Chapter 8

4K 434 23
                                    

Happy Reading!

Baekhyun ingat semuanya dan dia dengar semuanya apa yang Minseok katakan. Hatinya sakit saat mendengar Chanyeol ingin membunuh Ibunya. Dengan tangan gemetar ia membuka kenop pintu ruangan, disana mereka meihat betapa kacaunya Baekhyun saat ini.

"B-Baekhyun," Minseok mendekati Baekhyun perlahan. "Kau-"

"Apa itu benar?" potong Baekhyun. "Apa yang kau katakan itu benar, Hyung?"

Minseok memeluk Baekhyun sambil mengelus puncak rambutnya. "Sstt, tenanglah."

"Tenang?" Baekhyun sedikit mendorong Minseok lalu terkekeh sinis. "Saat mengetahui orang yang kau cintai dulu mempunyai rencana membunuh keluargamu? Chanyeol membunuh Mamaku."

"Chanyeol tidak membunuh Yoona,"

"Lalu apa menurutmu kecelakaan 10 tahun yang lalu adalah kecelakaan yang biasa? Taksi itu disabotase!"

"Apa kau membenci Chanyeol?"

Apa dia membenci lelaki itu? Mendengar namanya saja membuat emosinya meluap. Rasa dendam yang terpendam kini dia rasakan, "Ya, aku membencinya sampai ke tulang." Ucap Baekhyun dengan gertakan tertahan, wajahnya memerah-marah.

"Apa kau juga akan membenci anak Chanyeol yang kau kandung itu?"

Baekhyun membeku, wajahnya mulai pucat pasi. Tangan mungil itu meraba perutnya. Baekhyun menatap Minseok dengan ketidakpercayaan dan lelaki yang lebih tua mengangguk lembut. "Aku hamil." Gumamnya dan airmata kebahagiannya menetes. "Aku.." lututnya lemas sebelum dia jatuh Minseok sudah menangkapnya dengan wajah panik.

"Baekhyun! Kau tak apa?"

Baekhyun memegang tangan Minseok yang berada di bahunya, dia masih menangis. Semuanya tidak pernah ia rencanakan, bayi tak berdosa yang berada didalam perutnya akan selalu ia sayangi. Janinnya tidak bersalah atas semua kejadian ini.

"Aku tidak membenci darah dagingku sendiri," Baekhyun menatap Minseok dengan berlinang air mata. "Tapi aku akan tetap membenci ayah dari anakku." ucapnya tegas dari sorot matanya dia bersungguh-sungguh bahkan suaranya tidak terdengar bergetar.

Yang lebih tua menghela nafas, "aku tahu." Setidaknya Baekhyun masih mempunyai akal sehat, dia tidak mencoba membunuh diri atau hal yang tak bisa ia bayangkan. Satu tangannya mengelus punggung Baekhyun yang masih terisak. "Mau mendengar ceritaku?"

Baekhyun mengangkat kepalanya, menatap Minseok lalu mengangguk. Dia membantu Baekhyun berdiri dan membawanya ke sofa, Jongdae memberikan minuman teh jahe pada Baekhyun dan ucapan 'terima kasih' dengan tulus.

Minseok menunggu Baekhyun tenang, ia memperhatikan lelaki mungil itu perlahan meminum teh jahe, sesudah sedikit rileks dengan minuman itu. Dia mulai dengan percakapan ringan. "Apa ada yang sakit?"

Baekhyun menggeleng.

Minseok menggengam sebelah tangan Baekhyun. Ibu jarinya mengelus punggung tangannya. "Dulu.. aku seorang siswa yang gendut dan memakai kacamata kemanapun, semua orang mulai meledekiku. Tak jarang mereka melakukan hal bullying. Dua tahun aku bertahan dengan keadaan seperti itu, semua tubuhku mati rasa, dan semua harapan yang kumiliki hilang begitu saja. Aku mulai bertanya-tanya, 'kenapa harus aku yang merasakan ini?' 'kenapa mereka menghina fisikku?' 'kenapa mereka begitu kejam padaku?' Saat itu aku putus asa, dimana aku berada di rooftop gendung sekolah. Aku mencoba bunuh diri, tapi seorang lelaki tinggi berkata padaku 'apa dengan cara bunuh diri menyelesaikan semua masalahmu? lalu aku menjawab dengan ketus, 'bukan urusanmu, kau salah satu dari mereka. Kau memuakkan.' Tapi lelaki itu tak kunjung menyerah dia terus mengatakan hal yang membuatku sadar. 'Aku tidak melakukan hal pengecut yang menjatuhkan orang lemah.' Saat dia ingin meninggalkan aku dia berkata lagi, 'mungkin kau bisa mencoba menjadi orang yang berguna bagi orang yang membutuhkan. Bunuh diri tidak akan membuatmu menjadi orang terhormat, dan juga kau lemah hanya di kekuasaan tapi kau hebat dalam prestasi.' Chanyeol mengatakan itu padaku. Dua hari setelah itu aku pulang ke China dan aku melakukan studiku, mengambil bidang kedokteran hanya karena perkataan Chanyeol. Itu membuatku merasa lebih berani untuk melangkah, lalu aku kembali ke korea dan bertemu Jongdae, dia salah satu pasienku. Selama bertahun-tahun aku baru mengetahui bahwa Chanyeol pemilik rumah sakit yang aku tempati." Minseok terkekeh mengingat masa lalunya.

Who Really Are You • chanbaekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang