Apa selanjutnya?

29 6 0
                                    

Hey hati, apa kamu sudah lelah?
Ya aku tau kau lelah tapi mengapa kau terus ingin berjuang?
Sadarkah kau sudah terlalu banyak yang kau korbankan?
Apa kau masih bisa bertahan ditengah kelumitnya dunia ini?
Kuharap kau masih bisa bertahan sebentar saja.

Wahai hati, maafkan diri ini yang sudah banyak melukaimu.
Bahkan aku sampai tak sadar saat ini kau hampir sampai di lubang nestapa.
Maafkan segala egoku yang membawamu sampai disini.
Di tempat yang muram ini kita tersesat wahai hatiku.
Akankah bisa kita kembali?

Hey logika, tolong sadarkanlah hatiku
Sadarkan ia akan segala luka yang telah tertoreh selama ini.
Tolong tuntunlah kami untuk kembali ke dunia yang penuh gemerlap cahaya.
Bawalah dan sembuhkanlah kami bersama dengan sang waktu.
Kuharap kau bisa memperbaikinya akan ekspektasi yang terlalu jauh akan realita.

Hati,logika mengapa kalian sedari dulu tak pernah dapat bersatu?
Kumohon kali ini saja menyatulah sehingga tak ada lagi sayatan.
Mengapa hidup serumit ini?
Atau hanya aku yang terlalu memusingkan hal yang tak seharusnya ada dalam otakku?

Aku tak mengerti saat ini aku berada dalam posisi apa.
Salah seorang teman berkata posisi ini seperti 'kau tertikam pisau tepat dijantungmu kalau kau mencabutnya tentu kau tak tau bisakah bertahan hidup, tetapi kalau kau tak mencabutnya akan terus ada luka yang tertoreh disana'.
Oh tuhan biarkanlah aku terhempas akan kenyataan tapi biarlah hatiku sembuh tuhan.
Aku ingin tak ada lagi luka, sudah cukup segalanya.
Mungkin sangat egois jika ku meminta untuk beri yang terbaik sedang hati terus berupaya menyakiti diri.

Lalu apa selanjutnya?
Akankah terus begini atau akan disudahi.
Entahlah biar sang waktu yang menjawab

KATA YANG INGIN TERSAMPAIKAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang