Part 2

1K 203 75
                                    

HappyReading^^

#Seokjin pov.

Keesokan paginya...

Aku baru saja selesai bersiap-siap lalu seperti biasa membangunkan Yerim, sebelum membuka pintu aku mulai terpikirkan pada sikap adikku kemarin.

Dia agak sedikit aneh, bahkan seharian kemarin yang dia lakukan hanyalah mengurung diri di kamarnya. Jelas saja itu membuatku khawatir, apakah Yerim memiliki masalah yang tidak ingin ia ceritakan padaku?

Saat aku hendak membuka pintu kamar Yerim, pintunya terkunci. Aneh, Tak biasanya ia mengunci pintu kamarnya seperti ini. Aku makin yakin, pasti terjadi sesuatu padanya.












Tokkk....tokkk...tokkk....

"Yerim, buka pintunya!" pintaku sembari mengetuk-ngetuk pintu kamarnya, tak lama pintupun di bukakan olehnya.

Alangkah terkejutnya aku ketika mendapati Yerim sudah lengkap dengan pakaian kerjanya.

Tumben sekali jam segini Yerim sudah bangun, biasanya kan dia masih terlelap di atas ranjangnya.

"Tumben seka---"

"Aku buatkan sarapan untukmu." potong Yerim lalu bergegas keluar dari kamar dengan tergesa-gesa, ia bahkan menabrak tubuhku lalu meminta maaf dengan gugup.

Kulihat Yerim turun dari lantai atas dan terlihat mencari-cari sesuatu, tak lama dia berjalan menuju ke arah dapur. "Apa yang sebenarnya terjadi pada adikku?"

"Yakkk....yakkk....apa yang kau lakukan?" tanyaku saat melihat Yerim mengeluarkan berbagai macam bahan makanan untuk kemudian mulai memasaknya.

Aku mencegahnya karena takut jika Yerim terluka, dapur nanti juga akan sangat berantakan jika dia yang memasak. "Biar oppa saja ya yang memasak?!" pintaku pada Yerim namun ia malah memberiku tatapan garang.

Kemana Yerimku yang manis? Yerim sekarang terlihat seperti ahjuma pemarah.

"Kau---maksudku Seokjin oppa, duduk manislah di depan meja makan. Biar sarapan aku yang buatkan." ucapnya lalu merubah raut wajah garangnya menjadi senyuman manis.

Aku hanya bisa melihat dari meja makan, Yerim sekarang ternyata bisa memasak bahkan lebih ahli dari yang kukira.

Tak lama beberapa sarapan yang kelihatan cukup lezat itu tersaji di hadapanku sekarang, dia bahkan pintar menatanya di meja makan.

"Makanlah selagi hangat." ucap Yerim sembari tersenyum, dia melayaniku dengan baik bahkan menuangkan minuman untukku.

Tapi aku tak bisa makan dengan tenang melihat Yerim yang kini terasa jauh berbeda dari Yerim yang biasanya, dia benar-benar dewasa sekarang. "Oppa tak biasa sarapan, Yerim-ah. Apa kau lupa? Oppa biasanya kan membuatkan sarapan hanya untukmu saja."

"Mwo? J-jadi, kamu tidak pernah sarapan?" pertanyaan yang kini terdengar asing itu membuatku mengernyit heran. Yerim seperti orang linglung menurutku.

Aku menganggukkan kepala ragu, apa Yerim terbentur sesuatu jadi dia melupakan semua kebiasaan kakaknya? bahkan Yerim telah melupakan kebiasaannya sendiri?

Soul Exchange (Jungri Feat Jinrene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang