ㅡ Roseanna ; Jaefri ; Jekalidian ㅡ
"Umur lo ga panjang lagi"
"J-jaef, seseorang sedang mencoba membunuh Gue"
"Penyerangan tak kasat mata"
THEIR TRIANGLE COMPLICATED LOVE
Jadi siapa yang akan bertahan hidup untuk mencapai kebahagiaan di ending nya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yo, Hello kenalin gue Jaemin Bintara Bastian, iya-iya gue adeknya teteh Rose yang paling ganteng.
Ya karena emang cuman gue adeknya. Sebelum semuanya dimulai, gue mau bilang terima kasih buat Author karena udah bikinin lapak khusus curahan hati seorang Jaemin.
Jadi konten dalam kisah gue ini ada tiga. Pertama Bang Jekalidian, Terus Sherin yang tak kunjung peka dan para teman sepergoblokan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pertama, gue benci sama Bang Jeka. Bukan benci buta tanpa alasan, banyak yang gak gue suka dari dia, tapi Kakak gue tetep batu kalo dibilangin.
Hari itu, gue pulang telat bareng Jeno sama Haikal. Sore banget deh, lima belas menit sebelum maghrib. Gue gak sengaja lihat dia lagi jalan sama cewek, Jeno sama Haikal juga lihat, tapi emang gue gak mau bertindak jauh waktu itu, Kak Rose udah ngomel dirumah karena gue pulangnya mepet maghrib, apalagi kalo gue pulang bawa berita busuk kayak begini, gue gak setega itu sih bikin dia jadi double kesel.
"Yaelah setidaknya foto kek, jadi lo ada bukti fisik" kata Haikal nyuruh gue buat fotoin mereka yang lagi asik-asiknya pegangan tangan di salah satu bangku starbak deket sekolah.
Gue menggeleng, bukan sekarang waktunya nunjukin ini ke Kak Rose. "Gausah, sampah kek dia juga gak bakal lama bertahannya" ucap gue lalu jalanin motor gue duluan.
Rumah Haikal beda arah, cuman gue sama Jeno yang searah. Di Lampu merah juga Jeno masih aja nanyain kenapa gue gak ambil tindakan, secara yang disakitin kakak gue sendiri.
"Gimana ya, Kakak gue sayang banget sama itu bajingan"
"Ya makannya sadarin bego, ntar makin parah"
"Gue gabakal turun tangan sebelum dia bener-bener kelewatan ke kakak gue"
"Contohnya?"
"Main tangan"
"Lo mau ngapain?"
"Gue bunuh dia,"
"Yakali ah"
Lampu berganti menjadi hijau, gue gak langsung pulang sih serius, gue mampir dulu ke minimarket beliin kakak gue yogurt kesukaan dia, ucapan maaf gue secara gak langsung.
