Lelaki Polos

176 47 1
                                    

Bagian ketiga.

Bori bangun dengan kepala yang terasa berat dan sakit. Rasanya, sebuah palu terus menerus menghantamnya dengan sangat tidak manusiawi. Dengan kesadaran yang masih minim, gadis itu berjalan keluar kamarnya, bermaksud mencari obat di kotak p3k yang berada di dapurnya.

Namun, langkahnya terhenti ketika ia melihat siluet laki-laki yang sedang berdiri di pojok dapur.

“OMO!” teriakannya berhasil mengambil alih perhatian sang lelaki yang kini membalikkan badannya kearah Bori.

“Bori-ya, aku lapar, tapi tidak mengerti cara mendapatkan makanan. Biasanya makanan akan datang jika aku memikirkannya, namun, sudah satu jam aku memikirkan, makanan tak kunjung
datang. Aku malah semakin lapar.”

Mata Bori semakin membelalak ketika melihat tubuh kurus lelaki dihadapannya. Mata sucinya ternodai akibat harta karun yang ditunjukkan lelaki itu.

“MENGAPA KAU MASIH SAJA TELANJANG?”
Jadi jika benar lelaki itu masih ada disini, artinya Bori sedang tidak berimajinasi tadi malam bukan?

“MENGAPA KAU MASIH SAJA TELANJANG?” Jadi jika benar lelaki itu masih ada disini, artinya Bori sedang tidak berimajinasi tadi malam bukan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bori melemparkan kausnya yang kebesaran kearah Chen yang sedang menatapnya polos dengan handuk yang melilit badannya. Tak lupa, boxer milik mantan pacarnya juga turut ia lemparkan.

“Pakai. Jangan pernah berkeliaran di dalam rumah dengan keadaan telanjang! Kita ini lawan jenis!”

Bukannya Bori takut jika Chen menyerangnya. Lelaki ini sangat polos. Ia takut jika ia yang malah menyerang lelaki itu jika terus berkeliaran dengan keadaan telanjang.

Chen keluar dari kamar mandi tepat sesaat setelah Bori menyelesaikan urusan memasaknya. Sepiring omelet tertata rapi di meja makan. Melihat makanan yang menggugah seleranya, Chen mendekat dan langsung duduk di kursi. Tangannya mulai memasukkan makanan kemulutnya.

“Ini enak, Bori!” ujarnya pada Bori. Bori tersenyum kecil sembari memperhatikan lelaki di hadapannya yang sedang lahap memakan sepiring omelet. Hanya omelet namun tampaknya ia sangat bahagia.

“Kau tidak memiliki uang?” lelaki itu menggeleng.

“darimana kau berasal?” tanya Bori lagi.

“Aku dikirim dari langit untuk menjagamu, Bori-ya.” Lelaki itu masih saja makan dengan lahap disaat Bori bahkan masih merasa gusar karena kehadirannya.

“Bagaimana bisa? Jangan mengarang, Chen.”

Lelaki itu mengangkat wajahnya dan menatap Bori dengan lengkungan manis di bibirnya. “Aku tidak mengarang. Joneus mengirimku padamu. Dia berkata kau sedikit kesepian hingga ingin melakukan bunuh diri lebih dari 10 kali.”

Bori menjatuhkan rahangnya. Lelaki ini benar-benar tahu detail hidupnya! Ini sulit dipercaya tetapi Bori juga tidak bisa menyangkal jika informasi yang lelaki itu berikan sedetail ini.

“Chen, jujur saja, aku merasakan banyak kejanggalan sejak bertemu denganmu. Mulai dari kau yang datang dari cahaya, kau yang telanjang, sampai kau yang katanya dikirimkan untukku. Kau tahu kan, di dunia ini, itu bukanlah hal yang normal yang bisa manusia lakukan?”

“aku bahkan bukanlah manusia,” jawab lelaki itu dengan santai.

---

Wah, ku tak menyangka ada yang baca :v

RADIATE ✗ KJD [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang