Natan masih tetep nelponin Leli, tapi tiba-tiba rasa kesal nya berubah jadi rasa cemas. Natan cemas karna nomor Leli gak aktif terlebih lagi dia gak ada di rumah. Natan tetep berfikir positif barangkali Leli masih di tempat kerjanya. Cowok tinggi itu duduk di kursi sembari nungguin Leli pulang. Sesekali ia berdiri mondar-mandir sambil nelponin nomor Leli yang gak aktif.
Hape Natan tiba-tiba berdering tanda ada telpon masuk! Tapi sayang, itu bukan dari Leli melainkan Cici. Natan nolak panggilan Cici berulang kali dan tetep aja Cici masih nelpon bikin Natan jadi emosi.
"Halo? Kenapa sih?" Natan mengangkat telponnya dan sontak mengeluarkan nada emosi.
"Lo kenapa sih Tan? Gue telpon gak diangkat. Diangkat malah ngegas gak jelas!" Balas Cici dari sebrang telpon.
Natan berdehem menetralkan suaranya "Bisa gak lo gak ganggu gue dulu?"
"Maksud lo gimana?" Suara Cici agak bergetar.
"Gue lagi sibuk. Gak usah nelpon atau Chat gue dulu Ci. Maaf!" Ucap Natan dan langsung mengakhiri panggilan.
Natan mengacak rambutnya kasar dan duduk di kursi sambil mengecek hape nya. Ditelpon nya lagi Leli berulang kali. Tapi hasilnya nihil, gak ada yang nyambung.
"Lel elo kemana sih?" Secercah kata-kata keluar dari mulut Natan.
Natan masih menggulir nomor di kontak hapenya. Kontak Reynald yang jadi sasaran empuk nya kali ini. Berharap Reynald mengangkat panggilan telponya. Natan langsung menghubungi Reynald. Tapi Reynald gak jawab panggilan dari Natan. Untuk yang ke tiga kalinya Reynald menjawab. Terlihat wajah sedikit mengharap disana.
Awalnya Natan tidak berniat untuk bertanya pada Reynald. Tapi disisi lain gak ada yang bisa dia tanyain selain sahabatnya itu. Dia berharap banget kalo Reynald tau apa yang terjadi. Kenapa nomor Leli gak aktif. Apa ada hubungannya dengan Reynald yang nelpon dia kemarin.
"Halo Nald! Nald gue mau nanya,"
"Gue sibuk!" Jawab Reynald acuh.
"Bentar, please jangan dimatiin dulu. Gue minta maaf!" Ucap Natan penuh pengharapan.
"Maaf buat apa?"
"Maaf gue kemaren gak angkat telpon dari lo! Maaf juga gue sempet debat sama lo!" Jelas Natan.
"Oh, itu doang?"
"Point nya, elo tau gak Leli dimana?"
Reynald diam beberapa detik. "Gak! Kenapa?" Imbuhnya.
"Serius Nald. Nomor nya gak aktif, rumahnya juga kosong!" Natan memperjelas dengan nada cemas.
"Kerja kali!" Jawab Reynald enteng.
"Biasanya dia udah pulang jam segini!"
"Mungkin dia pergi sama temennya melepas galau ditinggal pacar!" Ucap Reynald menohok dada Natan.
"Gue kerumah lo!" Ucap Natan, langsung mengakhiri panggilan telponnya. Dengan segera Natan pergi kerumah Reynald.
Langit udah mulai gelap, Natan ngendarain motornya dengan jiwa yang melayang entah kemana. Fikriannya fokus pada Leli, Leli yang selama ini mengisi hari-hari nya. Tapi seketika perasaan cinta mulai menyurut karena rasa bosan ditambah lagi ada Cici yang mencoba masuk dan mengacaukan segalanya. Tapi malam ini Natan sedikit tersadar, bahwa dia merasa kehilangan. Hatinya terasa kosong sejak Leli gak muncul di hadapannya. Biasanya gadis kecil itu selalu muncul dan mengganggu Natan dengan perawakan manja nya. Tapi untuk hari ini, semua terasa hampa.
Sempat Natan ingin marah pada Leli, tapi sesampai nya disana cowok tinggi itu malah merasa cemas. Mencari sosok Leli yang tidak ada.
30 menit berlalu, Natan sampai di rumah Reynald. Natan mengetok pintu rumah Reynald, tak lama pintu terbuka menampakkan sosok ibu nya Reynald.
"Eh Natan, masuk nak!" Ucap ibu Natan yang mempersilahkan nya masuk.
"Iya bu,"
"Reynald, ada Natan!" Panggil ibu Reynald, Reynald berjalan keluar dari kamar dengan wajah yang datar menghampiri Natan.
"Ngapain?" Tanya Reynald.
"Leli!"
"Mana gue tau, kan lo cowoknya bukan gue!"
"Iya gue tau, dia gak ada dirumah Nald! Rumahnya kosong."
"Gue dah bilang, mungkin dia lagi jalan sama temen nya!" Ucap Reynald sambil duduk.
"Tapi nomor nya gak aktif!"
"Tumben lo nyariin dia! Kemaren kemana aja?" Singgung Reynald. "Dah jadian kan lo sama Cici!" Tambahnya.
Natan menggeleng, mata nya sayu menatap asbak di depan nya. "Gak, gue gak mau!"
"Lah kenapa? Bukannya elo rela ninggalin Leli yang lagi sakit kemaren demi jalan sama tu cewek gatel!"
"Ini bukan saat nya buat jelekin Cici Nald!" Tegas Natan.
"Ya terus?" Jawab Reynald enteng.
"Gak ada. Oh iya lo kemaren kenapa nelpon gue?"
"Gak ada. Nge tes doang!"
"Oh iya kata lo Leli sakit? Kok lo bisa tau?" Tanya Natan serius.
"Hahah lucu kan? Sedangkan elo yang pagi-pagi sekali kerumahnya sempet ciuman pula gak tau kalo pacar sendiri sakit. Gak cuma sakit fisik tapi hati. Udah di cium di tinggal tanpa pamit pula buat nemuin cewek laen wkwk! Damage nya ngena banget!" Reynald memperjelas dengan nada mengejek.
Natan terdiam, dada nya terasa nyeri. Tapi gak sebanding sama apa yang udah Leli rasain. Bisa-bisanya dia ninggalin Leli kayak gitu. Natan ngerasa bersalah, dia menundukkan wajahnya seakan malu di tampakkan.
"Jadi lo kemaren ke kost Leli? Mangkanya nelpon gue?"
"Mmm.. gimana ya? Bener sih, tapi salah juga!" Jawab Reynald mempermainkan sahabatnya itu.
Natan berdecak frustasi "Nald please gue serius!"
"Gue rasa dia udah sampe sih, tapi gatau kayaknya dia lagi sibuk!" Ucap Reynald sambil maen hape. Seketika Natan jadi penasaran dibuatnya.