Tempat itu tidak pernah mati,
Selalu saja ada yang melewati.
Yang melintas selalu membawa tas.
Yang menunggu selalu dengan wajah ragu,
Sebab sampai kapan harus menunggu.
Aku telah...
Bagian 9 : Kembali.
Sepuluh bulan. Setelah janji itu terucap, baru kali ini aku bisa kembali menjejakan kaki di tanah kelahiranku. Udara, keramaian dan hiruk pikuknya masih sama. Butuh beberapa jam untuk menyesuaikan diri kembali dengan suasana ramai perkotaan, setelah sekian lama menetap di sebuah pulau kecil di Asia Tenggara. Terutama pada kondisi jalan raya yang cukup padat dan berkendara di jalur yang berbeda.
Tengah hari itu aku mengunjungi sebuah rumah sakit, untuk melakukan check up? Tidak, tapi mengunjungi seseorang disana. Masuk ke dalam rumah sakit aku langsung mendekati bagian penerimaan.
"Dr. Seo... ah Seo Joo Hyun..." sambungku.
"Apakah anda sudah membuat janji dengan Dr. Seo?"
"Hm... hm ya, sudah..." ucap ku. Berbohong, hanya demi mendapatkan lokasi Seo Hyun berada dan hendak mengejutkannya dengan kedatanganku secara tiba-tiba.
Tok – tok.
"Ya, silahkan masuk..."
Begitu dipersilahkan masuk, aku memutar knop pintu dan membuka pintu ruangan dengan nama Seo Hyun tertulis disitu. Seo Hyun berada di meja kerjanya, tersenyum simpul ke arahku.
"Joon..." ucapnya tanpa ada sedikitpun rasa terkejut. Ia kemudian menghentikan hal yang sedang ia tulis dan melepaskan kacamata yang ia kenakan.
"E... eh, kok begitu sekali...? tak terkejut apa? Adikmu akhirnya pulang?"
"Oh, mau aku terkejut...? Wow...~" godanya sambil mengucapkan kata wow dengan raut wajah tanpa ekspresi.
"Hahh... menggelikan..." ucapku sambil menutup pintu.
"Hahaha tahu lah Joon, mata dan telingaku juga berada di sekitarmu..." ucap Seo Hyun, ia bangkit dari duduknya dan menghampiriku.
"Astaga... bibi... ya? padahal sudah kubilang, rahasiakan..." ucapku dan Seo Hyun berada di hadapanku.
"Astaga, ini adikku? Atau siapa sih... coklat sekali kulitmu..." ujarnya sambil menepuk bahuku dan kemudian ku dekati untuk kupeluk.
"Selamat datang..." bisik Seo Hyun dalam dekapanku.
Kemudian aku duduk di kursi sofa ruangannya. Sementara Seo Hyun kembali sibuk dengan hal yang sedang ia kerjakan.
"Eh, Shi Hoo hyung, dimana?" tanyaku sambil merubah sedikit topik pembicaraan.
"Paling sebentar lagi dia kesini... Dia sedang berada di KAIST tadi..."
Selama beberapa saat aku diam menunggu di ruangan milik Seo Hyun. Berbincang-bincang dengannya, hal kasual mengenai keadaan disana, di Langkawi. Sampai akhirnya sosok pria datang berkunjung ke dalam ruangan milik Seo Hyun.
"Hei... hei... bukannya ini anak yang hilang? Ternyata sudah kembali..." sosok itu menyapaku, tak lain adalah Shi Hoo, calon suami Seohyun. Aku tersenyum lebar menanggapi Shi Hoo.
Kemudian aku pun memperhatikan pemandangan itu sambil menghelakan nafas berat dan tersenyum simpul. Dengan penuh senyuman, Seo Hyun berdiri mendekati Shi Hoo.
"Cape ya?" pertanyaan dari Seo Hyun itu hanya dijawab dengan kecupan oleh Shi Hoo.
Iri? Ya. Berat hati juga iya. Biasanya kakak perempuanku hanya memperhatikan diriku, kini ia sudah membagi hatinya untuk pria yang akan menjadi suaminya. Iri, karena tiba-tiba saja teringat akan seseorang yang pernah menyambutku dirumah dengan cara yang sama, bertanya, menyentuh dan memberikan senyuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
SORE [ Jennie - Jisoo - Seo Kang Joon ]
Romance[ Tamat ] "Satu" hanya butuh teman untuk berdiskusi. Kedatangan "Dua" membawa banyak cerita untuknya. Akankah muncul cinta segi-"Tiga" ?