10

989 89 4
                                    

×

“Mama!!”

Viny terbangun dari tidurnya dengan wajah yang terlihat sangat begitu terkejut. Keringatnya mengalir deras di pelipisnya. Hal dahulu yang sangat menyakiti hatinya, perlahan mulai membuat luka itu datang kembali.

Saat detik-detik dimana kejadian yang menimpa sang Ibu, membuat Viny tidak ingin memikirkan nya dengan begitu keras.

Karena Viny tahu, semakin ia memikirkan nya, semakin banyak pula hal-hal yang akan terjadi ke depan nya.

Tetapi, apa mungkin mimpi itu merupakan sebuah pertanda?

“Harus gue cari tau semuanya mulai detik ini?” tanya Viny tepat pada dirinya sendiri.

“Tapi..”

Viny tersenyum miring saat ia mulai mengetahui apa yang harus ia lakukan untuk saat ini.

××


13 Maret, 2017.

06.55 WIB.

Banyak para murid yang menatap kearah Viny saat gadis manis itu memarkirkan motor sport miliknya. Pasalnya, beberapa hari setelah ia menjalankan aktivitas nya di sekolah, baru hari ini ia mulai membawa motor sport miliknya lagi.

Terakhir ia membawanya saat ia kehujanan dan tidak membawa mantel. Dan saat itu pula, ia dipertemukan dengan Beby yang memberinya jaket kulit berwarna hitam saat mereka tak sengaja bertemu di Halte dekat sekolah.

“Woaah!!! Viny?” panggil seorang Kakak kelas.

Gadis yang dipanggil Viny itu tersenyum. “Halo, Kak!” sapa Viny yang tidak seperti biasanya.

“Tumben. Mobil kemana?” tanya Dyo pelan.

Mereka berdua berjalan beriringan. Banyak mata yang melihat ke arah mereka berdua. Ada tatapan suka, ada pula tatapan yang tak menyukai kedekatan mereka. Viny menatap kesekeliling, menemukan beranekaragam tatapan. Ia pun berusaha untuk mengabaikan nya.

“Mobil ada kok. Gue lagi ingin pake aja motor ini. Lumayan lama gak dipake, sayang.” Jelas Viny.

“Sayang juga Vin,” senyum Dyo yang terlihat jelas bahwa lelaki itu meledek Viny.

Tangan Viny terangkat menepuk pelan bahu Dyo, “Apaan si Kak.” tawa Viny pelan.

“Nah gitu dong senyum. Kan enak diliatnya.” Seru Dyo pelan. Lelaki itu menyembunyikan kedua tangan nya dibalik saku celana seragam nya.

Kini, keduanya sibuk memperhatikan koridor sekolah yang cukup ramai. Tak ada perbincangan apapun.

Sesampainya mereka di koperasi sekolah, Dyo menghentikan langkahnya. Viny yang berada di belakangnya pun ikut menghentikan langkahnya.

“Kenapa?”

Dyo memutar balikkan tubuhnya dengan satu hentakan. Kini lelaki itu berada tepat dihadapan Viny. “Nanti kita ada latihan,” ucap Dyo.

“Latihan club?”

Dyo menggeleng.

“Latihan lari?”

Lagi-lagi Dyo menggeleng.

“Latihan komputer?”

Hening,

“Bukan, Viny! Kok lo bolot banget sih?” kesal Dyo karena tebakan Viny sejak tadi tak ada yang benar.

Viny hanya tersenyum, “Apa Kakak?”

Deeper [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang