Lelaki Asing

188 39 1
                                    

Bagian kedua

Mata yang membelalak itu masih saja tak berhenti melotot ketika melihat lelaki itu berniat bangkit dari duduknya. Iya, harta karun sang lelaki memang belum terlihat sejauh itu, tapi menurut Bori, akan lebih berbahaya jika benar-benar terlihat!

“Jangan bergerak!” teriaknya yang membuat si lelaki kembali ke tempat semulanya.

“Darimana kau berasal? Siapa namamu? Mengapa kau telanjang? Mengapa kau tau namaku? Dan mengapa—“ Pertanyaan yang datang dari mulut Bori terpotong oleh suara tawa renyah yang keluar dari mulut lelaki yang sepertinya sebaya dengannya itu. Matanya membentuk garis melengkung dan bibirnya menipis seiring dengan mulutnya yang terbuka. Pahatan yang sempurna.

Dan mengapa pula kau manis sekali wahai lelaki asing? Batin Bori.

“Kau benar-benar lucu, Bori-ya. Aku benar-benar tidak menyesal diberi tugas untuk menjagamu.”

Bori memutar kedua bolamatanya. Lelaki ini mencurigakan. Sangat. Bori bahkan bingung harus bagaimana. Apakah ia langsung pergi atau memilih meladeni lelaki ini terlebih dahulu?

“Dengar, aku bahkan tidak mengenalmu tapi kau bertindak seolah-olah kau sudah mengetahui seluruh hal tentangku. Siapa kau?”

Lelaki itu tersenyum dengan cara yang paling manis yang pernah Bori lihat. “Aku memang sudah mengetahui segalanya tentangmu, Bori-ya. Aku bahkan tau tentang kebiasaanmu yang suka memainkan komedo di hidung ketika sedang tidak ada kerjaan.”

Bori semakin mengerutkan dahinya. Ia merasa aneh. Dengan terburu-buru, ia membalikkan badannya dan berjalan pergi meninggalkan jalan kecil yang masih disinari sedikit cahaya dari tubuh
lelaki itu.

“Mengapa kau pergi? Lalu siapa yang akan menampungku? Lalu bagaimana caraku menjagamu?” Ucapan dari sang lelaki membuat Bori menghentikan langkahnya. Jika lelaki ini berbuat suatu hal kepadanya, itu artinya bagus bukan? Bukannya ia ingin mengakhiri hidupnya dengan cara yang paling berbeda di dunia? Tentu saja Bori bisa memanfaatkan lelaki ini.

“Ayo ikut.” Bori kembali melanjutkan langkahnya setelah mendengar langkah kaki yang berjalan kearahnya dari belakang. Namun, saat akan keluar dari jalan sempit itu, ia baru menyadari satu hal.

“berhenti!” Suara langkah kaki tak lagi terdengar. Gadis itu dengan segera melepas mantel yang dikenakannya dan menyerahkannya kepada sang lelaki dengan mata yang tertutup.

“Pakai dan jangan sampai tubuhmu terlihat telanjang,” perintah gadis itu dan setelah memastikan lelaki di belakangnya memakai mantel dengan baik, ia kembali berjalan. Bahkan ia membiarkan lelaki yang ia tak tahu siapa namanya itu berjalan beriringan dengannya.

Cahaya kecil masih memancar dari tubuh lelaki itu. Ia seperti hantu. Atau Bori yang sedang berhalusinasi? Kalaupun iya, berarti itu tidak bagus sama sekali.

“Kau bisa memanggilku Chen. Atau, mungkin kau bisa memberikanku referensi nama Korea? Atau kartu identitas?”

Bori menghela nafas, terlalu banyak kejadian hari ini dan rasanya kepalanya akan meledak.

Dia berniat menjagaku atau menyusahkanku? -Bori.

---

¬Tap Tap and comment¬
⭐💬

RADIATE ✗ KJD [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang