Anak baru

90 41 93
                                    

Happy reading guys.

"Perkenalan adalah awal dari semuanya."


--🍃--


Jam 05:00

Segelintir orang yang rajin untuk memulai hari dengan aktivitas, tetapi bukan untuk perempuan yang berumur 16 tahun. Ia hanya menunggu sang surya yang malu-malu menampakkan diri dengan diiring oleh kicau burung dan ayam yang mengajak semua makhluk hidup untuk bangun dari mimpi.

Ya, perempuan itu adalah Sava. Perempuan yang hobbynya menunggu sang surya terbit.

Dengan perlahan-lahan sang pembawa kebahagiaan akhirnya,  keluar juga. Sava dengan tenang menyimak bagaimana matahari menampilkan wujud aslinya.

Dan tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 06:30.

"Oh, holly shit! Gue hampir terlambat."

Bagaimana jika Sava terlambat, pasti reputasinya sebagai murid rusak. Dia tidak mau seperti itu.

'Gue harus cepat-cepat kalau tidak bisa bahaya,' monolog Sava.

Tanpa berpikir lama Sava langsung siap dan pergi ke sekolah dengan segala keributan dan kegesitan ia pun dapat ke sekolah dengan si Twity.

Di sekolah

"Wish, bening banget,"

"Anjay, cantik banget,"

"Gila menang banyak dia dari ketua cheers kita,"

"Iya dan ......"

Itu hal yang biasa di hadapi oleh perempuan yang tingginya 158 cm itu. Bagaimana tidak tubuh bak model internasional,mata coklat, hidung mancung dan rambut pirang.

Apa dia orang barat atau asli indonesia? Banyak yang bertanya, tapi di pendam.

"Aku harus cari ruang TU."

Dengan pandainya Sava dapat ke ruang TU dengan cepat sesampainya di ruang TU, semua guru menatap seakan melihat wajah baru yang penuh kesuraman. Bukan, harapan maksudnya.

"kamu murid baru ya?"

"Iya Pak, saya anak pindahan dari Bogor."

"Oh iya, anaknya Pak Sean Zakahrias?"

"Iya Pak,"

"Mari ikut saya,"

Kelas XII Ipa 2

"Ini kelas kamu silakan masuk."

Setelah berkata demikian, Pak TU yang kepalanya botak tengah berjalan meninggalkan Dia.

"Permisi Bu,"kata perempuan itu dengan sopan. Semua mata memandang kearah pintu dengan kagum sampai ada yang meneteskan air liur.

"Wow! Cantik banget!"

"Bening banget,"

"Sok, kecantikan lu."

Semua bisikan ia dengar, tapi diabaikannya begitu saja, begitulah resiko jadi orang cantik.

"Ayo masuk, kamu anak barukan?" Ia hanya menganguk kepalanya.

"Semuanya bisa diam?!"tegur guru yang sudah gak tahan dengan suara yang bak model burung beo yang ditoain.

"Bisa bu,"sahut para murid dengan lemas akibat tatapan yang di berikan si Ibu.

"Ayo, perkenalkan nama kamu,"

"Hai, nama aku Sava Lawana Zacharias bisa di panggil Sava, aku pindahan dari Bogor dan semoga kita bisa jadi teman"

"Ada pertanyan?" tanya ibu guru itu kepada anak muridnya.

Dan reaksi kelasnya...1,2,dan 3

"Minta nomor WA,"

"Minta id line dong,"

"Nama Ig dong,"

"Udah punya pacar?"

"Sebentar pulang bareng yuk,"

"Makanan kesukaaan apa?"

"Asli mana si lo?"

Semua pertanyaan yang paling tak berfaedah. Sava hanya menimpali dengan senyuman yang bisa membuat orang yang melihatnya diabetes.

"Sudah sekarang kamu duduk dengan Waisya."

Sava berjalan ke arah teman sebangkunya dengan di suguhi dengan senyuman yang ramah.

Setelah pelajaran berakhir,Waisya yang sekarang menjadi temanya mengajak ke kantin. Tapi Sava menolak ajak itu dengan alasan mau membaca novel barunya.

Tak terasa sudah menunjukan pukul 14:45.

Dengan otomatis bell sekolah pun berbunyi dan ia menjadi biang kerok untuk para siswa mengeluarkan seluruh suara yang merdu kayak sensor pohon.

Inilah yang tidak di sukai oleh Sava yaitu kebisingan.

Seperti sekolah lamanya ia harus menunggu semua murid pulang barulah ia pulang dengan alasan keributan yang melebihi Pasar Senen.

Setelah semua murid pulang, Sava dengan santai Ia berjalan ke parkiran dan mulai menyalakan motornya dan pulang ke rumah.

Tiba-tiba ...

Ada bunyi yang tak asing lagi di telinga Sava.

Ya, cacing-cacing yang ada didalam perutnya mulai melakukan demo.

Ah, lebih baik ke Kafe untuk melunasi utang perutnya ini.

Skip...

"Sumpah kenyang banget gue, gak sadar tadi gue udah makan 1 pizza jumbo dengan 2 es kepal milo, bisa mukbang juga gue."

Setelah membayar pesanannya Sava berjalan menuju parkiran dan melesat pergi ke rumah untuk tidur di kasur kesayangannya itu.

--🍃--

"Makasih atas partisipasinya dalam mengikuti ibadah pemuda pada malam hari ini." kata Ka Dani sambil memberikan senyuman yang ramah.

Masih ada menganggu pikiran Sava tentang pemuda senior didepannya. 

Ya, bagaimana tidak sebagai ketua pemuda Kak Dani harus mengumpulkan anggotanya yang punya berbagai sifat dan tingkah laku dan karakter iman yang berbeda pula dan saat Sava yang mendengar kata-kata mutiara dari Kak Dani pun ikut tersanjung akan kebijakan yang dimiliki oleh Kak Dani yang notabenenya orang yang sangat pake Z kocak dan periang.

Sepulangnya dari Gereja Sava memilih untuk pergi ke Pasar Malam. Bukan untuk jalan-jalan, tapi untuk membeli salah satu makanan kesukaaannya yaitu, soto. Demi soto Sava rela berjalan ditengah keributan.

Sesampainya di stand soto kesukaannya Sava ngiler saat melihat orang-orang yang sedang makan soto. Sang penjual menawarkan untuk makan ditempat namun, ditolak halus oleh Sava.

Setelah mendapat yang ia inginkan tanpa mau membuang waktu Sava langsung membayar pesanannya dan pulang ke rumah untuk menikmati makanan kesukaannya itu.

--🍃--

"Pake acara ngatuk segala," jengkel Sava .

Setelah menyimpan piring kotor di dapur. Sava menuju kembali ke kamarnya dan mulai mengikuti alurnya mimpi. Tetapi sebelum itu Ia menyempatkan diri untuk berbicar dengan Tuhan melaui doa.

'Semoga besok muncul pelangi lagi,' monolog Sava sebelum pergi ke alam mimpi.

Makasih udah baca ceritanya.
Jangan lupa vote+coment+share ke semua akun sosil media kamu dan teman kamu.
Maaf kalau ada typo.

Salam

Estipong31♥

 

SAVA [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang