Riana.

Kenapa gue merasakan kekhawatiran yang begitu mendalam ya? Padahal kan kenal aja baru kemarin kemarin itu. Kenapa ada rasa takut kehilangan ya?. Batin Prass bermonolog.

Ngga lama kemudian Riana akhirnya siuman.

"Bang.." Ucapnya dengan nada lemas.

"Akhirnya siuman juga adekku ini." wajah senang gembira terlihat dalam raut wajahnya.

"Kenapa dek? Kok bisa pingsan?" tanya Prass.

Next yak? :)

The HikeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang