Rencana Bahagia?

147 42 1
                                    

Bagian keempat.

Pagi sudah berganti malam. Bori baru saja selesai mengintrogasi Chen dengan cara mengintrogasi paling santai yang pernah ia ketahui. Lelaki itu masih tidak berhenti mengunyah sedari pagi.

Sedikit yang Bori ketahui tentang lelaki dihadapannya ini, namanya Chen. Yang utama, dia bukan manusia melainkan makhluk bernama rodoo yang Bori tidak tau maksudnya. Ia berusia 300 tahun dan makhluk paling muda yang ada di perkumpulannya.

Chen bekerja sebagai asisten seseorang
bernama Juneus yang Bori juga tidak tau dia siapa. Intinya adalah, pemuda ini ditugaskan untuk membantunya dan menemaninya sampai ia merasa bahagia.

“Bahagia? Sepertinya tidak akan pernah,” gumamnya.

“Apakah kau bisa menciptakan uang?” Chen mengangguk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Apakah kau bisa menciptakan uang?” Chen mengangguk.

“Aku bahkan bisa menyiapkan pacar untukmu,” ucapnya yang membuat Bori tertawa kecil.

“Aku tak butuh pacar, Chen. Mereka hanya mempersulit hidupku.” Chen mengangguk kecil. Tangannya sibuk menggosok satu sama lain. Ketika matanya memandang Bori, ternyata gadis itu sudah lebih dulu memandangnya.

Sebelah tangan Chen terbuka dan terlihatlah beberapa koin emas disana.

“Apa ini bisa dibelanjakan?” Bori mengangguk antusias. Tangannya mengambil koin-koin emas itu dengan sigap dan menghitungnya.

“sepuluh! Lebih dari bisa! Ini bahkan setara dengan jumlah gajiku satu tahun!” Dan hal itu membuat chen tersenyum karena merasa berharga.

“sepuluh! Lebih dari bisa! Ini bahkan setara dengan jumlah gajiku satu tahun!” Dan hal itu membuat chen tersenyum karena merasa berharga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Ini adalah pusat pembelanjaan. Ayo, kubelikan kau baju yang bagus!” Bori menarik lengan Chen menuju salah satu kios yang menjajakan beberapa baju laki-laki.

Mungkin hari ini akan melelahkan, tapi Bori sedikit senang, karena pergi ke pusat pembelanjaan adalah hal yang sangat jarang ia lakukan. Tentu saja sebelum Chen datang.

Tangannya sibuk memilah baju mana yang bagus untuk orang disampingnya yang sedang sibuk menatapi Bori. Senyum di wajah Bori muncul ketika matanya menemukan baju merah dengan motif sederhana namun bagus dipandang mata.

Ia melirik ke samping dimana Chen yang masih memandangnya mengarjapkan matanya.

"Pergi ke ruangan yang ada di pojok sana dan gantilah bajumu. Kau sudah tau caranya mengganti baju kan?" Chen mengangguk dan segera pergi ke ruangan yang sudah ditunjuk Bori.

Ia keluar dari ruang ganti dan disambut dengan senyum puas dari Bori. Rasanya tidak ada yang lebih membahagiakan selain melihata gadisnya tersenyum.

“lihat, Chen. Kau bagaikan cahaya dengan baju ini!” Chen tersenyum kecil mendengar pujian yang keluar dari mulut Bori.

Mereka menghabiskan waktu bersama hingga mentari berganti rembulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka menghabiskan waktu bersama hingga mentari berganti rembulan. Hari ini, Bori merasa semua bebannya terangkat karena terlalu senang. Waktunya hanya tinggal 2 setengah bulan lagi. Itu artinya, banyak yang harus ia lakukan sebelum ia mendekam di balik dinginnya dinding rumah sakit dengan selang infus yang menjalar ke seluruh tubuhnya.

Bahkan di detik itu, Bori tidak bisa
membayangkannya. Rasanya hampa begitu kau tau bahwa umurmu hanya tinggal beberapa bulan lagi.

“Bori, mengapa kau melamun?” tanya lelaki cahaya yang berada di samping Bori.

“Tak apa. Aku hanya ingin lebih bahagia sebelum maut menjemputku,” jawab Bori dengan nada yang agak lesu. Chen yang berada di sampingnya seketika menggenggam tangannya dengan bibir
tipis yang kembali melengkung indah itu. Cahaya yang keluar dari tubuhnya semakin bersinar kala jemari mereka semakin bertaut.

“Sudah kukatakan, Bori, aku bisa membuatmu bahagia bahkan hanya dalam hitungan detik.”

Bori menoleh, “bagaimana caranya?”

Chen tersenyum lebih lebar, lalu dengan sebelah tangannya, lelaki itu menutup mata Bori dan memberikan gadis itu kesempatan untuk menikmati dunianya walaupun hanya sekali.

--

Chennya manis banget, gue diabet nulisnya:')

Jadi gini, gue ga berharap banyak yang baca karena gue nulis ini untuk menyenangkan diri gue sendiri, awalnya:')

BUT THANKS FOR 23 reads and 20 votesnya😳😳😳

Luv luv❤️❤️

RADIATE ✗ KJD [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang