Kejutan Manis

135 36 1
                                    

Bagian Kelima.

Bori menatap kagum sekitarnya. Rasanya, sudah lama ia tidak menikmati sepuhan angin langsung dari lembah. Ia berbalik dan tersenyum pada Chen yang sedang membersihkan tubuhnya dari serpihan pasir yang datang entah darimana.

“Bagaimana bisa kau membawaku ke tempat ini hanya dalam waktu kurang dari satu menit?” tanya Bori pada Chen yang sudah menatapnya.

“Ingatlah, aku bisa melakukan apapun, Bori-ya.” Chen menarik tangan Bori untuk membawanya menjauhi lembah dan masuk ke dalam hutan.

Kicauan burung, udara sejuk, Bori sangat suka suasana ini. Ibarat kayu, ia terlalu lapuk dimakan air. Ia perlu dibakar agar menghasilkan api yang hangat dan energi. Dan sepertinya, sekarang, Bori telah mendapatkan kembali energinya.

“Ini adalah hutan Orq. Hutan ini berada di pedalaman yang aku yakin hanya sedikit orang tahu. Disini nyaman, aku sering bersantai disini kala muak dengan desaku. Biasanya, jika aku sudah pulang, Gobum akan mengomeliku dengan ceramahan sampahnya. Kenapa pula aku yang terus-
menerus dimarahi?!” oceh Chen disepanjang perjalanan mereka yang Bori tidak tau akan kemana.

Gobum adalah kepala keluarga Chen di desanya yang Bori tidak tau dimana. Chen sering bercerita tentang Gobum yang sering memarahinya dan membuatnya kesal.

Satu hal lagi yang Bori tahu, Chen itu cerewet. Dia cerewet dengan cara yang menggemaskan sehingga membuat Bori
terkadang tersenyum sendiri seperti orang gila.

Tunggu, bukankah aku memang sudah gila? Batin gadis itu.

“Taa-da!” Chen merentangkan tangannya didepan sebuah air terjun yang kembali menarik perhatian Bori seutuhnya.

Sejak awal memang begitu. Chen selalu datang dengan banyak kejutan yang memang selalu membuat Bori tidak bisa mengalihkan perhatiannya selain kepada lelaki manis itu.

“Daebak..” Gadis itu bergumam seraya mengedarkan pandangannya pada sekitarnya. Dunia ini ternyata jauh lebih indah dari bayangannya.

Dahulu, yang ia tau, bumi dipenuhi dengan makhluk jahat bernama manusia dan berpolusi. Tidak seindah yang ia baca di buku dongeng. Namun, rupanya, masih banyak hal indah di bumi yang tidak pernah ia ketahui. Bori merasa malu. Bukan
bumi yang telah hancur, tapi rasa bersyukurnya.

“Lihatlah, Bori. Tidakkah kau merasa senang?” Lelaki itu kembali mengeluarkan senyum manis andalannya bersamaan dengan Bori yang maju dan memeluknya erat.

Seperti jiwa sekarat yang menemukan pertolongan pertama.

Bori bermain dengan air yang sejuk sejak satu jam yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bori bermain dengan air yang sejuk sejak satu jam yang lalu. Tawanya terus berderai bersama dengan rona wajah yang kembali bersinar. Dia cantik dengan auranya sendiri.

Disi lain sungai, Chen memperhatikan Bori dengan seksama. Betapa menyenangkan melihat gadis itu kembali tertawa.

Tidak, waktu Bori tidak sedikit. Sejujurnya waktu Bori masih lama, hanya saja, gadis itu sudah lebih dulu kehilangan semangat hidupnya.

Chen yakin, disaat ia sudah selesai nanti, Bori dipastikan akan sembuh dan hidup dengan bahagia.

Tentu saja tanpa Chen.

---

Fyi, cerita ini emang modelan short story gitu, pendek2 makanya aku upload tiap hari._.

RADIATE ✗ KJD [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang