Breakdown
- Guns N' Roses -
||Ruby ambil napas terlebih dulu sebelum dia berucap, "Aku akan menikah."
"...."
"Minggu depan."
"...."
"Vin?" Ruby tatap takut Vince yang tak juga menyahut.
"Maksudmu... kau ingin kita menikah minggu depan?" Kemudian Vince bangun dan mukanya berseri. "Ahahah! Astaga! Ahaha! Baiklah, sayank! Kita menikah minggu depan, tentu saja! Kenapa tidak?! Hahaha! Memang itu rencanaku setelah pulang dari London!"
"Vin... bukan denganmu..."
Kalimat lirih Ruby sontak menghentikan kegembiraan Vin. "Hah? Maksudmu?"
"Aku... aku akan menikah dengan orang la--"
"JANGAN BERCANDA!" bentak Vince sebelum Ruby menuntaskan ucapan. Wanita itu sampai gemetar ketakutan. Baru kali ini dia melihat Vince semarah itu membentaknya.
"Ma-maaf, Vin. Maaf... hiks!" Tanpa bisa dibendung, Ruby menangis saking takutnya. Vince tak pernah marah sebelum ini. Vince selalu penuh kasih padanya.
Karena sadar bentakannya sudah membuat Ruby takut, Vince kembali berlutut di depan wanita itu dan genggam lembut tangan Ruby. "Maaf, maafkan aku. Aku terlalu emosional." Ia menarik pelan Ruby ke dekapan.
Ruby menyambut dekapan, lingkarkan dua tangan ke bawah ketiak Vince, dan bermuara pada bahu sang pria. Ia menangis tersedu-sedu.
"Apa ini karena aku ke London terlalu lama?"
Ruby menggeleng tanpa mengalihkan kepala yang disandarkan di leher Vince.
"Apa kau bosan denganku?"
Ruby masih menggeleng.
Vince renggangkan pelukan agar bisa menatap wajah basah Ruby. Dua ibu jari sibuk menghapus air mata yang terus muncul dari mata lentik Ruby. "Kau dipaksa menikah?"
Ruby enggan menjawab dan kembali tenggelamkan wajah di leher Vince.
Pria itu tak tau harus bagaimana. "Temani aku di sini selama seminggu."
Ruby lepaskan pelukan secara tiba-tiba. Ia menggeleng kuat. "Tidak, jangan begitu, Vin. Aku ingin kita putus baik-baik!"
"Putus baik-baik?" ulang Vince.
Sang biduan tersadar akan kalimatnya tadi. Ia menutup sejenak mulutnya lalu bersuara, "Oh maaf, aku lupa... bahwa kita pun belum pernah berikrar sebagai pacar. Maaf, aku lupa itu, Vin."
Vince bangkit dan menendang meja di dekatnya. Ruby terperanjat, kembali menangis. "Apakah selama ini kau menganggap kita bukan sedang berpacaran, hah?!"
Ruby menggeleng sembari menunduk tersedu-sedu. Ia benar-benar takut akan Vince yang ini.
"Kau pikir selama ini hanya sekedar seks saja kah?!" Vince masih berteriak kalap. Siapapun pasti akan murka jika di posisinya. Saat berbunga-bunga ingin melamar pujaan hati, ternyata pujaan hati akan menikah dengan orang lain.
"Vin, kau tak pernah memintaku jadi pacar..." kilah Ruby kian membuat Vince emosi.
"Apakah kau suka percintaan ala remaja bau ingus?! Kau suka yang kekanakan begitu?! Hah?!"
"Vin... kumohon... jangan begini... hiks! Jangan marah-marah begini... hiks!" Wajah Ruby sudah berlumur air mata. Ia menatap mengiba ke lajang tampan di hadapannya.
"Siapapun akan marah jika orang yang dicintai malah akan menikah dengan orang lain!" Vince susah mengontrol emosinya.
Ia pun menarik Ruby dan hempaskan wanita 35 tahun itu ke ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady in Red (21+)
Romantik"Cinta itu buta dan tuli. Jika dia tidak buta dan tuli maka itu bukan cinta, melainkan logika." "Apakah kau pernah merasakan cinta hingga dirimu terasa penuh akan dia?" "There is fair in love and war. Ya, ini adalah cinta dan juga sebuah peperang...