15. Rinai hujan

16 1 0
                                    

Kala itu, hujan turun dengan deras saat kita baru saja keluar kelas.

Dua jam kiranya kita menunggu dera dengan secangkir susu yang sengaja kau beli di kantin sekolah.

Kau bertanya riwayat penyakit apa yang aku punya. Lalu aku tergelak karena mendengar pertanyaan lucumu itu. Aku menggeleng sambil mencubit hidung bangirmu.

Lalu tanpa ku duga, kau menarikku menuju gerbang sekolah. Meninggalkan tas juga motormu yang terparkir di sekolah.

Rupanya kau ingin bermain hujan-hujanan.

Tak apa, karena aku pun suka. Asal bersamamu, pasti akan aku suka.

Dibawah rinai hujan itu kita sama-sama tertawa, saling menggenggam dan terkadang saling mengejar kesana kemari.

Kau begitu bahagia hingga rasanya aku tak merasakan dinginnya hujan.

Lalu aku teringat Kena dan Sena. Sungguh, kini aku rasakan betapa bahagianya Kena dan Sena saat melakukan ini.

Titip Rindu Untuk RanduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang