Kamera

114 52 63
                                    

Happy reading guys.

"Sesuatu yang menurut mu sempurna, pasti hal itu selalu diawali dengan yang buruk."

--🍃--


Sava POV.

"Ma, aku ke toko buku dulu,"

"Iya, tapi jangan kemalaman sayang,"

"Iya, Ma."

Gue menyambar kunci motor kesayangan dan langgsung pergi ke tempat tujuan.

Di Toko Buku

Akhirnya dengan selamat sentosa si Twity menghantarkan gue ke depan Toko Buku.

Ehh, kenapa jadi baca UUD ya, bomatlah yang penting sudah sampai. Dengan cepat gue melangkah memasuki Toko Buku.

Dinginnya AC menyapa lengan putih yang terekspos namun, hal itu tidak menyulutkan keinginan gue untuk menaikki tiap anak tangga.

Gue menuju ke rak novel genre teenfiction dan mulai membaca setiap sinopsis buku yang kena di hati sampai tertanam di dalam jantung. Dan pilihannya jatuh pada buku warna hitam putih bergambar kamera.

Wait, ada yang aneh.

Saat gue menoleh ke kiri ternyata, ada seorang perempuan yang juga ingin mengambil juga novel itu, tapi dia langsung pergi. Gue langsung  mengejar dia dan melihat mata yang kini menujukan Puppy eyes dan perempuan itu berkata: "Aku juga mau novel itu." Sambil ia menunjuk buku yang kini didepan dadaku.  Jujur, sebenarnya gue ingin menimpuk dia pakai golok eh, salah pakai palu.

Tapi berhubungan gue lagi butuh ketenangan maka, gue urungkan niat iblis dan memberikan kepada perempuan itu dan memberikan novel itu dengan ikhlas.

"Terus kamu gak jadi beli?"
Kan semuanya karena lo satan!

"Gak apa-apa kok, aku bisa cari yang lain," 

"Btw, nama kamu siapa?"
Basa-basi lama-lama nanti juga ditinggal.

"Aku Sava, kamu?"

"Nama aku  Flo, aku sekolah di SMA K Citra Bangsa, kamu dimana?"

"Aku baru saja pindah ke sini,"

"Oh gitu, thank's ya, aku duluan karena ada urusan bye. Thank's so much untuk bukunya!" katanya sambil berteriak di lorong rak buku yang perlahan ia menghilang.
Betulkan dugaanku.

"Bye too Flo,"

Ah, lebih baik gue pulang saja, tapi  masa gue gak beli apa-apa, beli film foto saja deh. Mudah-mudah besok gak seapes hari.

Author pov

Sava memparkirkan motornya dan masuk kedalam rumah. Dengan wajah yang sedikit lesu Sava menyapa Ibu dan Ayahnya yang tengah menonton film action.

"Shalom semuanya,"

"Iya, Shalom juga sayang, kamu sudah makan belum? Kalau belum makan Mama buatin nasi goreng," tawar Mama Sava

"Gak usah Ma, Sava langsung mau tidur, persiapan untuk besok."

Danella hanya beroria sama seperti burung beo lalu, beralih lagi berdebat dengan Sean, suaminya tuk menentukan iklan apa selanjutnya. Kegabutan orang tua Sava ada-ada saja dan semuanya tak lain dan tak bukan berasal dari sang Ibu, Danella Karisma Putri. Ingat! Bukan Adini Karisma Putri, sebab Nyonya Danella lebih tua Andin dan dengan kepedean yang selangit si Ibu mengatakan bahwa Andin mengikuti namanya.

"Ingat berdoa Sava!"nasihat Nella

"Pasti kok Ma,"sahut Sava

Sebelum beranjak tidur, Sava selalu stalking si idola yang sangat imposible dan menulis buku dikeramatnya. Setelah ritualnya selesai, ia pun berdoa dan tidur.

'Besok harus penuh harapan baru, Amin.' monolog Sava sebelum ke alam mimpi.

Makasih udah baca ceritanya.
Salam♡
@Estipong31♥

SAVA [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang