Firasat?

17 8 1
                                    

Happy reading guys.

"The day is my bad day dan now i'm badmood"

--🍁--

Gio Pov.

Hari ini adalah yang sangat membosankan. Bagaimana tidak Flo selalu ngutit gue sehingga banyak yang menduga kita berpacaran tetapi dia saja yang mengkhayal.

Poor for Flo.

Gue mau mencari tahu siapa yang aku tabrak beberapa minggu yang lalu tapi perempuan ini sangat membuatku naik darah. Sabar Gio dia perempuan kalau cowok bacok aja.

"Eh, cabe lu gak ada kerja apa? Ngutit Io trus kerjaan lu, heran gua lu itu cantik pasti banyak yang ngantri tapi lu hanya mau Io, gak sadar apa Io selalu risih dengan lu, kalau gak sadar gue beliin cermin deh" kata Tian, si cabeman bin pecicilan.

"Eh, Gio aja gak masalah ke-"

"Gak masalah? Lo bisa gak jauhin gue? Gue udah muak sama lo"

"Gio, kamu kok gituin aku sih" rajuk Flo.

"Eh, udah gue bilang masih aja ngeyel, rasain lo" ejek Tian.

Setelah itu gue dengan sohib-sohib gue minggat dari kantin. Dan berpencar saat di lapangan. Yah, mungkin ada yang mau ke doi.

--🍃--

Di kedamain...

Disinilah gue berada di tempat yang paling damai di seantero sekolah dan menjadi moodboster gur. Rooftop. Gak ada yang datang kesini karena gue naruh "sedang di perbaiki" di depan pintu.
Yah, itu satu cara agar gak ada yang bisa usik gue termasuk si cabe. Dan termasuk sohib-sohib gue.

Drett...drett....

Siapa lagi yang nganggu. Tian. Kalau ni anak ngomongnya gaje maka gue bakal gerpekin kepalanya.

"Halo"

"Lo dimana, kita semua lagi sembunyi di markas" kata Tian dengan ngos-ngosan.

"Kenapa" tumben ni anak to the point. Dan kenapa nafasnya kayak lagi di kejar anjing.

"Si kutil badak, udah beberin soal tawuran kemarin di kepsek" itu kutil badak lagi. Tuh anak punya nyawa berapa sih. Udah dua kali masuk ke UGD masih aja cari gara-gara. Ck, heran gue sama tuh anak. Atau dia titisan kucing yang punya sembilan nyawa?.

"Halo Io, lu gak kesurupankan?"

"Oke ya-" buset ni anak. Orang belum selesai ngomong udah nyerocos.

"Oke-oke apa lu dari tadi diam aja, ngelamun lu atau benaran kesurupan?" ngegas banget dah.

"Yang ikut tawuran ke lapangan dan gue tunggu di koridor yang biasa" titah gue. ,

Tanpa mendengar bacotan Tian, gue mati telpon secara sepihak. Gue jalan menuju pembatas rooftop. Dari sini gue bisa lihat keadaan lapangan yang mulai penuh dengan backingnya kutil badak. Tapi, saat gue buat arah pandang gue...

"Kayak, gue kenal ni orang? Tapi lihat dimana yah? Postur tubuhnya hampir sama"

Mungkin itu dia, tapi gue rasa bukan karena rambutnya agak panjang dan dia punya bekas luka tapi gak ada yah. Tapi firasat gue selalu benar. Apa dia yang kecelakaan malam itu atau bukan dia?. Ah, bodo amat dah.

Saat gue ke arah lapangan lagi, si Gama sama anak yang ikut tawuran udah di kelas yang dekat koridor yang biasa dijadiin tempat ngkorong. Dan giliran leader yang pergi.

"Panggilan buat Giovano Alexandro dan teman-teman yang kemarin ikut tawuran segera menuju ke lapangan upacara, sekali lagi pangilan buat Giovano Alexandro dan teman-temannya yang kemarin ikut tawuran segera menuju ke lapangan upacara" suara si kutil badak, gue yakin sebentar seantero sekolah pada gibah anak-anak yang ikut tawuran. Dan firasat gue sekarang sangat buruk. Dan firasat gue gak pernah salah sedikit pun. Dan hari ini bakalan jadi hari yang sangat menyebalkan. Dan badmood gue semakin meningkat.

Hay readers🙋.
Puas gak sama chapter yang ini? Atau malah memuakka?
Kalau gak, sorry tapi kalau puas, makasih banyak karena itu menjadi motivasi untuk nulis.

See at new chapter👌.

Salam Ep_31❤.

SAVA [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang