Chapter 5

7 6 0
                                    

Setelah aku lihat, ternyata Stephen yang masuk ke dalam lab biologi, bukannya dia bilang bahwa dia mau pergi bersama temannya?Aku tidak tahu aku harus bersyukur atau menyesal karena dia datang.

"Kamu tidak jadi pergi?" Tanyaku.

"Well, kurasa tugas lebih penting daripada pergi bersama teman." Stephen mengangkat bahunya.

"Hmm..syukurlah kau sadar." Kataku sambil tertawa.

"Yea..memang seharusnya begitu." Jawabnya." Baiklah, sekarang kamu sedang meneliti apa?"

"Ribosom ." Jawabku sambil melihat ke stetoskop.

"Sebentar, akan ku ambil buku catatannya dan alat tulisku." Stephen mulai membuka tasnya dan mengeluarkan apa saja yang di perlukan untuk meneliti.

Aku mengangguk dan lanjut melihat pada Ribosom yang terletak di atas meja preparat stetoskop.

"Berapa lama lagi Miss Anne akan datang kesini?" Tanyanya.

Aku menatapnya,"sekitar...40 menit lagi." Lalu kembali melihat ribosom tersebut.

"Baiklah, memangnya tinggal berapa bagian lagi?" Dia terus bertanya.

"Jangan bertanya terus, kau akan membuatku menjadi semakin lama.Lihatlah pada buku catatannya apa saja yang sudah di catat, maka kamu akan tahu mana yang belum di teliti." Jawabku tanpa ekspresi.

"Baiklah, baiklah..." lalu dia mulai membuka bukunya dan aku kembali ke stetoskop.

30 menit berlalu, kami sudah selesai meneliti semua sel-sel hewan yang ada.Sekarang kita hanya akan menunggu Miss Anne untuk datang ke lab biologi dan kita akan mengumpulkan hasil catatannya.

Aku segera mengembalikan semua tempat sel-sel yang di gunakan untuk meneliti dan juga stetoskopnya, Stephen membantuku mengembalikannya..katanya sebagai tanda minta maaf karena telah mempermalukanku 2 kali hari ini.Tapi saat aku ingin kembali untuk membereskan barangku di meja, aku terpeleset oleh air di lantai, dan aku tidak sengaja menarik Stephen sampai kami terjatuh dengan dia berada di atasku.

Aku ingin segera mendorongnya agar dia menjauh dariku namun aku membeku, tidak bisa bergerak..matanya menatapku dengan dalam, begitu juga denganku.Muka kita hanya berjarak beberapa centi saja.Lalu tiba-tiba...dia mempertemukan bibir kami, aku terkejut sejenak, namun setelah itu aku langsung mendorongnya."Ehmm..apa yang kamu baru saja lakukan?"

"Oh..maaf, aku tidak tahu apa yang harus ku lakukan tadi, jadi..ku lakukan apa yang ada di benakku saja." Benak? Jadi dia sempat berpikir untuk menyiumku?

Stephen mengulurkan tangannya untuk mmbantuku berdiri, namun aku tidak menerimanya."Kau membuatku malu." Aku berkata tanpa menatapnya.

"Aku tahu itu, untung saja tidak ada orang yang melihat kita dan aku minta maaf." Katanya sambil menaruhkan tasnya di bahu.

"Mmm..tidak apa-apa." Aku mengambil tasku dan segera keluar dari lab biologi dengan gegas.Saat aku baru saja keluar dari lab biologi, aku tertabrak Miss Anne dan menjatuhkan barang-barangnya."Oh maaf, Miss Anne..aku tidak sengaja menabrakmu." Aku membantunya mengambil barang-barangnya.

"Tidak apa-apa..mengapa kamu kelihatannya buru-buru dan terlihat cemas?Apakah tugasmu sudah selesai?" Tanya Miss Anne, apa yang harus ku jawab?

"Sudah Miss, hasil penelitiannya ada pada Stephen, dia sedang di dalam lab..ibu menyuruhku agar segera pulang, jadi aku bergegas keluar dari sini." Saat aku baru saja selesai berkata, Stephen keluar dari lab biologi.

"Ah..Stephen, apakah hasil peneliatannya sudah selesai?" Tanya Miss Anne.

"Oh..sudah, sebentar." Stephen mengambil buku catatannya dan memberikannya kepada Miss Anne.Aku hanya berdiri diam di sebelahnya.

"Baiklah, Miss tinggal dulu ya.Sampai jumpa besok Jane, Stephen." Miss Anne melambaikan tangannya dan kita berdua juga melambaikan tangan.

"Aku benar-benar minta maaf tentang tadi.Aku tidak bermaksud untuk mempermalukanmu lagi." Stephen mematahkan keheningan kami.

"Tidak apa-apa...aku harus pulang, ibuku sudah menungguku di rumah." Jawabku sambil menatap kedua kakiku.

"Baik sampai jumpa." Jawab Stephen, lalu aku langsung pergi ke lawan arahnya.

Aku benar-benar tidak menyangka bahwa dia akan menyiumku, atau bahkan pernah berpikir untuk menyiumku.Aku segera keluar dari sekolah dan pulang ke rumah.

"Hey..bagaimana sekolahmu hari ini?" Kakaku Abigail bertanya saat aku baru masuk ke dalam rumah.Jarang sekali dia menanyakanku tentang kabar, tetapi hari ini dia menanyakannya.Pasti ada sesuatu.

"Biasa saja..tumben sekali kau bertanya." Aku melepas sepatuku dan menaruhnya di rak sepatu.

"Tidak apa-apa..hanya ingin berbicara denganmu, mungkin." Abigail mengangkat bahunya.

"Mungkin." Kataku, lalu aku naik ke atas untuk pergi ke kamar.Aku meletakkan tasku di meja dan mengganti bajuku.Setelah mengganti baju, aku turun kembali ke bawa untuk melanjutkan makan siangku.

"Mengapa kamu senyum- senyum sendiri?" Kakakku bertanya saat aku duduk di meja makan.Apa aku sedang tersenyum? Aku pun tidak tahu mengapa aku tersenyum, bahkan apakah aku sedang tersenyum.

"Hey! Mengapa kau tidak menjawab pertanyaanku?" Kakakku menatapku.

"Oh..maaf, apakah tadi aku tersenyum?" Tanyaku kebingungan.

"Well..yeah.Apa yang sedang kau pikirkan?Apakah itu tentang laki-laku di sekolahmu?Ceritakan padaku!" Kakakku berlari ke meja makan dan duduk di sebelahku.

"Ggrrr...apa yang kau bicarakan, tentu saja tidak.Hampir 100% laki-laki di sekolahku itu menjengkelkan." Aku memutar mataku.

"Tapi...belum 100% kan, berarti sama saja masih ada yang tidak menjengkelkan." Abigail tersenyum dan terus menatapku.

"Jadi...yasudah." aku membuka makan siangku dan mulai memakannya.

"Ayolah, ceritakan jika ada hubungannya dengan laki-laki.Akan menyenangkan." Dia menarik-narik pundakku dan aku mendorong tangannya.

"'Bagimu'..sudahlah aku ingin makan.Akan ku ceritakan sedikit nanti." Aku lanjut memakan makananku.

"Apakah kamu serius?Yess...adikku sebentar lagi punya pacar, WHOOHOOO!!!" Kakakku berteriak sambil naik ke lantai atas.Untung saja Ibu sedang tidak ada di rumah, dia pasti ikut-ikutan dengan Abigail.

" Maaf , aku tidak punya pacar . " kataku

" Janganlah begitu pipimu merah loh . " katanya

Aku baru sadar saat ku melihat refleksi diriku dari cermin yang ada di depanku . Dan , ternyata pipiku sangat merah , tidak tahu kenapa , aku pun menjadi bingung juga .

In BetweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang